Wednesday, August 27, 2008
Agenda Ramadhan
3 Ramadan 1260 H/1844 M
wafatnya Syekh Khas Muhammad Syirwani QS
4 Ramadan 1393 H/1973 M
wafatnya Syekh ‘Abd Allah Fa’iz ad-Daghestani QS
8 Ramadan 83 H
Lahirnya Imam Ja’far ash-Shadiq AS
17 Ramadan
Nuzulul Quran
Diposting oleh Haqqani Media di 20:05 0 komentar
Label: Agenda, Ramadan
Mengenai Ramadan
Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS
A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Nabi SAW memberi kabar gembira mengenai bulan suci ini. Sepertiga pertama dari bulan suci Ramadan adalah sepuluh hari yang penuh rahmat bagi seluruh manusia, sepuluh hari keduanya adalah hari-hari yang penuh pengampunan dari Allah SWT, dan sepertiga bagian terakhir adalah pembebasan dari Neraka bagi orang-orang yang beriman, Allah SWT membebaskan mereka dari Neraka. Oleh sebab itu, orang-orang beriman yang berusaha menjaga perintah Tuhan mereka di siang hari selama bulan Ramadan yang penuh berkah dengan puasa dan malam hari dengan salat tarawih1 dan tahajjud akan diganjar oleh Tuhan kita dengan memberi mereka pembebasan dan keamanan (bara`ah) dari Neraka, dan mereka telah diberi kabar gembira tentang Surga.2
Struktur spiritual manusia secara keseluruhan dibangun atas kebersihan, dan mustahil bagi seseorang untuk meningkatkan maqam spiritualnya tanpa terlebih dahulu mencapai kebersihan yang lengkap, baik fisik maupun spiritual. Puasa adalah awal bagi kebersihan spiritual. Langkah pertama adalah level orang awam untuk puasa; yaitu berusaha untuk membebaskan diri kalian dari perintah dan kendali ego kalian. Bila kalian masih berada di bawah perintah dan kendali ego kalian, kalian tetap tidak bersih.
Oleh sebab itu level pertama puasa adalah memaksa ego agar kita bisa mengambil alih kontrol dari tangannya dan menjadikan kendali itu berada di tangan kita—oleh sebab itu kita menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksual di siang hari.
Langkah pertama adalah menghindari apa yang dihalalkan setiap hari kecuali di bulan Ramadan. Makan, minum dan melakukan hubungan seksual adalah halal, tetapi di bulan Ramadan, hal-hal yang dibolehkan menjadi haram di siang hari. Itu adalah dasar dari proses pembersihan, tetapi tujuan yang lebih tinggi adalah mencapai pembersihan yang lebih dalam.
Untuk mencapai pembersihan yang lebih dalam, langkah selanjutnya adalah berusaha untuk bersih dari dosa-dosa: kalian harus menjaga pandangan kalian, lidah kalian, telinga kalian, tangan kalian, kaki kalian dan seluruh bagian tubuh kalian dari perbuatan-perbuatan yang salah. Kalian harus mengatakan pada diri sendiri, “Wahai lidahku! Walaupun engkau telah menjaga dirimu dari merasakan (nikmatnya) makanan dan minuman, tetap saja engkau harus berhati-hati. Jangan mengatakan apapun yang terlarang.”
Langkah kedua—membersihkan diri kita dari seluruh perbuatan terlarang dan dosa-dosa, membuat diri kita lebih ringan; kita dapat bergerak menuju maqam spiritual yang lebih tinggi. Tetapi itu belum cukup.
Langkah ketiga ditujukan untuk hati. Kalian harus hadir untuk hati kalian. Allah SWT mengatakan kepada kita, “Hati kalian adalah milik-Ku.” Di antara keturunan Adam AS, setiap bagian tubuhnya adalah miliknya, kecuali satu. “Hati kalian adalah milik-Ku, bukan milik yang lain,” Allah SWT mengatakan, “Oleh sebab itu Aku menginginkan agar ia tetap bersih, sebersih-bersihnya.”3
Bagaimana agar ia menjadi bersih? Segala sesuatu selain Allah SWT dan segala sesuatu yang tidak diridai-Nya harus dikeluarkan dari dalam hati kalian. Setiap saat kalian bersama diri kalian, kalian dapat melihat pada hati kalian untuk mengetahui apakah kalian bersama Tuhan kalian atau dengan seseorang atau sesuatu yang lain. Setiap kali kalian mengamati hati kalian dan menemukan bahwa diri kalian bersama Tuhan kalian, Allah SWT, kalian harus menganggap bahwa kalian beruntung. Pada saat itu cahaya Ilahi akan memasuki hati kalian, dan kalian dapat meraih kenikmatan Iman yang sejati. Nabi SAW bersabda, “Pandangan sekilas disertai hasrat seksual adalah salah satu panah beracun dari setan. Orang yang karena rasa penyesalannya bisa menghindari hal itu akan menerima Iman dari Allah SWT, dan merasakan suatu kepuasan dalam hatinya.”
Dengan demikian, setiap orang beriman perlu mengontrol setiap perbuatannya. Tanpa menjaga perbuatan kita, pasti kita akan merugi. Dan setiap perbuatan dimulai dengan pikiran. Setan sangat mengenal sifat alamiah manusia. Di dalam setiap macam pikiran, ia telah meletakkan tipu dayanya. Siapapun yang mampu mengontrol pikirannya, ia akan selamat dari godaan setan; tetapi siapapun yang tidak mampu mengontrolnya akan mempunyai pikiran yang penuh dengan ide-ide setani dan kebohongan. Siapapun yang berada di bawah kontrol setan tidak dapat menjadi hamba yang patuh kepada Tuhannya. Sebagai Muslim dan Mukmin, hal ini harus menjadi perhatian yang utama—yaitu mengendalikan diri kita. Jika kalian merasakan ada kendali setan yang mempengaruhi diri kalian, baik melalui perbuatan maupun pikiran, kalian harus berjuang untuk membersihkannya.
Peningkatan ibadah—suatu jalan mendekatkan diri kepada Allah SWT menjelang berakhirnya Ramadan, membuat kita dapat menemukan diri kita “menangis untuk Ramadan.” Bulan ini memberikan begitu banyak kenikmatan kepada kita, melalui peningkatan kepatuhan dan ibadah kepada Allah SWT. Keduanya adalah sumber bagi seluruh kebahagiaan sejati—kepatuhan dan ibadah. Untuk itulah Nabi SAW bersabda, “Yang menjadi apel bagi mataku adalah salat.”
Allah SWT telah mengirimkan pesan-pesan-Nya kepada kita melaui nabi-nabi-Nya. Rangkuman dari pesan-pesan itu adalah bahwa manusia harus mengendalikan diri mereka. Oleh sebab itu Allah SWT memerintahkan salat lima waktu sehari ditambah ibadah sunnah. Ada lima waktu salat yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya, tetapi Nabi SAW juga mengerjakan salat sunnah siang dan malam, sehingga waktu-waktu salat itu membuat kita mampu mengendalikan anggota tubuh dan hati kita. Allah SWT berfirman dalam hadis qudsi, “Wahai hamba-Ku! Jika kalian membuat satu langkah kepada-Ku, Aku akan membuat sepuluh langkah kepadamu.” Oleh sebab itu kita harus aktif untuk-Nya. Buatlah langkah-langkah kalian lebih kokoh di jalur yang benar dan agar kalian lebih kuat hari demi hari.
Musim ibadah yang suci ini yang akan membuat kalian bergerak menuju Allah SWT. “Ketika Ramadan datang… suatu panggilan menyeru setiap malam, ‘Wahai para pencari kebaikan, mendekatlah! Wahai pencari kejahatan, berhentilah!’” [an-Nasa'i]. Oleh sebab itu, bulan ini menghadirkan kesempatan yang istimewa: satu untuk meningkatkan ibadah dan meningkatkan pengabdian. Di dalamnya terdapat tarawih dan salat malam yang memungkinkan seseorang lebih dekat kepada Allah SWT. Kita memiliki kesempatan selama bulan suci Ramadan yang lebih besar dibandingkan di waktu-waktu yang lainnya. Orang yang dapat mengontrol dirinya selama Ramadan akan mampu, dengan dukungan Allah SWT, mengendalikan dirinya di sebelas bulan yang lain. Segala sesuatu dimulai dari yang kecil, kemudian berkembang, begitu pula dengan hal-hal baik dan hal-hal buruk, perilaku yang baik dan yang buruk, bagi setiap diri kita tentu ada awalnya. Dan awal itu sulit, tetapi kalian harus bersabar dan melanjutkannya, jika kalian meyakini bahwa hal itu benar, kalian harus melanjutkannya, walaupun itu akan sangat sulit.
