Followers

Tuesday, November 25, 2008

*Perubahan yang Kita Butuhkan






*Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani qs*
Kamis, 6 November 2008
Chicago, Illinois - Amerika Serikat

Bosnian Mosque, Northbrook

Semoga Allah merahmati Imam Senad dan komunitasnya. Merupakan
kehormatan bagi kami berada disini dan Imam Senad dengan tangan
terbuka menerima kami di masjid ini.
Pertama, kita akan melaksanakan zikir, kemudian ada sohbet pendek,
lalu kita akan saksikan akad nikah, *insya Allah*.
Setelah mendapat ijin dari Imam Senad,
[Zikir]
*A'udzu billah min asy-syaitan ir-rajim
Bismillahir- Rahmanir- Rahim*


*Kalimatan khafiifataan 'ala al-lisan thaqiilataan fil-miizaan* . Dua
kalimat yang ringan diucapkan namun berat timbangannya di Hari Kiamat.
Kalimat ini akan menghapus dosa-dosa, bahkan jika dosa tersebut
sangat berat, dua kalimat ini akan menghapusnya.
Rasulullah SAW menganjurkan dua kalimat ini kepada para Sahabat agar
diamalkan, yaitu *Subhaanallaahi wa bihamdihi Subhaanallaahil 'Azhim
Astaghfirullah* . Kalimat ini cukup kuat untuk menghapus dosa apapun.

Kita hidup di dunia ini yang berlari sangat cepat menuju tujuan
akhirnya. Manusia mengira mereka akan hidup selamanya. Namun,
sebagaimana yang Allah SWT jabarkan kepada kita dalam Kitab Suci al
Qur'an:

*Innaa 'aradhnaa amaanata 'alas samaawaati wal ardhi wal jibaali fa
abaina ay yahmilnahaa wa asyfaqna minha wa hamalahal insaanu innahuu
kaana zhaluuman jahuulaa*,
Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan
gunung-gunung, namun semuanya enggan untuk memikul amanat itu karena
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh
manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh, (QS
Al-Ahzab [33]:72)

Kita telah diberikan harta ini, Allah SWT berfirman, "Kami telah
menawarkan amanat kepada langit, bumi," dan mereka menolak, "Tidak, Ya
Rabbi! Kami tidak sanggup mengembannya. Ini sulit." Manusia menjawab,
"Kami bisa mengemban amanat itu," dan Allah SWT menyebut manusia
sebagai * zhaluuman jahuulaa*. Mengapa manusia mau memikulnya? Langit
dan bumi menolak, "Tidak, kami tidak bisa mengembannya. Jangan
pikulkan amanat tersebut kepada kami." Karena jika langit dan bumi
mengembannya dan gagal, maka Allah SWT akan menghancurkan jagad raya
ini. Itulah mengapa kalian melihat jagad raya disini. Itulah amanat
yang manusia emban. Itulah mengapa Allah SWT menimpakan bencana atas
manusia, tapi berpengaruh terhadap planet bumi. Siapakah yang terkena
dampak jika ada banjir? Kita, manusia. Karena kita berani memikul
amanat tadi. Jika kalian ingin harta itu, maka jagalah agar harta itu
tetap bersih sebagaimana Aku memberikannya kepada kalian. Jika tidak,
Aku harus membersihkan kalian. Apakah kalian membiarkan anak laki-laki
atau perempuan kalian kotor? Apakah kalian membiarkan diri kalian juga
kotor? Tentu tidak, kita bergegas mandi.

Jadi, mengapa kita membiarkan harta kita kotor? Kita membaca Kitab
Suci al Qur'an, membaca hadis-hadis suci dan meletakkan ayat-ayat
dari Kitab Suci al Qur'an di rumah dan sekolah. Namun, apakah kita
mengambil hikmah dari ayat-ayat tersebut?

