A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Pada umumnya orang berpikir bahwa kemuliaan diperoleh karena memiliki uang yang lebih banyak. Atau karena memiliki lebih banyak perhiasan, pesawat terbang, pabrik, tanah, perusahaan atau gedung-gedung. Atau mereka mengira bahwa kemuliaan diperoleh karena menjadi seorang pejabat. Tingkat tertinggi bagi mereka adalah dengan menjadi presiden, perdana menteri atau jenderal. Dan mungkin berhasil kalian raih ketika kalian sudah hampir tiba di akhir hayat kalian, atau ketika kalian sudah menghabiskan hampir seluruh tenaga dan harapan kalian. Artinya, pada saat itu kalian telah menjalani hampir seluruh hidup kalian.
Orang biasanya paling menikmati hidup ketika mereka masih muda. Dan mungkin seseorang bisa mencapai kemuliaan yang tinggi dalam hidupnya, tetapi kondisi fisiknya sudah mencapai titik terendah, atau di bawah itu!
Seperti seseorang yang memiliki gigi, bisa makan kacang. Tetapi apa artinya jika ia diberi kacang setelah seluruh giginya rontok!?
Orang biasanya menerima kemuliaan duniawi ketika usianya sudah senja, dan perasaannya sudah tidak seperti dulu.
Kemuliaan di bidang materi itu mungkin diraih pada usia di mana kalian sudah tidak bisa menikmatinya lagi, seperti saat kalian mendambakannya pada masa muda kalian.
Kebanyakan orang dengan bodohnya berlari mengejar kemuliaan ini, yang sering sulit digapai, kemudian hidup mereka berakhir! Dan ketika mati, tidak ada lagi kemuliaan bagi mereka. Habis! Ia mencoba memperoleh kemuliaan dari hidup ini dan sekarang telah berakhir!
Kalian seharusnya mencari kemuliaan yang akan menyertai kalian selamanya. Abadi dan tanpa akhir.
Jangan biarkan kesempatan itu hilang!
Terserah pada kalian. Kalian bisa berlari mengambil lebih banyak dari dunia ini, tetapi tak lama kemudian, kalian akan menuju ke tempat yang gelap di kuburan.
Kalian ingin memperoleh kenikmatan di dunia ini, tetapi kenikmatan yang sesungguhnya berasal dari Allah SWT, dan hati kita diciptakan untuk berkah-Nya yang tanpa akhir.
Wa min Allah at tawfiq.
Sumber. Situs web Muhibbun Naqsybandi
No comments:
Post a Comment