Kesulitan-kesulitan akan dapat diatasi dengan Iman yang kuat dan Iman yang kuat ada pada orang-orang yang mampu mengendalikan diri mereka. Oleh sebab itu buatlah niat yang kuat dan berkelanjutan untuk meningkatkan ibadah, bukan hanya di bulan suci ini, Ramadan, tetapi untuk seterusnya.
Catatan:
1. Yahya melaporkan kepada saya dari Malik bahwa Yazid ibn Ruman berkata, “Orang-orang biasanya melakukan salat malam di bulan Ramadan selama dua puluh tiga rakaat di masa Umar ibn al-Khattab RA.” [Al-Muwatta, 6.2.5]
2. “Ini adalah sebuah bulan, yang di bagian pertamanya membawa Rahmat Allah SWT, di pertengahannya membawa pengampunan Allah SWT dan bagian terakhir membawa pembebasan dari api neraka.” [Bukhari].
3. Ini adalah salah satu tafsir dari hadis qudsi yang dinarasikan oleh Abu Hurayra RA, bahwa Nabi SAW bersabda, “Allah SWT berfirman, ‘Puasa adalah untuk-Ku dan Aku akan memberikan pahala untuk itu, karena ia (yang melaksanakan puasa) meninggalkan hasrat seksualnya, makan dan minum demi Aku. Puasa adalah sebuah hijab (dari neraka) dan ada dua kebahagiaan bagi orang yang berpuasa, pertama pada saat ia berbuka puasa, dan yang kedua pada saat ia akan bertemu dengan Tuhannya. Dan aroma mulut dari orang yang berpuasa adalah lebih baik di Sisi Allah SWT daripada wangi kasturi.” [Bukhari]
Diposting oleh Haqqani Media di 20:02 0 komentar
Label: Ramadan, Shuhba, Syekh Nazim QS
Makna Ramadan
Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani QS
A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Ramadan terdiri atas lima huruf:
* Ra adalah ridwan, rida Allah,
* Mim adalah maghfirah, ampunan untuk para pendosa
* Dhad adalah dhamman Allah liltha’iin, jaminan Allah bagi orang-orang yang taat pada-Nya.
* Alif adalah ulfatullaahi liltha’iin, cinta bagi mereka yang bergantung kepada Allah.
* Nun adalah Nawalullaahi lil shadiqiin, mereka yang dapat dipercaya akan mendapat nikmat Allah.
Dikatakan bahwa Jibril AS adalah penjamin bagi makhluk surgawi, dan Muhammad SAW adalah penjamin bagi makhluk duniawi dan Ramadan adalah jaminan bagi umat, dan ia disebut Ramadan sebab ia membakar dosa-dosa. Dan di bulan Ramadan seluruh pintu Surga akan dibuka dan semua pintu Neraka akan ditutup.
Diposting oleh Haqqani Media di 19:47 0 komentar
Label: Ramadan, Shuhba, Syekh Hisyam QS
Doa Menyambut Datangnya Bulan Ramadan
a`uudzu billaahi minasy-syaythaanir-rajiim
Aku berlindung kepada Allah SWT dari godaan setan yang terkutuk
bismillaahir rahmaanir rahiim
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahra Ramadhan
Salam dan selamat datang wahai bulan Ramadan
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-qur'aan
Salam dan selamat datang wahai bulan Quran
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahran-nur
Salam dan selamat datang wahai bulan (yang penuh) cahaya
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-ijtimaa`
Salam dan selamat datang wahai bulan pertemuan
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-fuqaraa'
Salam dan selamat datang wahai bulannya kaum miskin
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahrat-tawbati wal-rujuu`
Salam dan selamat datang wahai bulan tobat dan kembali
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahrad-du`aa'i wal-wuquuf
Salam dan selamat datang wahai bulan doa dan wuquf (permohonan)
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-fuqaraa'i wadh-dhu`afaa'
Salam dan selamat datang wahai bulannya kaum miskin dan lemah
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-ihsan
Salam dan selamat datang wahai bulan Ihsan
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-`ushat
Salam dan selamat datang wahai bulannya para pendosa
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-fawzi wal-falaah
Salam dan selamat datang wahai bulan kemenangan dan keberhasilan
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-munaajaati wat-tasbih
Salam dan selamat datang wahai bulan munajat dan pensucian
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-da`wati wal-irsyaad
Salam dan selamat datang wahai bulan dakwah (seruan) dan bimbingan
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-taraawiihi wal-qiyaam
Salam dan selamat datang wahai bulan tarawih dan qiyam (berdiri)
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-mashaabiiha wal-qanaadiil
Salam dan selamat datang wahai bulan lentera-lentera dan segala cahaya
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-khazaa'ini wal-kunuuz
Salam dan selamat datang wahai bulan kantong dan harta karun
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-malaa'ikati was-salaam
Salam dan selamat datang wahai bulan malaikat-malaikat dan keselamatan
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-ifthaari wal-suhuur
Salam dan selamat datang wahai bulan buka (puasa) dan sahur
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-mutsiirati wal-ashabb
Salam dan selamat datang wahai bulan persemaian dan tuli dari segala dosa
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahradh-dhu`afaa'
Salam dan selamat datang wahai bulan kaum yang lemah
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-ajri wal-jazaa'
Salam dan selamat datang wahai bulan pembayaran kembali dan pemberian pahala
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahrash-shabri wash-shiyam
Salam dan selamat datang wahai bulan sabar dan puasa
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahras-sa`aadah
Salam dan selamat datang wahai bulan penuh kegembiraan
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-miftaah
Salam dan selamat datang wahai bulan kunci
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-washli wal-wishal
Salam dan selamat datang wahai bulan penyatuan dan pertemuan kembali
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-wadaadi wal-muhabbah
Salam dan selamat datang wahai bulan persahabatan dan cinta
marhaban ahlan wa sahlan yaa Sayyidasy-Syuhuur
Salam dan selamat datang wahai penghulu dari semua bulan
lam na`rif qadraka wa lam nahfazh hurmataka yaa syahral-ghufraan
Kami belum memperlakukanmu sesuai dengan kebesaran nilaimu
Tidak pula mensucikanmu, wahai bulan pengampunan
fa ardha `annaa wa laa tasykuu minnaa ilar-Rahmaan
Namun demikian, ridalah terhadap kami, jangan salahkan kami di hadapan Yang Maha Pengasih
wa kun syaahidan lanaa bi fadhli wa al-ihsaan
Dan bersaksilah untuk kami dengan kebaikan dan ihsan!
© Islamic Supreme Council of America,
http://www.islamicsupremecouncil.org
Diposting oleh Haqqani Media di 19:42 0 komentar
Label: Adab, Ramadan
Salat Tarawih
2 atau 4 rakaat Sunnah
4 rakaat Fardhu Isya
2 rakaat Sunnah
Niat
Niat untuk melakukan puasa keesokan harinya, disusul dengan niat untuk melaksanakan Salat Tarawih (20 rakaat).
Setiap selesai empat rakaat duduk, membaca Surat Al-Ikhlash 3 kali diikuti dengan doa:
Liqaa-ullaah yurjaa fiīsh-shiyaam wa nuuru qalbi fil-qīyaam, ta`aalalAllaahu dzul-`arsyil-majīd ash-Shalaatu jaami`ah Shalaatut-taraawiihi atsaabakumullaah. An-nabī yasyfa`u liman yushalli `alayh. Allaahumma shalli `alaa Sayyidinaa Muhammadin wa `alaa aali Sayyidinaa Muhammadin. Allaahumma innaa nas-alukal-jannata wa na`udzu bika minan-naar.