Melihat – semua orang melihat bayinya Masud dan mereka senang. Mengapa
kita tidak tersenyum untuk menjaga harta kita tetap bersih? Mata semua
orang selalu menengok ke orang yang tidak berdosa (seperti bayi .pen)
Namun mata kita tidak menengok ke orang dewasa, karena kita penuh
dosa. Itulah perbedaan utamanya.

Awliyaullah mampu menyeimbangkannya. Mereka punya penglihatan itu.
Mereka tidak menyukai apapun dalam jagad raya ini. Satu-satunya yang
mereka inginkan adalah bagaimana agar mereka dari hari ke hari semakin
dekat ke Hadirat Ilahi agar sampai ke tujuan mereka. Hari ini kita
menyetir untuk sampai ke sini dan kami menghitung menit demi menitnya,
berapa menit lagi kami sampai. Kami ingin sampai di tempat tujuan.

Semua orang ingin sampai ditempat tujuannya. Kita mengebut untuk
sampai disini jam 8, agar sampai di tujuan tepat waktu. Jiwa kita juga
mengebut untuk sampai tujuannya. Tubuh kita tidak menginginkan itu.
Karena tubuh mengemban amanat tersebut. Jiwa kita bersih karena tidak
menginginkan amanat itu. Sedangkan tubuh bodoh dan zalim.

Dunya pun mengejar tujuannya. Tidak seorangpun dapat menghentikannya.
Para Imam, presiden, raja pun tidak bisa menghentikan tujuan Dunya
yang sedang mencapai tujuan akhirnya agar mencapai tujuan-tujuan kita.
Akhir itu semakin mendekat. Awliyaullah punya sebuah komputer -kalian
perhatikan kini komputer sudah sangat sangat canggih- komputer sangat
kecil dan punya semuanya. Ketika waktu sholat datang, komputer
menyerukan azan. Waktu Zuhur datang, komputer menyerukan azan.
Bagaimana komputer bisa tahu? Dengan mengkalkulasikan detik. Kalian
tidak punya aplikasi seperti ini. Apakah Anda punya, Imam? Saya punya
1 buah disaku. Selesainya di waktu sholat 'Isya. Benda itu menyerukan
azan.

Planet bumi ini bergerak menuju tujuannya untuk melakukan *sajdah*. Ya
Rabbi, saya mendekati tujuan, saya melakukan perjalanan dengan cepat
untuk mencapai-Mu. Tidak satupun bisa menghentikannya.

Awliyaullah tahu tanda-tandanya. Awliyaullah hidup dengan tanda-tanda
tersebut. Tanpa pertanda, Rasulullah SAW memprediksikan tanda-tanda
Hari Kiamat, berakhirnya jagad raya ini.

Ketika Jibril menanyakan 3 buah pertanyaan kepada beliau tentang
Islam, iman dan ihsan. Kemudian Jibril bertanya lebih lanjut,
"Beritahukanlah kepadaku tentang hari kiamat?" dan Rasulullah SAW
menjawab, "Orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang
bertanya." Kemudian Jibril bertanya, "Beritahukanlah kepadaku
tanda-tandanya? " dan Rasulullah SAW menyebutkan tanda-tanda Hari
Kiamat. Salah satunya: orang-orang Badui yang bertelanjang kaki, yang
miskin lagi penggembala domba berlomba-lomba dalam mendirikan
gedung-gedung tinggi. Mengubah gurun pasir menjadi surga, surga dunia.

Awliyaullah menghitung Hari Kiamat dari waktu ke waktu. Nah, apakah
yang Awliyaullah lakukan? Mereka berada di hadirat Tuhan mereka.
Rasulullah SAW bersabda, "Waktu terbaik bagiku adalah ketika sedang
sholat." Mengapa Syaikh? Bagi Rasulullah SAW waktu terbaiknya adalah
saat sedang sholat. Bagi Awliyaullah, kapankah waktu terbaik bagi
mereka? Dalam sholat mereka. Ketika kalian membaca *al-Fatihah* , kepada
siapa surat itu kalian tujukan? *Alhamdulillah* . Ya Rabbi, segala puji
bagiMu. *Ar-Rahman ar-Rahim*, kalian sedang berbincang langsung kepada
Allah SWT dan salam, rasa hormat serta menerima bahwa Engkau-lah Tuhan
kami. Jadi, mengapa kita berdo'a dengan tergesa-gesa?

Jika kalian bersama seorang gadis ..., (dia tersenyum). Anda
mengundang gadis itu hari ini untuk sekedar minum kopi atau teh,
mengapa? Saya tidak memberikan contoh ini, karena memang itulah yang
terjadi. Dan anda ingin bicara dengannya, kan? Anda berusaha
memperpanjang atau menyingkat waktu? Anda berusaha memperpanjang waktu
bersama gadis itu, mengapa? Karena hasrat anda mendesak anda melakukan
itu.

Lalu bagaimana dengan hasrat kita untuk memperpanjang waktu saat
kalian sedang sholat? Malah sebaliknya, kita mempersingkatnya, ya
Imam? Kita selalu tergesa-gesa. Itu sebuah contoh kecil. Itu terjadi
pada kita semua. Saya tidak membuat pengecualian pada kita. Kita semua
seperti itu.

Kaum ulama memberikan ceramah hari ini di mimbar atau memberikan
presentasi di sekolah-sekolah atau universitas berusaha membahasa
persoalan sangat penting yang sedang muncul. Mengapa para ulama
berbicara terlalu tinggi. Perhatikanlah yang dibawah kalian. Kalian
memperpanjang atau menghabiskan waktu kalian dengan seorang wanita
atau teman-teman, namun kalian memperpendek waktu kalian bersama Allah
SWT ketika sedang melakukan sholat.


*Kullu hizbin bima ladayhim farihoon* - Tiap-tiap golongan merasa bangga
dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing) ." (QS. Al
Mu'minuun [23]:53)

Kami membuat tafsir dari ayat ini.. Mereka menerjemahkan menjadi 100
makna berbeda. Namun salah satu maknanya adalah bahwa anda selalu
bersama pengikut setan, karena anda selalu berupaya menghabiskan waktu
anda untuk selain Allah, sedangkan pada saat sholat menghadap Allah,
anda mempersingkat waktunya.

Apa yang Awliyaullah lakukan? Mereka memperpanjang sholat mereka,
mereka memperpanjang sholat hingga sempurna. Itulah mengapa dalam
sholat tarawih, Awliyaullah memanjangkan sholat agar bisa membaca
Kitab Suci al Qur'an dalam sholatnya. Bukan pada masa Rasulullah SAW
melafalkan Kitab Suci al Qur'an hingga *khatam *dan bukan pada masa
Rasulullah SAW membaca Kitab Suci al Qur'an hingga khatam. Namun
dimulai pada masa ke-Khalifah- an Sayyidina 'Umar (r.a), mereka
menjadikannya 20 raka'at dan kini mereka memutuskan untuk melafalkan
seluruh juz dalam Kitab Suci al Qur'an.

Mengapa? Supaya mereka dapat berlama-lama di Hadirat Allah SWT. Jadi,
kita harus memperpanjang sholat (tidak tergesa-gesa) agar kita bisa
lebih lama di Hadirat Allah SWT.

Apa yang kalian punya dalam 5 Rukun Islam: *syahadatu an la ilaha
illa-Allah wa anna Muhammadan 'abuduhu rasuluhu wa iqaamus shalaat, wa
ita-uz zakat, wa shawmu Ramadhaan wa hajjul bayti*. Perhatikan,
*SubhanAllah* dalam sholat ada 5 Rukun.