Salat Tarawih (20 rakaat, 2-2)
Salat Witir (3 rakaat)
Lalu dibaca: `alaa Rasuulinash-Shalawaat
Dilanjutkan dengan bacaan awrad Salat Isya seperti biasanya, termasuk ayat Aamanar Rasuul
Sumber:
The Naqshbandi Sufi Tradition: Guidebook of Daily Practices and Devotions
by Shaykh Muhammad Hisham Kabbani
© 2004, Islamic Supreme Council of America
Diposting oleh Haqqani Media di 19:39 0 komentar
Label: Ramadan, Salat Tarawih
Ayat-Ayat yang dibaca Setelah Surat al-Fatiha pada Salat Tarawih
1. Yaa ayyuhal ladziina aamanuut taquullaaha wabtaghuu ilayhil wasiilata wa jaahiduu fii sabiilihi la’allakum tuflihuun [5:35]
2. Yaa ayyuhal ladziina aamanuush biruu wa shabiruu wa raabituu wat-taquullaha la ‘allakum tuflihuun [3:200]
3. Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaytanaa wahablanaa min ladunka rahmatan innaka antal wahhaab [3:8]
4. Rabbanaa innaka jaami’un naasi liyawmin laa rayba fiihi innallaaha laa yukhliful mii’aad [3:9]
5. Laqad jaa-akum rasuulum min anfusikum ‘aziizun ‘alayhi maa ‘anittum hariishun ‘alaykum bil mu’miniina ra-ufur rahiim [9:128]
6. Fain tawallaw faqul hasbiyallaahu laa ilaaha illaa huwa ‘alayhi tawakkaltu wahuwa rabbul ‘arsyil ‘azhiim [9:129]
7. Aqimish shalaata liduluukisy syamsi ilaa ghasaqil layli wa qur-aanal fajri inna qur-aanal fajri kaana masyhuudaa [17:78]
8. Wa minal layli fatahajjad bihi naafilatal laka ‘asaa ay-yab’atsaka rabbuka maqaamam mahmuudaa [17:79]
9. Wa qur-rabbi ad-khilnii mud-khala sidqiw wa akhrijnii mukhraja sidqiw waj’al li mil-ladunka sulthaanan nashiiraa [17:80]
10. Wa qul jaaa al haqqu wazahaqal baathilu innal baathila kaana zahuuqaa [17:81]
11. Wa nunazziluu minal qur-aani maa huwa syifaaa-uw-warahmatul lilmu’miniina wa laa yaziiduzh zhaalimiina illaa khasaaraa [17:82]
12. Wa idzaa an’amnaa ‘alaal insaani a’radha wa na-aa-bijaa nibihi wa idzaa massahusy syarru kaana ya-uu-saa [17:83]
13. Qul kulluy-ya’malu ‘alaa syaakilatihi farabbukum a’lamu biman huwa ahdaa sabiilaa [17:84]
14. Innamaaa amruhuu idzaa araada syay-an ay-yaquula lahuu kun fayakuun [83:82]
15. Fa subhaanalladzi biyadihi malakuutu kulli syay-iw-wa ilayhi turja’uun [83:83]
16. Kullu man ‘alayha faan. Wayab-qaa wajhu rabbika dzuul jalaali wal ikraam. Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan [55:26-28]
17. Yas-aluhuu man fis-samaawaati wal ardhi kulla yaw-min huwa fii sya’nin. Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan. Sanaf-rughu lakum ayyuhaats tsaqalan. Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan [55:29-32]
18. Yaa ma’syaral jinni wal insi inis tatha’tum an-tanfudzuu min aqthaaris samaawaati wal ardhi fanfudzuu laa tanfudzuuna illa bisulthaanin. Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan [55:33-34]
19. Fata’aalallaahul malikul haqqu laa ilaaha illaa huwa rabbul ‘arsyil kariim [23:116]
20. Wa may yad’u ma’allaahi ilaahan aakhara laa burhaana lahu bihi fa-innamaa hisaabuhuu ‘inda rabbihi innahuu laa yuflihul kaafiruuna wa qur-rabbigh fir warham wa anta khayrur raahimiin [23:117-118]
Diposting oleh Haqqani Media di 19:36 0 komentar
Label: Ramadan, Salat Tarawih
Adab Laylat al-Qadr
Niat:
Nawaytu ‘l-arba’in, nawaytu ‘l-`itikaf, nawaytu ‘l-khalwah, nawaytu ‘l-`uzlah, nawaytu ‘r-riyadhah, nawaytu ‘s-suluk, lillahi ta’ala fii haadzal-masjid (atau fii haadzal-jaami`)
Aku berniat 40 (hari mengasingkan diri), aku berniat untuk beritikaf, aku berniat khalwat, aku berniat mendisiplinkan (ego), aku berniat mengadakan perjalanan di jalan Allah SWT, demi Allah SWT di masjid ini.
* 2 atau 4 rakaat Sunnah
* 4 rakaat Fardhu Isya
* 2 rakaat Sunnah
* Adab ath-Thariqah
*
Niat
* Niat untuk melakukan puasa keesokan harinya, disusul dengan niat untuk melaksanakan Salat Tarawih (20 rakaat).
* Salat Tarawih (20 rakaat, 2-2)
* Salat Tasbih
* Salat Syukur
* Salat Witir
* Khatm Khwajagan
* Menghabiskan malam dengan membaca Alquran dan mengamalkan awrad
* Selama dalam keadaan terjaga, dianjurkan untuk melakukan salat antara 20 sampai 100 rakaat dengan membaca Al-Fatihah dan ayat pertama dari Surat kedua (Al-Baqarah) dan seterusnya.
* Keesokan harinya dianjurkan untuk bersedekah sebagai tanda bersyukur kepada Allah SWT dan untuk memperbaiki puasa yang telah dilakukan. Bagikan sedekah itu kepada umat Rasulullah SAW, pengikut tarekat, fakir miskin dan orang-orang yang memerlukannya.
Sumber:
The Naqshbandi Sufi Tradition: Guidebook of Daily Practices and Devotions
by Shaykh Muhammad Hisham Kabbani
© 2004, Islamic Supreme Council of America
Diposting oleh Haqqani Media di 19:32 0 komentar
Label: Adab, Ramadan
Adab Itikaf
Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani QS
13 Oktober 2006/21 Ramadan 1427
A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Pengantar
Pada hari sebelum 10 terakhir di bulan Ramadan, pada waktu Asar, berniatlah untuk melakukan itikaf atas nama diri sendiri, para leluhur, dan anak-anak kita. Mintalah dukungan kepada Rasulullah SAW, Grandsyekh `Abdullah Daghestani QS, Mawlana Syekh Nazim al-Haqqani QS, dari Mawlana Syekh Hisyam QS dan para awliya. Berikan pahalanya (ihda) kepada Nabi SAW, ahlul bayt, para awliya, Grandsyekh, Mawlana Syekh Nazim QS, Mawlana Syekh Hisyam QS dan kemudian orang-orang yang kalian inginkan.
Itikaf di masa Nabi SAW adalah 10 hari terakhir, yang paling penting adalah memisahkan diri dari suami atau istri kalian. Itu adalah hal utama dalam itikaf, yakni bahwa kalian tidak mempunyai hubungan (suami-istri) pada saat kalian berada dalam itikaf. Dan itulah sebabnya mereka biasanya pergi ke masjid karena tidak ada tempat lain untuk melakukannya di hadapan Nabi SAW. Sekarang ini, orang-orang bisa juga melakukan itikaf di rumah. Kalian dapat melakukannya di ruangan yang terpisah dari suami atau istri kalian. Itulah itikaf. Kalian memutuskan untuk memasuki suatu latihan yang berat di mana kalian ingin selalu berada di Hadirat Ilahi, bukannya di dunia.
Itikaf adalah sebuah langkah sebelum khalwat, jadi ia melatih kita untuk mempu berada dalam khalwat selama 40 hari, kalian ingin berada di Hadirat Ilahi, itulah sasaran kalian. Berada bersama Allah SWT dan Nabi-Nya SAW.
Syekh kalian akan memberikan beberapa awrad untuk dilakukan agar kalian dapat mencapai semacam pembersihan atau pengkilapan diri kalian yang membuat kalian mampu di masa depan, jika kalian terus melakukan itikaf, itu akan membuat kalian mampu meraih suatu pemahaman yang benar tentang khalwat. Itikaf sangat penting karena ia akan membawa kalian dalam perjalanan tersebut.
`Akafa dalam bahasa Arab berarti `akafa `ala shay adalah berpaling menuju ke arah itu atau ke sana, menuju sesuatu dan menjaganya tanpa perubahan, terus-menerus secara konstan (istiqamah) melakukannya. Kalian mengatakan `aakiftu ākul ath-thamr, aku memutuskan untuk selalu memakan kurma. `Akafa adalah melakukan sesuatu terus-menerus, secara konstan dan non stop.
Jadi itikaf selama 10 hari adalah memutuskan untuk berpaling menuju Allah SWT selama 10 hari ini dan menjauh dari segala hal yang mengganggu atau memutuskan segala hubungan dengan yang lain, selain dengan Hadirat Ilahi ini.
Jadi para sahabat biasanya tinggal di dalam masjid, tetapi bila ada sesuatu yang penting yang mengharuskan mereka pulang ke rumah, mereka melakukannya, karena itu bukanlah khalwat sepenuhnya. Jika mereka ingin mandi, mereka pergi lalu kembali lagi. Yang paling penting adalah tidak berhubungan dengan istri atau istri dengan suami, hubungan antar suami istri.
Dalam itikaf, mereka boleh makan apa saja, tidak ada batasan. Dalam khalwat kalian hanya boleh memakan sejenis makanan, yaitu lentil. Orang-orang dalam itikaf akan menyibukkan diri selama 10 hari terakhir dengan berbagai ibadah siang dan malam. Mereka harus memahami betul bagaimana melindungi diri mereka dari semua bisikan setan yang negatif di telinga mereka.
Pertama sedapat mungkin, mereka tidak berbicara dengan orang lain. Kalaupun mereka dapat bicara, sesuatu tentang Islam dibolehkan. Dalam itikaf, kalian boleh mendengarkan ceramah, mengajukan pertanyaan, mendengarkan hadis, tetapi itu harus didedikasikan untuk tujuan non duniawi, tidak perlu bicara tentang pergi ke supermarket, atau, “Mainan apa yang akan kubelikan untuk anakku?” Yang menjadi fokus adalah Allah SWT dan Nabi-Nya SAW.
Kalian memulainya sebelum Magrib, bagi wali Allah 24 jam dimulai pada saat Magrib.
Jadi, jika kalian memutuskan untuk pergi, kalian pergi 2 jam sebelum Magrib, ambil wudu dengan niat melakukan itikaf, lalu kalian masuk dan duduk di sana, dan mulai melakukan awrad yang diberikan kepada kalian, awrad normal yang diberikan kepada setiap orang adalah membaca satu hingga 3 juz Alquran sehari, jika mereka bisa membaca Alquran. Jika mereka tidak bisa membaca Alquran, mereka dapat membaca artinya. Lalu bacalah Dalail al-Khayrat setiap hari satu juz. Jika mereka tidak bisa membacanya, mereka dapat membaca selawat Nabi SAW 100 kali sebagai pengganti Dalail al-Khayrat. Dan jika mereka tidak bisa membaca Alquran, mereka dapat membaca qul huwa Allahu ahad 100 kali dan 3 juz sama dengan 300 kali qul huw Allahu ahad.
Instruksi
Mulai pada hari pertama, ambillah wudu di zawiyah, lakukan adab tarekat, dilanjutkan dengan Salat Magrib berjamaah, setelah itu lanjutkan membaca adab hingga Isya.
Niat:
Nawaytu ‘l-arba’in, nawaytu ‘l-`itikaf, nawaytu ‘l-khalwah, nawaytu ‘l-`uzlah, nawaytu ‘r-riyadhah, nawaytu ‘s-suluk, lillahi ta’ala fii haadzal-masjid (atau fii haadzal-jaami`)
Aku berniat 40 (hari mengasingkan diri), aku berniat untuk beritikaf, aku berniat khalwat, aku berniat mendisiplinkan (ego), aku berniat mengadakan perjalanan di jalan Allah SWT, demi Allah SWT di masjid ini.
Zikir Harian:
* Allah, Allah, 5.000 kali dalam hati, 5.000 kali bersuara; dibaca hingga 48.000 atau 74.000 kali.
* Selawat: Allaahumma shalli `alaa Muhammadin wa `alaa aali Muhammadin wa sallim, 2.500 hingga 24.000 kali.
* La ilaha ill-Allah, 1.000 kali
* Subhaanallah wa bihamdihi subhaanallah il-`Azhiim, astaghfirullah 100 kali.
* Astaghfirullah al-`Azhiim wa atuubu ilayh, 100 kali.
* Subuuhun qudduusun rabbunaa wa rabb ul-malaaikati war-ruh, 100 kali.
* Bismillaahir rahmaanir rahiim, dzaalika taqdiirul-`aziiz il- `aliim, 100 kali.
* Alhamdulillah, 100 kali.
* Syukran lillaah, 100 kali.
* Subhaanallaah, 100 kali.
* Allaahu akbar, 100 kali.
* Hasbunallah wa ni`mal wakiil, 100 kali.
* La hawla wa la quwatta illa billahil `Aliyyil `Azhiim, 100 kali.
* 1 juz Alquran atau Surat al-Ikhlash 100 kali.
* 1 hizib (bab) Dalail al-Khayrat atau selawat 100 kali.
Dalam melakukan semua awrad berusahalah untuk bermeditasi merenungkan maknanya.
Prosedur Harian
Hari dimulai pada saat Magrib. Ambillah wudu 2 jam sebelum Magrib, lalu bacalah awrad sebelum matahari terbenam. Setelah Salat Magrib berjamaah, lanjutkan pembacaan awrad harian hingga Isya, dan dilanjutkan kembali setelah Salat Isya.
Bangunlah sebelum Subuh, kira-kira pukul 2 dini hari, lalu lakukan Salat Wudu dan Salat Tahajjud. Sambil menunggu yang lain, bacalah laa ilaha ill-Allah 1.000 kali, Surat al-Ikhlash 1.000 kali, dan awrad lainnya seperti yang telah disebutkan di atas. Bagilah bacaan-bacaan itu dalam set yang terdiri dari 100. Bila kalian selesai satu set, lanjutkan dengan set berikutnya. Misalnya: lakukan zikir, laa ilaha ill-Allah 100 kali, lalu al-Ikhlash 100 kali, Subhaanallah wa bihamdihi subhaanallah il-`Azhiim, astaghfirullah 100 kali, Astaghfirullah al-`Azhiim wa atuubu ilayh 100 kali, Subuuhun qudduusun rabbunaa wa rabb ul-malaaikati war-ruh 100 kali, Bismillaahir rahmaanir rahiim, dzaalika taqdiirul-`aziiz il- `aliim 100 kali, Alhamdulillah 100 kali, Syukran lillaah 100 kali, Subhaanallaah 100 kali, Allaahu akbar 100 kali, Hasbunallah wa ni`mal wakiil 100 kali, kemudian La hawla wa la quwatta illa billahil `Aliyyil `Azhiim 100 kali.
Lalu bila masih ada waktu, bacalah:
* Ya Shamad, 500 kali
* Astaghfirullah, 500 kali dengan niat bahwa sejak hari Allah SWT menciptakan hingga kini Allah SWT akan mengampuni kalian.
* Astaghfirullah, 500 kali dengan niat bahwa sejak hari ini hingga Hari Pembalasan, Allah SWT akan melindungi kalian.
* Alhamdulillah, 500 kali bersyukur bahwa Allah SWT telah menciptakan kalian sebagai Umat Nabi SAW dan membuat kalian menjadi murid Syekh Nazim QS.
* Alhamdulillah, 500 kali bersyukur bahwa Allah SWT tidak menciptakan kalian sebagai umat (nabi-nabi) yang lain.
Lalu jika kalian mempunyai waktu, lakukan awrad yang telah saya sebutkan, selalu hubungkan hati kalian dengan Mawlana Syekh Nazim QS, yang kita sebut rabitha dan muraqaba kepada Mawlana Syekh Nazim QS. Rabitha dan muraqabah harus selalu ditujukan kepada Mawlana Syekh Nazim QS. Hari demi hari kalian akan menjumpai suatu pergumulan hebat dalam diri kalian, berusaha untuk membuat kalian pergi dan oleh karenanya akan sangat sulit bagi kalian untuk duduk.
* Kalian dapat duduk di makam dan melakukannya di sana.
* Bagi yang ingin melaksanakannya sebagian, ia dapat melakukannya mulai dari Asar ke Magrib, Magrib ke Isya dan sejak dini hari hingga Subuh.
* Bagi yang ingin melaksanakannya secara penuh, ia harus melakukannya selama 24 jam, dengan istirahat 5-6 jam.
* Tunggu jemaah yang lainnya untuk melaksanakan Salat Najat, Syukur dan Tasbih.
* Lalu lakukan Salat Subuh berjamaah, lengkap dengan awradnya dan lanjutkan dengan awrad masing-masing hingga Salat Isyraq.
* Setelah Salat Isyraq, boleh beristirahat hingga pukul 10 atau lebih, lalu bangun untuk melaksanakan Salat Dhuha 8 rakaat.
* Kemudian lanjutkan membaca awrad mulai dari 5.000, 5.000 Allah, Allah hingga 48.000 atau 74.000, selawat 2.500 kali dan seterusnya.
Peraturan
* Tidak ada pantangan untuk makanan, apa saja boleh. Makan sahur dan buka puasa dilakukan bersama-sama.
* Semua salat harian dilakukan secara berjamaah, yang dilakukan sendiri-sendiri adalah ketika mereka menyelesaikan seluruh salat, mereka lalu melakukan semua adab zikir, membaca Alquran dan Dalail Khayrat masing-masing. Setelah menyelesaikan semua awrad, mereka boleh melanjutkannya dengan awrad apa saja yang ada dalam Guidebook (Buku Panduan) Tarekat Naqsybandi.
* Yang terpenting adalah tidak boleh melakukan hubungan suami-istri.
wafatnya Syekh Khas Muhammad Syirwani QS
4 Ramadan 1393 H/1973 M
wafatnya Syekh ‘Abd Allah Fa’iz ad-Daghestani QS
8 Ramadan 83 H
Lahirnya Imam Ja’far ash-Shadiq AS
17 Ramadan
Nuzulul Quran
Diposting oleh Haqqani Media di 20:05 0 komentar
Label: Agenda, Ramadan
Mengenai Ramadan
Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS
A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Nabi SAW memberi kabar gembira mengenai bulan suci ini. Sepertiga pertama dari bulan suci Ramadan adalah sepuluh hari yang penuh rahmat bagi seluruh manusia, sepuluh hari keduanya adalah hari-hari yang penuh pengampunan dari Allah SWT, dan sepertiga bagian terakhir adalah pembebasan dari Neraka bagi orang-orang yang beriman, Allah SWT membebaskan mereka dari Neraka. Oleh sebab itu, orang-orang beriman yang berusaha menjaga perintah Tuhan mereka di siang hari selama bulan Ramadan yang penuh berkah dengan puasa dan malam hari dengan salat tarawih1 dan tahajjud akan diganjar oleh Tuhan kita dengan memberi mereka pembebasan dan keamanan (bara`ah) dari Neraka, dan mereka telah diberi kabar gembira tentang Surga.2
Struktur spiritual manusia secara keseluruhan dibangun atas kebersihan, dan mustahil bagi seseorang untuk meningkatkan maqam spiritualnya tanpa terlebih dahulu mencapai kebersihan yang lengkap, baik fisik maupun spiritual. Puasa adalah awal bagi kebersihan spiritual. Langkah pertama adalah level orang awam untuk puasa; yaitu berusaha untuk membebaskan diri kalian dari perintah dan kendali ego kalian. Bila kalian masih berada di bawah perintah dan kendali ego kalian, kalian tetap tidak bersih.
Oleh sebab itu level pertama puasa adalah memaksa ego agar kita bisa mengambil alih kontrol dari tangannya dan menjadikan kendali itu berada di tangan kita—oleh sebab itu kita menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksual di siang hari.
Langkah pertama adalah menghindari apa yang dihalalkan setiap hari kecuali di bulan Ramadan. Makan, minum dan melakukan hubungan seksual adalah halal, tetapi di bulan Ramadan, hal-hal yang dibolehkan menjadi haram di siang hari. Itu adalah dasar dari proses pembersihan, tetapi tujuan yang lebih tinggi adalah mencapai pembersihan yang lebih dalam.
Untuk mencapai pembersihan yang lebih dalam, langkah selanjutnya adalah berusaha untuk bersih dari dosa-dosa: kalian harus menjaga pandangan kalian, lidah kalian, telinga kalian, tangan kalian, kaki kalian dan seluruh bagian tubuh kalian dari perbuatan-perbuatan yang salah. Kalian harus mengatakan pada diri sendiri, “Wahai lidahku! Walaupun engkau telah menjaga dirimu dari merasakan (nikmatnya) makanan dan minuman, tetap saja engkau harus berhati-hati. Jangan mengatakan apapun yang terlarang.”
Langkah kedua—membersihkan diri kita dari seluruh perbuatan terlarang dan dosa-dosa, membuat diri kita lebih ringan; kita dapat bergerak menuju maqam spiritual yang lebih tinggi. Tetapi itu belum cukup.
Langkah ketiga ditujukan untuk hati. Kalian harus hadir untuk hati kalian. Allah SWT mengatakan kepada kita, “Hati kalian adalah milik-Ku.” Di antara keturunan Adam AS, setiap bagian tubuhnya adalah miliknya, kecuali satu. “Hati kalian adalah milik-Ku, bukan milik yang lain,” Allah SWT mengatakan, “Oleh sebab itu Aku menginginkan agar ia tetap bersih, sebersih-bersihnya.”3
Bagaimana agar ia menjadi bersih? Segala sesuatu selain Allah SWT dan segala sesuatu yang tidak diridai-Nya harus dikeluarkan dari dalam hati kalian. Setiap saat kalian bersama diri kalian, kalian dapat melihat pada hati kalian untuk mengetahui apakah kalian bersama Tuhan kalian atau dengan seseorang atau sesuatu yang lain. Setiap kali kalian mengamati hati kalian dan menemukan bahwa diri kalian bersama Tuhan kalian, Allah SWT, kalian harus menganggap bahwa kalian beruntung. Pada saat itu cahaya Ilahi akan memasuki hati kalian, dan kalian dapat meraih kenikmatan Iman yang sejati. Nabi SAW bersabda, “Pandangan sekilas disertai hasrat seksual adalah salah satu panah beracun dari setan. Orang yang karena rasa penyesalannya bisa menghindari hal itu akan menerima Iman dari Allah SWT, dan merasakan suatu kepuasan dalam hatinya.”
Dengan demikian, setiap orang beriman perlu mengontrol setiap perbuatannya. Tanpa menjaga perbuatan kita, pasti kita akan merugi. Dan setiap perbuatan dimulai dengan pikiran. Setan sangat mengenal sifat alamiah manusia. Di dalam setiap macam pikiran, ia telah meletakkan tipu dayanya. Siapapun yang mampu mengontrol pikirannya, ia akan selamat dari godaan setan; tetapi siapapun yang tidak mampu mengontrolnya akan mempunyai pikiran yang penuh dengan ide-ide setani dan kebohongan. Siapapun yang berada di bawah kontrol setan tidak dapat menjadi hamba yang patuh kepada Tuhannya. Sebagai Muslim dan Mukmin, hal ini harus menjadi perhatian yang utama—yaitu mengendalikan diri kita. Jika kalian merasakan ada kendali setan yang mempengaruhi diri kalian, baik melalui perbuatan maupun pikiran, kalian harus berjuang untuk membersihkannya.
Peningkatan ibadah—suatu jalan mendekatkan diri kepada Allah SWT menjelang berakhirnya Ramadan, membuat kita dapat menemukan diri kita “menangis untuk Ramadan.” Bulan ini memberikan begitu banyak kenikmatan kepada kita, melalui peningkatan kepatuhan dan ibadah kepada Allah SWT. Keduanya adalah sumber bagi seluruh kebahagiaan sejati—kepatuhan dan ibadah. Untuk itulah Nabi SAW bersabda, “Yang menjadi apel bagi mataku adalah salat.”
Allah SWT telah mengirimkan pesan-pesan-Nya kepada kita melaui nabi-nabi-Nya. Rangkuman dari pesan-pesan itu adalah bahwa manusia harus mengendalikan diri mereka. Oleh sebab itu Allah SWT memerintahkan salat lima waktu sehari ditambah ibadah sunnah. Ada lima waktu salat yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya, tetapi Nabi SAW juga mengerjakan salat sunnah siang dan malam, sehingga waktu-waktu salat itu membuat kita mampu mengendalikan anggota tubuh dan hati kita. Allah SWT berfirman dalam hadis qudsi, “Wahai hamba-Ku! Jika kalian membuat satu langkah kepada-Ku, Aku akan membuat sepuluh langkah kepadamu.” Oleh sebab itu kita harus aktif untuk-Nya. Buatlah langkah-langkah kalian lebih kokoh di jalur yang benar dan agar kalian lebih kuat hari demi hari.
Musim ibadah yang suci ini yang akan membuat kalian bergerak menuju Allah SWT. “Ketika Ramadan datang… suatu panggilan menyeru setiap malam, ‘Wahai para pencari kebaikan, mendekatlah! Wahai pencari kejahatan, berhentilah!’” [an-Nasa'i]. Oleh sebab itu, bulan ini menghadirkan kesempatan yang istimewa: satu untuk meningkatkan ibadah dan meningkatkan pengabdian. Di dalamnya terdapat tarawih dan salat malam yang memungkinkan seseorang lebih dekat kepada Allah SWT. Kita memiliki kesempatan selama bulan suci Ramadan yang lebih besar dibandingkan di waktu-waktu yang lainnya. Orang yang dapat mengontrol dirinya selama Ramadan akan mampu, dengan dukungan Allah SWT, mengendalikan dirinya di sebelas bulan yang lain. Segala sesuatu dimulai dari yang kecil, kemudian berkembang, begitu pula dengan hal-hal baik dan hal-hal buruk, perilaku yang baik dan yang buruk, bagi setiap diri kita tentu ada awalnya. Dan awal itu sulit, tetapi kalian harus bersabar dan melanjutkannya, jika kalian meyakini bahwa hal itu benar, kalian harus melanjutkannya, walaupun itu akan sangat sulit.
Kesulitan-kesulitan akan dapat diatasi dengan Iman yang kuat dan Iman yang kuat ada pada orang-orang yang mampu mengendalikan diri mereka. Oleh sebab itu buatlah niat yang kuat dan berkelanjutan untuk meningkatkan ibadah, bukan hanya di bulan suci ini, Ramadan, tetapi untuk seterusnya.
Catatan:
1. Yahya melaporkan kepada saya dari Malik bahwa Yazid ibn Ruman berkata, “Orang-orang biasanya melakukan salat malam di bulan Ramadan selama dua puluh tiga rakaat di masa Umar ibn al-Khattab RA.” [Al-Muwatta, 6.2.5]
2. “Ini adalah sebuah bulan, yang di bagian pertamanya membawa Rahmat Allah SWT, di pertengahannya membawa pengampunan Allah SWT dan bagian terakhir membawa pembebasan dari api neraka.” [Bukhari].
3. Ini adalah salah satu tafsir dari hadis qudsi yang dinarasikan oleh Abu Hurayra RA, bahwa Nabi SAW bersabda, “Allah SWT berfirman, ‘Puasa adalah untuk-Ku dan Aku akan memberikan pahala untuk itu, karena ia (yang melaksanakan puasa) meninggalkan hasrat seksualnya, makan dan minum demi Aku. Puasa adalah sebuah hijab (dari neraka) dan ada dua kebahagiaan bagi orang yang berpuasa, pertama pada saat ia berbuka puasa, dan yang kedua pada saat ia akan bertemu dengan Tuhannya. Dan aroma mulut dari orang yang berpuasa adalah lebih baik di Sisi Allah SWT daripada wangi kasturi.” [Bukhari]
Diposting oleh Haqqani Media di 20:02 0 komentar
Label: Ramadan, Shuhba, Syekh Nazim QS
Makna Ramadan
Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani QS
A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Ramadan terdiri atas lima huruf:
* Ra adalah ridwan, rida Allah,
* Mim adalah maghfirah, ampunan untuk para pendosa
* Dhad adalah dhamman Allah liltha’iin, jaminan Allah bagi orang-orang yang taat pada-Nya.
* Alif adalah ulfatullaahi liltha’iin, cinta bagi mereka yang bergantung kepada Allah.
* Nun adalah Nawalullaahi lil shadiqiin, mereka yang dapat dipercaya akan mendapat nikmat Allah.
Dikatakan bahwa Jibril AS adalah penjamin bagi makhluk surgawi, dan Muhammad SAW adalah penjamin bagi makhluk duniawi dan Ramadan adalah jaminan bagi umat, dan ia disebut Ramadan sebab ia membakar dosa-dosa. Dan di bulan Ramadan seluruh pintu Surga akan dibuka dan semua pintu Neraka akan ditutup.
Diposting oleh Haqqani Media di 19:47 0 komentar
Label: Ramadan, Shuhba, Syekh Hisyam QS
Doa Menyambut Datangnya Bulan Ramadan
a`uudzu billaahi minasy-syaythaanir-rajiim
Aku berlindung kepada Allah SWT dari godaan setan yang terkutuk
bismillaahir rahmaanir rahiim
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahra Ramadhan
Salam dan selamat datang wahai bulan Ramadan
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-qur'aan
Salam dan selamat datang wahai bulan Quran
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahran-nur
Salam dan selamat datang wahai bulan (yang penuh) cahaya
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-ijtimaa`
Salam dan selamat datang wahai bulan pertemuan
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-fuqaraa'
Salam dan selamat datang wahai bulannya kaum miskin
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahrat-tawbati wal-rujuu`
Salam dan selamat datang wahai bulan tobat dan kembali
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahrad-du`aa'i wal-wuquuf
Salam dan selamat datang wahai bulan doa dan wuquf (permohonan)
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-fuqaraa'i wadh-dhu`afaa'
Salam dan selamat datang wahai bulannya kaum miskin dan lemah
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-ihsan
Salam dan selamat datang wahai bulan Ihsan
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-`ushat
Salam dan selamat datang wahai bulannya para pendosa
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-fawzi wal-falaah
Salam dan selamat datang wahai bulan kemenangan dan keberhasilan
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-munaajaati wat-tasbih
Salam dan selamat datang wahai bulan munajat dan pensucian
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-da`wati wal-irsyaad
Salam dan selamat datang wahai bulan dakwah (seruan) dan bimbingan
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-taraawiihi wal-qiyaam
Salam dan selamat datang wahai bulan tarawih dan qiyam (berdiri)
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-mashaabiiha wal-qanaadiil
Salam dan selamat datang wahai bulan lentera-lentera dan segala cahaya
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-khazaa'ini wal-kunuuz
Salam dan selamat datang wahai bulan kantong dan harta karun
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-malaa'ikati was-salaam
Salam dan selamat datang wahai bulan malaikat-malaikat dan keselamatan
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-ifthaari wal-suhuur
Salam dan selamat datang wahai bulan buka (puasa) dan sahur
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-mutsiirati wal-ashabb
Salam dan selamat datang wahai bulan persemaian dan tuli dari segala dosa
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahradh-dhu`afaa'
Salam dan selamat datang wahai bulan kaum yang lemah
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-ajri wal-jazaa'
Salam dan selamat datang wahai bulan pembayaran kembali dan pemberian pahala
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahrash-shabri wash-shiyam
Salam dan selamat datang wahai bulan sabar dan puasa
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahras-sa`aadah
Salam dan selamat datang wahai bulan penuh kegembiraan
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-miftaah
Salam dan selamat datang wahai bulan kunci
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-washli wal-wishal
Salam dan selamat datang wahai bulan penyatuan dan pertemuan kembali
marhaban ahlan wa sahlan yaa syahral-wadaadi wal-muhabbah
Salam dan selamat datang wahai bulan persahabatan dan cinta
marhaban ahlan wa sahlan yaa Sayyidasy-Syuhuur
Salam dan selamat datang wahai penghulu dari semua bulan
lam na`rif qadraka wa lam nahfazh hurmataka yaa syahral-ghufraan
Kami belum memperlakukanmu sesuai dengan kebesaran nilaimu
Tidak pula mensucikanmu, wahai bulan pengampunan
fa ardha `annaa wa laa tasykuu minnaa ilar-Rahmaan
Namun demikian, ridalah terhadap kami, jangan salahkan kami di hadapan Yang Maha Pengasih
wa kun syaahidan lanaa bi fadhli wa al-ihsaan
Dan bersaksilah untuk kami dengan kebaikan dan ihsan!
© Islamic Supreme Council of America,
http://www.islamicsupremecouncil.org
Diposting oleh Haqqani Media di 19:42 0 komentar
Label: Adab, Ramadan
Salat Tarawih
2 atau 4 rakaat Sunnah
4 rakaat Fardhu Isya
2 rakaat Sunnah
Niat
Niat untuk melakukan puasa keesokan harinya, disusul dengan niat untuk melaksanakan Salat Tarawih (20 rakaat).
Setiap selesai empat rakaat duduk, membaca Surat Al-Ikhlash 3 kali diikuti dengan doa:
Liqaa-ullaah yurjaa fiīsh-shiyaam wa nuuru qalbi fil-qīyaam, ta`aalalAllaahu dzul-`arsyil-majīd ash-Shalaatu jaami`ah Shalaatut-taraawiihi atsaabakumullaah. An-nabī yasyfa`u liman yushalli `alayh. Allaahumma shalli `alaa Sayyidinaa Muhammadin wa `alaa aali Sayyidinaa Muhammadin. Allaahumma innaa nas-alukal-jannata wa na`udzu bika minan-naar.
Salat Tarawih (20 rakaat, 2-2)
Salat Witir (3 rakaat)
Lalu dibaca: `alaa Rasuulinash-Shalawaat
Dilanjutkan dengan bacaan awrad Salat Isya seperti biasanya, termasuk ayat Aamanar Rasuul
Sumber:
The Naqshbandi Sufi Tradition: Guidebook of Daily Practices and Devotions
by Shaykh Muhammad Hisham Kabbani
© 2004, Islamic Supreme Council of America
Diposting oleh Haqqani Media di 19:39 0 komentar
Label: Ramadan, Salat Tarawih
Ayat-Ayat yang dibaca Setelah Surat al-Fatiha pada Salat Tarawih
1. Yaa ayyuhal ladziina aamanuut taquullaaha wabtaghuu ilayhil wasiilata wa jaahiduu fii sabiilihi la’allakum tuflihuun [5:35]
2. Yaa ayyuhal ladziina aamanuush biruu wa shabiruu wa raabituu wat-taquullaha la ‘allakum tuflihuun [3:200]
3. Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaytanaa wahablanaa min ladunka rahmatan innaka antal wahhaab [3:8]
4. Rabbanaa innaka jaami’un naasi liyawmin laa rayba fiihi innallaaha laa yukhliful mii’aad [3:9]
5. Laqad jaa-akum rasuulum min anfusikum ‘aziizun ‘alayhi maa ‘anittum hariishun ‘alaykum bil mu’miniina ra-ufur rahiim [9:128]
6. Fain tawallaw faqul hasbiyallaahu laa ilaaha illaa huwa ‘alayhi tawakkaltu wahuwa rabbul ‘arsyil ‘azhiim [9:129]
7. Aqimish shalaata liduluukisy syamsi ilaa ghasaqil layli wa qur-aanal fajri inna qur-aanal fajri kaana masyhuudaa [17:78]
8. Wa minal layli fatahajjad bihi naafilatal laka ‘asaa ay-yab’atsaka rabbuka maqaamam mahmuudaa [17:79]
9. Wa qur-rabbi ad-khilnii mud-khala sidqiw wa akhrijnii mukhraja sidqiw waj’al li mil-ladunka sulthaanan nashiiraa [17:80]
10. Wa qul jaaa al haqqu wazahaqal baathilu innal baathila kaana zahuuqaa [17:81]
11. Wa nunazziluu minal qur-aani maa huwa syifaaa-uw-warahmatul lilmu’miniina wa laa yaziiduzh zhaalimiina illaa khasaaraa [17:82]
12. Wa idzaa an’amnaa ‘alaal insaani a’radha wa na-aa-bijaa nibihi wa idzaa massahusy syarru kaana ya-uu-saa [17:83]
13. Qul kulluy-ya’malu ‘alaa syaakilatihi farabbukum a’lamu biman huwa ahdaa sabiilaa [17:84]
14. Innamaaa amruhuu idzaa araada syay-an ay-yaquula lahuu kun fayakuun [83:82]
15. Fa subhaanalladzi biyadihi malakuutu kulli syay-iw-wa ilayhi turja’uun [83:83]
16. Kullu man ‘alayha faan. Wayab-qaa wajhu rabbika dzuul jalaali wal ikraam. Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan [55:26-28]
17. Yas-aluhuu man fis-samaawaati wal ardhi kulla yaw-min huwa fii sya’nin. Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan. Sanaf-rughu lakum ayyuhaats tsaqalan. Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan [55:29-32]
18. Yaa ma’syaral jinni wal insi inis tatha’tum an-tanfudzuu min aqthaaris samaawaati wal ardhi fanfudzuu laa tanfudzuuna illa bisulthaanin. Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan [55:33-34]
19. Fata’aalallaahul malikul haqqu laa ilaaha illaa huwa rabbul ‘arsyil kariim [23:116]
20. Wa may yad’u ma’allaahi ilaahan aakhara laa burhaana lahu bihi fa-innamaa hisaabuhuu ‘inda rabbihi innahuu laa yuflihul kaafiruuna wa qur-rabbigh fir warham wa anta khayrur raahimiin [23:117-118]
Diposting oleh Haqqani Media di 19:36 0 komentar
Label: Ramadan, Salat Tarawih
Adab Laylat al-Qadr
Niat:
Nawaytu ‘l-arba’in, nawaytu ‘l-`itikaf, nawaytu ‘l-khalwah, nawaytu ‘l-`uzlah, nawaytu ‘r-riyadhah, nawaytu ‘s-suluk, lillahi ta’ala fii haadzal-masjid (atau fii haadzal-jaami`)
Aku berniat 40 (hari mengasingkan diri), aku berniat untuk beritikaf, aku berniat khalwat, aku berniat mendisiplinkan (ego), aku berniat mengadakan perjalanan di jalan Allah SWT, demi Allah SWT di masjid ini.
* 2 atau 4 rakaat Sunnah
* 4 rakaat Fardhu Isya
* 2 rakaat Sunnah
* Adab ath-Thariqah
*
Niat
* Niat untuk melakukan puasa keesokan harinya, disusul dengan niat untuk melaksanakan Salat Tarawih (20 rakaat).
* Salat Tarawih (20 rakaat, 2-2)
* Salat Tasbih
* Salat Syukur
* Salat Witir
* Khatm Khwajagan
* Menghabiskan malam dengan membaca Alquran dan mengamalkan awrad
* Selama dalam keadaan terjaga, dianjurkan untuk melakukan salat antara 20 sampai 100 rakaat dengan membaca Al-Fatihah dan ayat pertama dari Surat kedua (Al-Baqarah) dan seterusnya.
* Keesokan harinya dianjurkan untuk bersedekah sebagai tanda bersyukur kepada Allah SWT dan untuk memperbaiki puasa yang telah dilakukan. Bagikan sedekah itu kepada umat Rasulullah SAW, pengikut tarekat, fakir miskin dan orang-orang yang memerlukannya.
Sumber:
The Naqshbandi Sufi Tradition: Guidebook of Daily Practices and Devotions
by Shaykh Muhammad Hisham Kabbani
© 2004, Islamic Supreme Council of America
Diposting oleh Haqqani Media di 19:32 0 komentar
Label: Adab, Ramadan
Adab Itikaf
Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani QS
13 Oktober 2006/21 Ramadan 1427
A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Pengantar
Pada hari sebelum 10 terakhir di bulan Ramadan, pada waktu Asar, berniatlah untuk melakukan itikaf atas nama diri sendiri, para leluhur, dan anak-anak kita. Mintalah dukungan kepada Rasulullah SAW, Grandsyekh `Abdullah Daghestani QS, Mawlana Syekh Nazim al-Haqqani QS, dari Mawlana Syekh Hisyam QS dan para awliya. Berikan pahalanya (ihda) kepada Nabi SAW, ahlul bayt, para awliya, Grandsyekh, Mawlana Syekh Nazim QS, Mawlana Syekh Hisyam QS dan kemudian orang-orang yang kalian inginkan.
Itikaf di masa Nabi SAW adalah 10 hari terakhir, yang paling penting adalah memisahkan diri dari suami atau istri kalian. Itu adalah hal utama dalam itikaf, yakni bahwa kalian tidak mempunyai hubungan (suami-istri) pada saat kalian berada dalam itikaf. Dan itulah sebabnya mereka biasanya pergi ke masjid karena tidak ada tempat lain untuk melakukannya di hadapan Nabi SAW. Sekarang ini, orang-orang bisa juga melakukan itikaf di rumah. Kalian dapat melakukannya di ruangan yang terpisah dari suami atau istri kalian. Itulah itikaf. Kalian memutuskan untuk memasuki suatu latihan yang berat di mana kalian ingin selalu berada di Hadirat Ilahi, bukannya di dunia.
Itikaf adalah sebuah langkah sebelum khalwat, jadi ia melatih kita untuk mempu berada dalam khalwat selama 40 hari, kalian ingin berada di Hadirat Ilahi, itulah sasaran kalian. Berada bersama Allah SWT dan Nabi-Nya SAW.
Syekh kalian akan memberikan beberapa awrad untuk dilakukan agar kalian dapat mencapai semacam pembersihan atau pengkilapan diri kalian yang membuat kalian mampu di masa depan, jika kalian terus melakukan itikaf, itu akan membuat kalian mampu meraih suatu pemahaman yang benar tentang khalwat. Itikaf sangat penting karena ia akan membawa kalian dalam perjalanan tersebut.
`Akafa dalam bahasa Arab berarti `akafa `ala shay adalah berpaling menuju ke arah itu atau ke sana, menuju sesuatu dan menjaganya tanpa perubahan, terus-menerus secara konstan (istiqamah) melakukannya. Kalian mengatakan `aakiftu ākul ath-thamr, aku memutuskan untuk selalu memakan kurma. `Akafa adalah melakukan sesuatu terus-menerus, secara konstan dan non stop.
Jadi itikaf selama 10 hari adalah memutuskan untuk berpaling menuju Allah SWT selama 10 hari ini dan menjauh dari segala hal yang mengganggu atau memutuskan segala hubungan dengan yang lain, selain dengan Hadirat Ilahi ini.
Jadi para sahabat biasanya tinggal di dalam masjid, tetapi bila ada sesuatu yang penting yang mengharuskan mereka pulang ke rumah, mereka melakukannya, karena itu bukanlah khalwat sepenuhnya. Jika mereka ingin mandi, mereka pergi lalu kembali lagi. Yang paling penting adalah tidak berhubungan dengan istri atau istri dengan suami, hubungan antar suami istri.
Dalam itikaf, mereka boleh makan apa saja, tidak ada batasan. Dalam khalwat kalian hanya boleh memakan sejenis makanan, yaitu lentil. Orang-orang dalam itikaf akan menyibukkan diri selama 10 hari terakhir dengan berbagai ibadah siang dan malam. Mereka harus memahami betul bagaimana melindungi diri mereka dari semua bisikan setan yang negatif di telinga mereka.
Pertama sedapat mungkin, mereka tidak berbicara dengan orang lain. Kalaupun mereka dapat bicara, sesuatu tentang Islam dibolehkan. Dalam itikaf, kalian boleh mendengarkan ceramah, mengajukan pertanyaan, mendengarkan hadis, tetapi itu harus didedikasikan untuk tujuan non duniawi, tidak perlu bicara tentang pergi ke supermarket, atau, “Mainan apa yang akan kubelikan untuk anakku?” Yang menjadi fokus adalah Allah SWT dan Nabi-Nya SAW.
Kalian memulainya sebelum Magrib, bagi wali Allah 24 jam dimulai pada saat Magrib.
Jadi, jika kalian memutuskan untuk pergi, kalian pergi 2 jam sebelum Magrib, ambil wudu dengan niat melakukan itikaf, lalu kalian masuk dan duduk di sana, dan mulai melakukan awrad yang diberikan kepada kalian, awrad normal yang diberikan kepada setiap orang adalah membaca satu hingga 3 juz Alquran sehari, jika mereka bisa membaca Alquran. Jika mereka tidak bisa membaca Alquran, mereka dapat membaca artinya. Lalu bacalah Dalail al-Khayrat setiap hari satu juz. Jika mereka tidak bisa membacanya, mereka dapat membaca selawat Nabi SAW 100 kali sebagai pengganti Dalail al-Khayrat. Dan jika mereka tidak bisa membaca Alquran, mereka dapat membaca qul huwa Allahu ahad 100 kali dan 3 juz sama dengan 300 kali qul huw Allahu ahad.
Instruksi
Mulai pada hari pertama, ambillah wudu di zawiyah, lakukan adab tarekat, dilanjutkan dengan Salat Magrib berjamaah, setelah itu lanjutkan membaca adab hingga Isya.
Niat:
Nawaytu ‘l-arba’in, nawaytu ‘l-`itikaf, nawaytu ‘l-khalwah, nawaytu ‘l-`uzlah, nawaytu ‘r-riyadhah, nawaytu ‘s-suluk, lillahi ta’ala fii haadzal-masjid (atau fii haadzal-jaami`)
Aku berniat 40 (hari mengasingkan diri), aku berniat untuk beritikaf, aku berniat khalwat, aku berniat mendisiplinkan (ego), aku berniat mengadakan perjalanan di jalan Allah SWT, demi Allah SWT di masjid ini.
Zikir Harian:
* Allah, Allah, 5.000 kali dalam hati, 5.000 kali bersuara; dibaca hingga 48.000 atau 74.000 kali.
* Selawat: Allaahumma shalli `alaa Muhammadin wa `alaa aali Muhammadin wa sallim, 2.500 hingga 24.000 kali.
* La ilaha ill-Allah, 1.000 kali
* Subhaanallah wa bihamdihi subhaanallah il-`Azhiim, astaghfirullah 100 kali.
* Astaghfirullah al-`Azhiim wa atuubu ilayh, 100 kali.
* Subuuhun qudduusun rabbunaa wa rabb ul-malaaikati war-ruh, 100 kali.
* Bismillaahir rahmaanir rahiim, dzaalika taqdiirul-`aziiz il- `aliim, 100 kali.
* Alhamdulillah, 100 kali.
* Syukran lillaah, 100 kali.
* Subhaanallaah, 100 kali.
* Allaahu akbar, 100 kali.
* Hasbunallah wa ni`mal wakiil, 100 kali.
* La hawla wa la quwatta illa billahil `Aliyyil `Azhiim, 100 kali.
* 1 juz Alquran atau Surat al-Ikhlash 100 kali.
* 1 hizib (bab) Dalail al-Khayrat atau selawat 100 kali.
Dalam melakukan semua awrad berusahalah untuk bermeditasi merenungkan maknanya.
Prosedur Harian
Hari dimulai pada saat Magrib. Ambillah wudu 2 jam sebelum Magrib, lalu bacalah awrad sebelum matahari terbenam. Setelah Salat Magrib berjamaah, lanjutkan pembacaan awrad harian hingga Isya, dan dilanjutkan kembali setelah Salat Isya.
Bangunlah sebelum Subuh, kira-kira pukul 2 dini hari, lalu lakukan Salat Wudu dan Salat Tahajjud. Sambil menunggu yang lain, bacalah laa ilaha ill-Allah 1.000 kali, Surat al-Ikhlash 1.000 kali, dan awrad lainnya seperti yang telah disebutkan di atas. Bagilah bacaan-bacaan itu dalam set yang terdiri dari 100. Bila kalian selesai satu set, lanjutkan dengan set berikutnya. Misalnya: lakukan zikir, laa ilaha ill-Allah 100 kali, lalu al-Ikhlash 100 kali, Subhaanallah wa bihamdihi subhaanallah il-`Azhiim, astaghfirullah 100 kali, Astaghfirullah al-`Azhiim wa atuubu ilayh 100 kali, Subuuhun qudduusun rabbunaa wa rabb ul-malaaikati war-ruh 100 kali, Bismillaahir rahmaanir rahiim, dzaalika taqdiirul-`aziiz il- `aliim 100 kali, Alhamdulillah 100 kali, Syukran lillaah 100 kali, Subhaanallaah 100 kali, Allaahu akbar 100 kali, Hasbunallah wa ni`mal wakiil 100 kali, kemudian La hawla wa la quwatta illa billahil `Aliyyil `Azhiim 100 kali.
Lalu bila masih ada waktu, bacalah:
* Ya Shamad, 500 kali
* Astaghfirullah, 500 kali dengan niat bahwa sejak hari Allah SWT menciptakan hingga kini Allah SWT akan mengampuni kalian.
* Astaghfirullah, 500 kali dengan niat bahwa sejak hari ini hingga Hari Pembalasan, Allah SWT akan melindungi kalian.
* Alhamdulillah, 500 kali bersyukur bahwa Allah SWT telah menciptakan kalian sebagai Umat Nabi SAW dan membuat kalian menjadi murid Syekh Nazim QS.
* Alhamdulillah, 500 kali bersyukur bahwa Allah SWT tidak menciptakan kalian sebagai umat (nabi-nabi) yang lain.
Lalu jika kalian mempunyai waktu, lakukan awrad yang telah saya sebutkan, selalu hubungkan hati kalian dengan Mawlana Syekh Nazim QS, yang kita sebut rabitha dan muraqaba kepada Mawlana Syekh Nazim QS. Rabitha dan muraqabah harus selalu ditujukan kepada Mawlana Syekh Nazim QS. Hari demi hari kalian akan menjumpai suatu pergumulan hebat dalam diri kalian, berusaha untuk membuat kalian pergi dan oleh karenanya akan sangat sulit bagi kalian untuk duduk.
* Kalian dapat duduk di makam dan melakukannya di sana.
* Bagi yang ingin melaksanakannya sebagian, ia dapat melakukannya mulai dari Asar ke Magrib, Magrib ke Isya dan sejak dini hari hingga Subuh.
* Bagi yang ingin melaksanakannya secara penuh, ia harus melakukannya selama 24 jam, dengan istirahat 5-6 jam.
* Tunggu jemaah yang lainnya untuk melaksanakan Salat Najat, Syukur dan Tasbih.
* Lalu lakukan Salat Subuh berjamaah, lengkap dengan awradnya dan lanjutkan dengan awrad masing-masing hingga Salat Isyraq.
* Setelah Salat Isyraq, boleh beristirahat hingga pukul 10 atau lebih, lalu bangun untuk melaksanakan Salat Dhuha 8 rakaat.
* Kemudian lanjutkan membaca awrad mulai dari 5.000, 5.000 Allah, Allah hingga 48.000 atau 74.000, selawat 2.500 kali dan seterusnya.
Peraturan
* Tidak ada pantangan untuk makanan, apa saja boleh. Makan sahur dan buka puasa dilakukan bersama-sama.
* Semua salat harian dilakukan secara berjamaah, yang dilakukan sendiri-sendiri adalah ketika mereka menyelesaikan seluruh salat, mereka lalu melakukan semua adab zikir, membaca Alquran dan Dalail Khayrat masing-masing. Setelah menyelesaikan semua awrad, mereka boleh melanjutkannya dengan awrad apa saja yang ada dalam Guidebook (Buku Panduan) Tarekat Naqsybandi.
* Yang terpenting adalah tidak boleh melakukan hubungan suami-istri.
Subscribe to:
Posts (Atom)