Awliyaullah tidak buta, mereka melihat. Saat kalian mengucap *Allahu
Akbar*, … hah? *Iqaamus shalaat*. Kalian ada didepan Ka'bah. Saat kalian
duduk tahiyat: *asyhadu an la ilaha illa-Allah wa asyhadu anna
muhammadan 'abduhu wa rasuluh*…

Jadi, ada 2 buah Rukun disana. Saat mengucap "Allahu Akbar" kalian
tidak dalam kondisi makan dan minum. Jadi, kalian sedang puasa. Saat
mengucap "Allahu Akbar" kalian tidak sedang bekerja. Kalian
mengerjakan amal. Pada saat itu, kalian sanggup bekerja namun kalian
meluangkan waktu, kalian mengisi waktu itu dengan ibadah sholat.

Jadi, saat mengucap "Allahu Akbar" kalian ada dihadapan Ka'bah. Jangan
pikir kalian tidak ada disana. Bagi yang tidak bodoh dibawa
Awliyaullah ke Ka'bah. Namun kita tidak dapat melihatnya. Ada tabir
pada diri kita. Kalian saat sholat melihat tembok atau imam. Namun
sesungguhnya, kalian bukan sholat menghadap tembok, kalian sholat
menghadap Ka'bah. Apakah Allah SWT tidak punya kekuatan untuk
menyingkirkan tabir untuk memperlihatkan kepada kalian bahwa ada di
hadapan Ka'bah? Kita berucap, "Allahu Akbar," bahwa "Allah Maha
Besar!" Apakah Dia tidak bisa menyingkirkan tabir dan memperlihatkan
Ka'bah kepada kalian? Kini, kalian menyalakan TV dan melihat Ka'bah.
Tidak bisakah Allah SWT menyalakan TV surgawi dan membawa kalian ke
Ka'bah? (Tentu bisa) Namun ada tabir pada kita. Bukan Allah yang
membuat tabir itu, tapi kitalah yang memberi tabir pada diri kita
sendiri.

Dunya ini bergerak menuju tujuannya. Tahun lalu di bulan Maret
tepatnya pada *Maulid an-Nabi* SAW pergerakan dunya dimulai. Mereka
membukakannya. Mereka membukakan kepada orang-orang untuk melihat;
bagi orang-orang yang tahu bahwa ada perubahan yang datang. Perubahan
tersebut adalah sebuah pembukaan agar sesuatu besar yang akan terjadi.
Awliyaullah menunggu, menunggu dan menunggu sesuatu yang akan terjadi
itu. Dari bulan Maret tahun lalu di California, banyak orang mendengar
itu. Banyak pesan datang bahwa sebuah perubahan akan terjadi.
Perubahan itu terjadi.

Jangan pikir tidak ada Awliyaullah yang telah diberikan otoritas oleh
Allah SWT atas dunia ini. Mereka punya otoritas atas dunia ini. Allah
SWT memberikan kekuatan itu pada Awliyaullah.

Dengan perintah Mawlana, 2 minggu yang lalu saya datang ke sini dan
dengan perintah Mawlana minggu ini saya datang ke sini. Kedatangan ini
bukan karena saya ingin datang atau karena Anda mengundang saya. Dua
tahun yang lalu saya tidak datang. Namun ada sebuah pesan penting
untuk disampaikan, minggu ini juga harus disampaikan.

Saat Awliyaullah ingin kalian melihat, maka kalian akan melihat. Saat
Mawlana Syaikh ingin kalian melihat, maka kalian akan melihat. Kalian
bukanlah sang Syaikh. Kalian adalah domba. Saat domba jantan ingin
melihat, dia bisa membawa seluruh kawanan kembali ke rumah demi
keselamatan.

Dan apakah yang dimiliki oleh para pemburu? Mereka punya anjing untuk
mengantarkan mangsa kepada pemburu. Mangsa. Kalian mengirim anjing
kemana-mana untuk menggiring mangsa untuk datang. Ada sebuah pesan
pada orang itu 2 minggu yang lalu. Orang yang bertanggung jawab atas
seluruh wilayah secara spiritual. Tiap wilayah diseluruh dunia ada
dibawah tanggung jawab seorang wali. Dan *Sultan al-Awliya* bertanggung
jawab atas seluruh dunia. Ada sebuah pesan untuk disampaikan kepada
seorang yang bertanggung jawab atas wilayah Midwest dan ucapan selamat
kepada wali yang bertanggung jawab tersebut.

Jadi, Awliyaullah tidak terhijab. Saat Awliyaullah ingin mengirim
sebuah pesan, mereka tinggal mengirimnya.

Nah, Mawlana Syaikh ingin mengirimkan pesan tersebut. Karena inilah
abad perubahan semakin mendekat. Ada sesuatu yang akan berubah di
seluruh dunia, dari buruk menjadi baik. Allah SWT tidak mengubah dari
baik menjadi buruk. Allah SWT mencintai para hamba-Nya - Dia
menghendaki perubahan dari buruk ke baik.

Itulah mengapa judul sohbet ini "Perubahan yang Kita Butuhkan". Mereka
tidak boleh mengubah judulnya. Awliyaullah mengubah inspirasi dihati
mereka untuk berubah dan perubahan pun terjadi. Dan dengan situasi
baru ini, ada sebuah perubaha besar tang akan terjadi bagi semua orang
dengan merasakan kebahagiaan, semua orang bersyukur kepada Allah SWT
karena inilah persiapan untuk dunia ini mencapai tujuannya. Saat dunia
ini mencapai tujuannya, kita mencapai tujuan kita.

Berkali-kali saya bertanya kepada Mawlana Syaikh (semoga Allah memberi
beliau panjang umur) tentang kaki beliau. Karena kaki beliau bengkak
dan beliau selalu menolak untuk diobati. Mengapa?

Orang-orang bertanya-tanya. Kami bertanya-tanya, namun saat beliau
ingin kalian tahu, maka kalian akan tahu. Beliau ingin menanggung rasa
sakit agar para pengikut beliau tidak akan merasakan sakit di dunya
atau akhirat. Beliau memikul rasa sakit ini, agar para pengikut beliau
tidak merasakan sakit di dunya atau akhirat serta beliau akan
mengorbankan keselamatan dan kenyamanan beliau demi kita agar bisa
merasa nyaman.

Awliyaullah tidak bertindak tanpa ijin. Kini adalah waktunya dimana
Allah SWT pun menguji para wali. Berapa kalikah Rasulullah SAW ditimpa
kesulitan sedangkan beliau adalah Penutup para Nabi? Beliau diberikan
kesulitan demi tubuh suci beliau. Tubuh beliau suci dan ikut pergi
saat* Mi'raj* dan masih saja beliau diperlakukan dengan buruk oleh
kaumnya dalam Perang Uhud. Pasa saat itu mereka mematahkan gigi
beliau. Peristiwa itu terjadi setelah *Mi'raj*. Seseorang yang *Mi'raj*
dengan tubuh sucinya dan kembali lagi ke dunia ini, Allah SWT tidak
pernah meninggalkan beliau sendiri: "Ya Muhammad, angkatlah kesulitan
dari Ummah." Untuk mengangkat kesulitan, beliau harus mengalami patah
gigi. Itu sangat sakit.

Allah SWT menguji Awliyaullah -jangan pikir Allah SWT tidak akan
menguji mereka. Allah SWT ingin para Awliyaullah memikul sebanyak
mungkin tanggung jawab para pengikut mereka. Seperti seorang Syaikh
dan wali yang kalian punyai. Kaum ulama adalah anak-anak dipintu
Awliyaullah. Mereka bukanlah Awliyaullah - mereka adalah orang-orang
yang belajar dan yang masih punya kesombongan, kebanggaan, hawa dan
nafsu. Karena mereka masih belum mau berusaha berjuang melawan
perilaku ini untuk mencapai tingkat ihsan. Maka mereka tidak
memperoleh lebih dari tingkat pertama dari 2 tingkat. Awliyaullah
sudah jauh dalam *maqam al-ihsan* untuk mengubah tingkah laku mereka
menjadi lebih baik.

Saya pernah berkali-kali melihat Mawlana, setelah semua orang
tertidur, beliau mengambil sampah didalam rumah, dan memperlihatkan
kepada saya, apa yang dilakukan seorang ulama dan yang dilakukan
seorang yang mengaku wakil atau deputi. Beliau mendatangi tempat
sampah dan tidak bicara apa-apa kepada semua orang. Beliau mengambil
sampah dan melihat sekerat roti, beliaupun mengambilnya. Beliau
melihat makanan itu disana dan mengambilnya. Menyimpannya dan kemudian
pada hari berikutnya, beliau tidak makan apa-apa dimalam hari karena
tidak merasa lapar. Tapi pada hari berikutnya saat orang-orang makan
di meja makan beliau, beliau membawa makanan yang diambilnya dari
tempat sampah dan memakannya. Aku melihat itu ratusan kali. Tidak saat
ini, namun ketika beliau ada di Damaskus tahun 1980an. Tunjukkan pada
saya kalau ada ulama yang melakukan dialog antar agama mau melakukan
seperti itu. Tidak, mereka membuang-buang makanan. Maulana Syaikh
tidak pernah membuang nikmat apapun dari Allah SWT.

Allah SWT meninggalkan Fira'un. Allah SWT berfirman, "Aku akan
menghancurkan Fira'un demi Sayyidina Musa." Mengapa Allah SWT tidak
menghancurkan Fir'aun pada 40 tahun sebelumnya? Karena Fir'aun
mempunyai kebiasaan mengumpulkan remah-remah makanan yang berjatuhan
dari meja. Fir'aun mengumpulkan dan memakan remah-remah tersebut.
Fir'aun berkata, "Aku tidak bisa membuang remah-remah ini karena
inilah nikmat dari Allah."

Karena saat tujuan datang -karena kita berada dijalan menuju tujuan
akhir- dan tujuan mendekat. Jadi, persiapkan diri kalian untuk tujuan
tersebut. Nah, saat tujuan akhir/masa hidup Fir'aun mendekat, setan
datang dan berkata, "Kau sudah menyimpan makanan dan remah-remah.
Kenapa? Kau kan Tuhan! Tinggalkan itu!"

Berapa kali kita membuang remah-remah bekas kita makan? Di meja kita
dan di lantai. Bukan hanya itu, kita mengambil makanan dan
membuangnya.
Saya tidak berencana membicarakan ini dan Mawlana Syaikh bersikeras
untuk mengatakan bahwa perubahan mendekat. Dan perubahan tersebut
mulai pada *Maulid an-Nabi* SAW dibulan Maret. Sebagian orang di
California mendengar dan melihat perubahan itu. Barang siapa yang
memahami, maka dipahami maksud dari perubahan tersebut.

Mawlana menyebutkan nama seseorang yang sedang datang. Dan orang itu
sudah datang sekarang. Dan kami akan melihat perubahan apa yang akan
terjadi. Ini bukanlah perubahan beliau dan bukan juga perubahan para
pengikut beliau. Bukan, ada sebuah perubahan surgawi mendekat.
Perubahan menjadi lebih baik. Bukan hanya bagi kaum Muslim, tapi buat
semua orang. Allah SWT tidak membedakan siapa yang Muslim dan yang
tidak. Tapi perubahan bagi semua orang. Urusan akhirat lain lagi.
Allah SWT memberikan sebuah perubahan yang sudah dinanti-nanti. Jangan
lupa membaca, "Subhaanallaahi *wa bihamdihi Subhaanallaahil 'Azhim
Astaghfirullah* ."

No comments: