Followers

Wednesday, May 7, 2008

Kata Mutiara Hikmah Mawlana Grandsyaikh Nazim Adil al Haqqani

“Murid yang sesungguhnya dalam Tariqah Naqshbandi-Haqqani adalah sahabat, penolong dan pendukung dari setiap pembela Sayyidina Muhammad sall-Allahu ‘alayhi wasallam, dan adalah tugas kita untuk bersahabat dan berasosiasi dengan para pembela seperti itu, karena mereka berada pada jalan Mawlana, tak peduli apakah mereka adalah Naqshbandi atau bukan”.

“Tujuan kita adalah untuk melindungi serta melukiskan Nabi Muhammad sall-Allahu ‘alayhi wa aalihi wasallam dan sifat-sifat beliau yang luhur dan agung, baginya sholawat dan salam serta bagi ahli-bait dan sahabat-sahabat beliau yang untuk ini Allah mendukung kita!”

“Sudah menjadi suatu aturan yang disepakati di antara Rijal-Allah, Para Kekasih Allah, bahwa keragaman jalan ini adalah “diperuntukkan bagi” mereka yang belum terhubungkan dan mereka yang belum mencapai akhir perjalanan, dan belum mendapatkan ‘amanat’-nya, sementara mereka yang telah mawsul (“sampai”) semua berada pada satu jalan dan dalam satu lingkaran dan mereka saling mengetahui dan mencintai satu sama lain”.

“ Mereka akan berada di mimbar-mimbar cahaya di Hari Kebangkitan. Karena itu, kita, para Murid dari jalan-jalan Tariqah mestilah pula saling mengetahui, mengenal dan mencintai satu sama lain demi keridhaan Allah dan Nabi-Nya serta para Kekasih-Nya agar diri kita mampu memasuki cahaya penuh barakah tersebut dan masuk dalam lingkaran tertinggi dari suhba (persahabatan) dan jama’ah, jauh dari furqa (perpecahan) dan keangkuhan”.

“Kita telah diperintahkan untuk mencintai orang-orang suci. Mereka adalah para Nabi, dan setelah para Nabi, adalah para pewaris mereka, Awliya’. Kita telah diperintahkan untuk beriman pada para Nabi, dan iman memberikan pada diri kita Cinta”. “Cinta membuat manusia untuk mengikuti ia yang dicintai. ITTIBA’ bermakna untuk mencintai dan mengikuti

*Puasa dari Amarah Selama 40 Hari*

Mawlana Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani
*Sohbet Tanggal 22 Februari 2008
Masjid al-Iman, Oakland, California

*A`udzu billahi min asy-syaitaan ir-rajiim

Bismillahir Rahmanir Rahim

Nawaytu'l-arba` iin, nawaytu'l-`itikaaf, nawaytu'l-khalwah,
nawaytu'l-riyaada, nawaytu's-suluuk, nawaytu'l-`uzlah lillahi ta`ala fii
hadzal-masjid
*
Ini lanjutan dari kemarin, pertemuan sebelumnya. Pertama-tama, kita harus
mengucap *alhamdulillahi rabbil-'alamiin* karena Dia membimbing kita berada
dipintu awliya-Nya, dimana Dia membimbing kita untuk berada di pintu para
wali-Nya dimana Allah swt mendeskripsikan mereka: *awliyaee tahta qibaabee
la ya'lamahum ghayree.*

Sangat jarang untuk mengetahui awliyaullah. Tingkah laku mereka mungkin
sangat normal sehingga orang biasanya tidak pernah berpikir jikalau mereka
adalah awliyaullah. Ada jenis awliyaullah yang seperti itu. Ada tipe lain
yaitu ...
Allah swt tidak meminta mereka untuk menyembunyikan jati dirinya karena
mereka dibutuhkan di dunia ini untuk dikenali oleh orang lain agar dapat
diikuti. Dan barang siapa yang menyembunyikan diri itu karena itulah tugas
mereka; mereka dibawa tanggung jawab yang sangat besar, berusaha sekuat
tenaga untuk memoles hati manusia melalui hubungan spiritual. Jadi, mereka
sibuk dengan tugasnya dan mereka telah diperintahkan untuk menyembunyikan
jati diri mereka karena inilah tugasnya. Jadi mereka berada diantara ummah
dan itulah tugas mereka untuk berada diantara ummah dan kau tidak mengetahui
siapa mereka. Kau juga tidak berpikir kalau mereka awliyaullah. Dan yang
lain, yang berada diantara ummah diijinkan untuk dikenal, mereka mempunyai
sebuah tugas untuk membimbing ummah dengan cara-cara mereka. Melalui jalan
mereka. Kita bersyukur kepada Allah swt yang telah membimbing kita ke
wali-wali yang dikenal dan disembunyikan dan membimbing kita untuk bersama
wali-wali yang dikenal dan disembunyikan. Tidak semua orang dapat bersama
dengan wali-wali yang dikenal dan disembunyikan. Karena keduanya sangatlah
jarang.

Kita bersyukur kepada Allah swt karena Dia sudah menjadikan kita berada
diambang pintu Syaikh kita, Mawlana Syaikh Muhammad Nazim Adil al-Haqqani
yang berhubungan dengan Grandsyaikh kita Mawlana Syaikh Abdullah al-Faiz
ad-Daghestani. Dan semua orang dari kita datang dengan cara ini atau
perintah ini atau ajaran ini untuk mencari sesuatu; mencari dan menemukan
dirinya sendiri. Apakah yang membuat seseorang datang? Baik karena mereka
cinta kepada spiritualitas dan mereka datang maupun karena terikat pada yang
terhubung kepada syuyukh mereka. Atau mereka datang dan menemukan diri
sendiri, merasakan sesuatu yang hilang dalam diri mereka dan mencari tahu
apakah yang hilang itu.

Dan seluruh waktu yang kami habiskan untuk mencari, aku ingat kami mencari
sejak kanak-kanak ketika masih muda belia. Sejak aku berumur 12 tahun. Aku
mencari seorang wali. Mencari dari apa yang aku dengar dari pembicaraan
orang-orang, awliyaullah, awliyaullah, awliyaullah. Dalam pikiranku awliya
adalah mereka yang bisa melakukan berbagai keajaiban. Belakangan aku tahu
kalau awliyaullah adalah mereka yang bisa melakukan berbagai keajaiban, ada
yang bisa kau lihat dan ada yang tidak. Dan dikemudian hari aku kalau
menemukan keajaiban yang terbaik adalah wali yang nantinya dapat kau lihat
dalam kehidupan selanjutnya,

Dan dikemudian hari dalam hidupku, aku menemukan keajaiban terbaik adalah
yang kau lihat nantinya dikehidupan, tersembunyi dan yang terlihat dan
paling terpenting adalah keajaiban pengetahuan. Pengetahuan yang awliyaullah
bawa lebih tinggi dibandingkan dengan pengetahuan ulama dan di rumah ayahku
banyak ulama berkunjung dan kami senang bergabung dengan mereka sampai kami
bertemu dengan Grandsyaikh dan kemudian dengan Mawlana Syaikh.

Lalu kami pahan bahwa menjadi seorang wali bukanlah sesuatu yang mudah. Kau
mungkin, seperti banyak orang yang ingin dipanggil sebagai wakil dari Mawlana
Syaikh atau deputi-deputi, mereka bebas memanggil diri mereka dengan sebutan
yang mereka inginkan. Kau dapat menjadi wakil, deputi, Syaikh, bisa! Tetapi
menjadi seorang wali sangatlah sulit.

Jangan pikir jika kau kau memanggil dirimu sendiri atau seseorang mengatakan
kalau kau adalah seorang wakil dari seorang wali. *Wilaya *adalah sesuatu
yang berbeda, bahkan *wilaya *melampaui imajinasi. Gelar wali tidak mudah
diberikan. Jadi, bagaimana menjadi seorang wali, karena sulit dan kita ingin
tahu bagaimana caranya menjadi seorang wali. Seorang wali adalah seseorang
yang meninggalkan hidup dan keinginan-keinginan nya sepenuhnya. Dan seorang
yang melakukan 500 kewajiban yang sudah kita bicarakan pada pertemuan
sebelumnya dan meninggalkan 800 buah larangan yang kita bicarakan kemarin.

Seorang wali adalah seseorang yang meninggalkan ini semua dan tidak pernah
memohon menjadi ini atau itu. Dia tidak pernah meminta menjadi seorang
Syaikh; dia tidak pernah memohon menjadi terkenal; dia tidak pernah memohon
menjadi seseorang yang akan didatangi oleh banyak orang. Dia ingin menjadi
manusia normal,* tawadhu'* (rendah hati), tidak ada sesuatupun dari dunya
ini yang dapat mempermainkannya. Jadi, aku selalu memakai (materi dari) yang
aku dengar dari Grandsyaikh dan ini dari catatan-catatan Grandsyaikh,
sebagaimana sudah aku katakan kemarin dari tahun 1393. Barapa tahun yang
lalu? 30 tahun yang lalu, lebih dari 30 tahun.

Beliau biasa berkata kepadaku dan saudara laki-lakiku dan siapapun yang
turut mendengarkan, "Wahai anakku, kau menginginkan thariqah ini. Aku akan
memberikanmu kuncinya. Tapi ini ada harganya." Kami semua ingin tahu
harganya, kami akan berusaha memenuhinya. Beliau melanjutkan, "Hilangkan
kemarahan. Kau dilarang marah terhadap siapapun. Kau harus meluruhkan
kemarahan dari hatimu."

Mengapa orang-orang marah? Orang marah karena ego mereka begitu tinggi
sehingga tidak bisa menerima yang lain. Sang Nabi (saw) pernah berkata
kepada Sayyidina Abu Bakr ash-Shiddiq, "*al-ghadhabu kufran ya Aba Bakr* - *
Ghadhab*, amarah adalah ketidak percayaan, Oh Abu Bakr."

*Ghadhab *adalah pohon, batang pohon dari semua keburukan, semua kejahatan,
semua akhlak jelek. Ini adalah pohon setan yang bersama kita dan berusaha
membunuh kita dari dalam. Itulah mengapa kami menyebutkan pada sesi
sebelumnya kalau yang paling berbahaya adalah rumput liar. Orang datang dan
menarik rerumputan liar dari sekitar pohon karena saat rerumputan liar ini
tumbuh semakin besar akan membunuh pohon. Syari'ah, Islam adalah pesan yang
dibawa oleh Penghabisan para Nabi, sang Nabi (saw) membawanya kepada kita
untuk diikuti. Namun apa yang kita lakukan? Kita membiarkan
kejahatan-kejahatan ini, efek setan seperti rumput liar, mengambil alih
batang pohon itu dan akan membunuh pohon itu dikemudian hari.

Jadi, Mawlana Syaikh dan Grandsyaikh pernah berkata, "Langkah paling penting
bila kau ingin masuk ke dalam thariqah adalah meluruhkan *ghadhab*." Dan
beliau berkata bahwa, "Dia meriwayatkan sebuah cerita pada zaman sang Nabi
(saw). Beliau berkata kepada para Sahabat dan Sayyidina 'Umar ada disana dan
beliau langsung menunjuk ke Sayyidina 'Umar karena Sayyidina 'Umar mempunyai
kepribadiaan yang sangat kuat. Dia tidak menerima sesuatu yang salah. Dia
akan segera marah. Sayyidina 'Ali lebih lembut. Sayyidina 'Umar sangat kuat.
Beliau (saw) berkata kepada 'Umar dan aku mengutip perkataan Grandsyaikh:
"Ya 'Umar. Siapapun dari Ummahku di hari-hari terakhir, (ketika banyak
pertanda Hari Kiamat muncul seperti saat ini; jika kita membaca Kiamat
Mendekat (Approach of Armageddon), kita berada di Hari-hari Terakhir dan
sebagian besar hadits sang Nabi (saw) yang beliau prediksikan akan terjadi.
Dan awliyaullah mengharapkan disetiap kesempatan untuk sebuah perubahan
besar. Beliau berkata, "Ya 'Umar! Di hari-hari akhir yang akan datang,
umamahku akan diberi pahala lebih dibandingkan pahala yang dilimpahkan pada
saat ini dan Allah swt akan menaikkan tingkat mereka ketika mereka akan
menurunkan daripada jatuh ke dalam keinginan-keinginan setan bahkan untuk
melakukan satu dosa, jika mereka menghentikannya demi kepentingan Allah,
jika merasa dapat melakukan dosa itu dan mereka melakukannya dan kemudian
berhenti karena kecintaan mereka kepada Allah dan sang Nabi (saw), maka
mereka akan diberi pahala lebih banyak dibandingkan pahala yang diberikan
pada saat ini."

Itulah arinya *tajalli*, manifestasi- manifestasi, dari nama *ar-Rahman *begitu
besarnya sehingga siapapun yang berhenti melakukan satu dosa akan diberi
pahala dengan pahala yang tidak pernah diberikan sebelumnya. Bukan berarti
kita akan menjadi lebih baik. Tidak seorangpun dapat menggapai kedudukan
Sahabat, sahabat tetaplah sahabat, tidak seorangpun mampu meraih kedudukan
mereka. Namun pahala-pahala yang dibukakan pada Hari-hari Akhir lebih banyak
dari yang dibukakan sebelumnya. Karena kita berada dihari-hari tersebut,
dosa ada dimana-mana dan ketika kau menghentikan dirimu sendiri dari
keinginan-keinginan ego, maka hal itu seakan kau melakukan *Jihad al-akbar*.
Itulah jihad besar, para Sahabat memberikan hidupnya untuk itu. Saat ini
bila meninggalkan satu dosa, kau akan dianugerahi pahala seperti itu.

"Hari ini," beliau berkata, dan itu tahun 1392, kini kita ada ditahun 1429.
Berapa tahun yang lalu? 36 tahun. Beliau berkata, "Allah telah membukakan
sebuah manifestasi spesial yang khusus yang belum pernah dibukakan
sebelumnya dan kini dibukakan," beliau melanjutkan, "siapapun yang akan
berusaha untuk menghalangi dirinya sendiri dari jatuh ke dalam jebakan setan
akan diberi pahala seperti pahala *Jihad al-Akbar*."

Sayyidina Adam (as) melakukan satu dosa, Iblis melakukan satu dosa, dan
Iblis dikutuk. Sayyidina Adam (as) melakukan satu dosa dan diutus ke bumi
dan Iblis melakukan satu dosa dan dikutuk. Dan sang Nabi (saw) bersabda,
"Jika kau menjauhi dari melakukan satu dosa, kau akan dinaikkan ke
surga." Lihat
perbedaannya. Jika kau mampu, wahai muslim, wahai pengikut tariqah dari
melakukan satu dosa, kau akan dinaikkan ke surga. Berapa banyak dosa yang
kita hadapi dalam satu hari? Tanyalah dirimu sendiri? Hitunglah, dosa itu
terlalu banyak. Tiap gerakan yang kita lakukan, kita lakukan dalam dosa.
Dosa tersembunyi dan tidak tersembunyi

Itulah mengapa sangatlah sulit menjaga amarah agar tidak timbul karena Setan
berusaha sepanjang waktu untuk datang ke telinga kita, ke pikiran kita untuk
menyimpangkan dirimu dari jalur. Kau berada di atas *Sirathal
Mustaqiim*Setan berusaha menyingkirkanmu dan mengamati seberapa jauh
kau tersingkir.
Dan

Grandsyaikh berkata, "Jika seseorang berusaha melindungi dirinya selama 40
hari* haalan fa`lan*, yang artinya dia berusaha menghentikan dirinya secara
fisik melakukan sesuatu dan secara spiritual melakukan sesuatu yang salah,
dia akan diberikan sebuah kekuatan seperti kekuatan untuk memotong habis
pohon kemarahan dan pohon terlarang dari batangnya. Namun kau harus
melindungi dirimu sendiri selama 40 hari dari jatuh ke dalam perangkap
Setan. Itulah mengapa awiyaullah memerintahkan para pengikutnya melakukan *
suluk* selama 40 hari. Dalam *suluk*, kau tidak bersama orang-orang, tidak
bersama dunya dan kau ada dalam ruanganmu atau gua dan melakukan *suluk*.
Kini, dimanakah kau melakukan *suluk*? Mereka mengirimmu ke sana ditempat
ini di Madinah atau Makkah atau di Syam Syarif, kau melakukan *suluk*.

Sebelum awiyaullah memerintahkan para muridnya melakukan *suluk* dalam
gua-gua sehingga kau akan sendirian sepanjang waktu dan ada jin yang datang
dan mereka akan memakan kakimu dimalam hari. Kau tidak tahu berapa kali kau
akan diganggu. Kau dengar angin bertiup mendekat huuu, dan mungkin mendengar
suara-suara dan kau harus melakukan* suluk* disana; tidak ada seorangpun
disana. Mereka memberimu roti kering selama 40 hari dan mereka memberimu
air; yang mungkin berasal dari sungai atau gunung dekat air terjun dan makan
roti, roti kering. Berapa banyak suara yang kau dengar disana? Sebagian dari
mereka mengirim para pengikutnya di masa-masa berharga, ke pekuburan -gali
lubang dan lalu lakukan *suluk* disana, diantara orang-orang yang sudah
meninggal. Dapatkah kau melakukannya selama 40 hari?
Hari berikutnya kau akan lari terbirit-birit! Bukan esok harinya, 2 menit
kemudian. Segera mereka memasukkanmu dan mereka melihatmu mengikuti mereka
berjalan pulang.

Ada sebuah pemakaman dekat kediaman Mawlana Syaikh Nazim dan ada dipemakaman
dekat kediaman Grandsyaikh, di Siprus dekat kediaman Mawlana. Aku tahu, ada
seorang yang tidak bisa tidur kecuali berada dipemakaman. Dia mempunyai
sebuah lubang dan sebuah tenda dan dia tidur disana dimana sekelilingnya
kuburan. *Subhanallah* dia tidak takut, dia tidak takut apa-apa di malam
hari bersama orang-orang yang sudah meninggal. Mungkin saja satu orang
keluar dari kubur.

Sayyida Nafisa at-Tahira salah satu cucu sang Nabi (saw) dikuburkan di
Mesir. Imam Syafi'i biasanya datang dan belajar bersamanya dan belajar dari
sini. Sayyida Nafisa at-Tahira menggali lubang dalam kamarnya. Tiap hari dia
biasa pergi ke lubang itu dan membaca al Qur'an sehingga barakah dari Qur'an
akan ada dalam kubur ketika dia dikuburkan dan barakah itu ditemukan. Adakah
satu dari kita menggali lubang dan masuk ke dalam sana untuk membaca Qur'an
disana setiap hari?

Ingatlah dunya ini tidak akan abadi. Cacing-cacing akan menggerogotimu.
Mereka bergerak dan memakan tiap sel yang mereka makan dari tubuhmu, mereka
akan bertanya kepadamu dimana kau menghabiskan sel itu. Apa yang sudah
dilakukan sel, berapa banyak dosa yang dilakukan. Kita memohon kepada Allah
untuk melindungi kita. Kita adalah para hamba yang penuh dosa. Kita mohon
kepada Allah untuk menerima kita sebagai hamba. Namun kita adalah hamba yang
penuh dosa.

Jadi, beliau berkata bahwa, "Dengan meninggalkan kehidupanmu sepenuhnya
selama 40 hari, semua jenis hasrat buruk dan hanya selama 40 hari kau
melakukan shalat dan ibadah kepada Allah, pohon amarah, pohon terlarang akan
dipotong sepenuhnya dan kau akan diberi pahala seperti *Jihad
al-akbar* dan*Jihad al-asghar
*, kau akan diberi pahala seperti jika kau meninggalkannya selama 40 hari."

Dia berkata bahwa, "Sebelum awliyaullah melakukan begitu banyak
*suluk*untuk meraih tingkat kesucian, menghapuskan dari diri mereka
800 akhlak yang
terlarang, *akhlaq adh-dhamima* , akhlak terburuk untuk dihapuskan dari orang
itu." Dia berkata bahwa, "Dimasa ini Allah sudah membukakan sebuah rahmat
spesial untuk meraih tingkat tertinggi dari kesempurnaan moral seakan kita
telah melakukan banyak *suluk*, meskipun tidak melakukan satu *suluk* pun,
dan jika kau tidak melakukan satu *suluk* saat ini ada sebuah rahmat spesial
atas semua orang, jika sebelumnya sudah melakukan banyak* suluk* untuk
mencapai kesempurnaan moral maka seakan kau sudah melakukan ratusan *suluk*.
Apakah yang harus kita lakukan?

Rahmat Allah seperti itu. Berkah Allah dan *tajalli *seperti itu. Apakah
yang dibutuhkan dari kita? Jika kau menjaminnya, kau akan dianugerahi *maqam
al-ihsan* *an **ta`budallah ka-anaka taraah*, *maqam al-ihsan* tingkat
ketiga Islam. Apa yang harus kau lakukan? Luruhkan amarah dari dirimu
sendiri. Jangan marah.Jangan berusaha mengevaluasi orang dan membuat catatan
atas mereka. Pertama evaluasi dirimu sendiri, apakah kau orang baik atau
jahat? Jangan lihat orang lain. Ketika kau melihat orang lain, Allah tidak
suka."

Grandsyaikh berkata dan aku akan mengutipnya. *Man yarda `an ahwaalina Allah
yarda `anhu. Wa alladhee...w yuhaasibahum wa yatruk al-`ibaad* dan dia yang
tidak mengejar orang lain dan berusaha mencari kesalahan-kesalahan mereka
serta tidak berusaha... Allah akan mengutus orang itu ke Surga tanpa
dihisab. Tinggalkan orang-orang. Apa pedulimu? Mereka memberimu sebuah paket
murah. Sebelum kau melakukan banyak ibadah ...*la rahata fee ad-deen*. Ini
sangat sulit "tidak istirahat dalam agama." Mereka tahu kini kita malas,
mereka tahu kita banyak melakukan dosa. Mereka berkata ini dan kau
memperoleh semuanya. Itu artinya, "apakah yang kau inginkan lebih baik dari
itu?" Artinya jangan melihat apa yang dilakukan orang lain. Perhatikan
dirimu sendiri, apakah saya orang baik atau tidak. Semua orang melihat
dirinya sebagai orang baik. Itu sampah.

Allah berfirman dalam Kitab Suci al Qur'an, "*wa la toozakoo anfusikum* -
Jangan berusaha meninggikan dirimu sendiri atau jangan berusaha menaikkan
dirimu sendiri."

Jangan berkata, "aku orang baik." Apakah yang dilakukan oleh sang Nabi
(saw)? Allah menjadikan beliau bulan dan menjadikan beliau matahari,
menjadikan beliau segalanya. *Subhanallah* betapa besar perbedaan antara apa
yang sudah Allah berikan kepada sang Nabi (saw) dan beliaulah Penghabisan
para Nabi dan apa yang beliau ucapkan, "*Allahuma la takilnee ila nafsee
tarfata `ayn* - Ya Allah jangan serahkan aku kepada diriku sendiri meski
dalam sekejab mata."

Perhatikan dari ini betapa buruknya diri, meskipun sang Nabi (saw) mempunyai
tiap kebaikan dalam diri beliau. Untuk satu detik. Artinya untuk satu
nanosecond. Jangan katakan kepada dirimu sendiri, "Aku manusia yang
baik." Jangan
dengarkan apa yang digosipkan dirimu ke dalam telinga. Kapankah gosip
datang? Ketika kita sedang melakukan shalat. Untuk melihat seberapa
bernilainya shalat yang ditujukan bagi Allah swt, melihat seberapa banyak
setan datang untuk menghancurkannya. Ketika kau mengucap, "*Allahu Akbar*,"
Allah! Segala sesuatu datang kesana. Mengapa gosip tidak datang ketika kau
sedang duduk? Mengapa gosip tidak datang sekarang? Tidak, hanya ketika kau
mengucap "Allahu Akbar." Itu adalah kata ajaib yang membuat Shaytan marah.

Kemudian ucapkan *bismillahi alhamdulillah rabbil-'alamiin* . Karena ketika
kau tidak sedang shalat, kau berada di dunya maka kau sudah jatuh dalam
dosa-dosa. Namun saat kau shalat, adalah ketika kau jauh dari dosan dan itu
memperlihatkan betapa pentingnya shalat kepada Allah dan betapa bencinya
setan terhadap shalat.

Dan apakah yang dibutuhkan? melakukan *suluk*. Dan untuk memperlihatkan
betapa banyak pahala yang diberikan kemudian Allah berfirman tinggalkan
mereka, bahkan anak-anakmu, istrimu. Allah akan bertanya kepada mereka.

Kita tidak akan bertanya kepada mereka dan mereka tidak akan mendengarkanmu.
Anak-anakmu berpikir kalau mereka tahu lebih banyak dari kamu; mereka ingin
mengagumi wanita dan membuat obat-obatan dan melakukan apa saja sekarang
ini. Dan jika kau berkata "tidak" kepada mereka, mereka akan memanggil
polisi untukmu.

Karena Setan menembus mereka dari atas hingga ke bawah karena amarah. Pergi
dan bicaralah dengan seorang anak dan perhatikan seberapa besar dia marah.
Apa yang kami sebut dalam bahasa Arab *an-nafs at-tifl al-madhmoum* . Dia
membangun amarah itu dari kanak-kanak. Orang-orang saling marah kepada.
Semoga Allah menyelamatkan kita dari itu dan melindungi kita. Semoga Allah
membukakan kepada kita keindahan-Nya yang terbaik dan cinta demi kepentingan
Sayyidina Muhammad (saw) dan demi kepentingan syuyukh kita terutama demi
kepentingan Mawlana Syaikh Muhammad Nazim al-Haqqani dan Grandsyaikh.

*Alhamdulillah* .

nterview: Tasawwuf Mawlana Shaykh Muhammad Nazim Adil al-Haqqani

Mawlana Shaykh Nazim: Bismillah ir-Rahman ir-Raheem was-salaat
was-salaam `ala Rasulih il-Karim wa `ala alihi wa sahbihi
ajm`een. Madad ya Sultan al-awliya. Allah, Allah. Allah Allah.
Kami adalah hamba yang dhoif (lemah). Kami hamba yang lemah. Saya
mohon ampunan dari Aziz Allah, saya mohon pertolongan Ilahi. Ya
Allah.

Moderator: Shaykh apakah anda siap? Apa anda memerlukan air
(minum) lagi ?

Mawlana Shaykh Nazim: Bismillah ir-Rahman ir-Raheem,
alhamdulillahi Rabbil `alameen. Saya selalu siap (siaga).

Moderator: [Introduksi dalam bahasa Arab dan Indonesia]

Mawlana Shaykh Nazim: Bahagia? Berbahagia (atas ulang tahun)
Happy birthday. Ya, berbahagia (seperti) sedang ulang tahun
kepada saya.

[dilanjutkan introduksi]

Moderator: shaykh yang saya cintai, kami memerlukan penjelasan
anda tentang tasawwuf, karena banyak orang tidak tahu bahwa
tasawwuf adalah bagian dari Islam, sepertinya Sufism bertentangan
dengan syariah, Sufism bertentangan dengan fiqih.

Mawlana Shaykh Nazim: Dari sudut mana itu bertentangan dengan
syariah?!

Moderator: Mereka mengatakan bahwa pengajaran Sufi bertentangan
dengan syariah.

Mawlana Shaykh Nazim: Apakah mereka melihat bahwa dari penganut
Naqshbandi melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syariah?

Moderator: Ya, mereka melakukan banyak bid´a.

Mawlana Shaykh Nazim: Apakah bid´a.

Moderator: Mereka melakukan terlalu banyak ibadah, terlalu banyak
shalat.

Mawlana Shaykh Nazim: Untuk apa kita diciptakan? Allah berfirman
"wa maa khalaqta al-jinni wal-ins illa li-ya`buduu. " - "Dan Aku
tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka mengabdi
kepada Ku." [51: 56]

Bila kita melakukan ibadah 24 jam (per hari) itu adalah Perintah
Nya. Dan kamu tahu bahwa pada Perjalanan Malam (peristiwa
Isra´ Mi´raj), Allah S.W.T. menawarkan kepada
Ummata Muhammad shalat harian 50 kali; namun kemudian dibuat
lebih sedikit, lebih sedikit, lebih sedikit, sampai itu hanya
lima kali (sehari). Jadi jika kita membuatnya lima puluh kali
(sehari), maka itu tidaklah terlalu banyak. Karena itu adalah
perintah awal Allah S.W.T., namun karena kelemahan Ummah
Sayiddina Muhammad, Allah membuatnya lebih sedikit, lebih
sedikit, lebih sedikit dan menjadi hanya lima.

Dan Allah memberi tahu kami, "Aku menerima angka lima mereka,
namun Aku tidak memberikan mereka pahala yang kurang. Mereka
boleh shalat lima kali, tetapi Aku menganugerahkan mereka pahala
sebagaimana bila mereka shalat 50 kali."

Orang dungu itu yang menolak katsiratus shalaat, terlalu banyak
shalat, berarti mereka menolak orang tariqat karena melakukan
shalat terlalu banyak. Apakah Allah S.W.T. mengeluh kepada orang,
bila mereka lebih banyak melakukan ibadah? Siapa itu binatang
yang mengatakan bahwa bila seseorang melakukan terlalu banyak
shalat dia melakukan bid´a. Kebodohan macam apa itu ?
Orang berkepala persegi itu tidak pernah mengetahui bedanya
syariah dari tariqat.

Moderator: Terima kasih kepada anda. Anda memiliki penjelasan
yang sangat mengejutkan.

Mawlana Shaykh Nazim: Terima kasih untuk pengertianmu. Tetapi
binatang itu, tak akan pernah mencapai pengertian apapun. Saya
memanggil mereka itu untuk datang ke hadapan saya dan saya boleh
bicara kepeda mereka. Siapa yang mereka perdaya ? Mereka dapat
saja datang kepadaku dan mengatakan apa yang mereka pertanyakan,
untuk membuat mereka datang dan belajar. Apakah mereka itu
pengikut syaithan atau pengikut Nabi ?

Dan ada sebuah hadits "La bid´ati fil-`ibada -
tidak ada bid´a untuk beribadah."
Engkau dapat mengerjakan apapun dibawah nama `ibadah dan itu
semua adalah sesuai dengan niat kamu. Apapun yang kita niatkan
untuk menjadikan ridha Allah, itu adalah `ibadah. La
bid´ati fil-`ibada.

Bid´a. Orang orang itu dalam kegelapan. Allah S.W.T.
menyebut melalui al Quran, tentang Kristians, dan Dia S.W.T.
bersabda, "wa rahbanniyyatunibtad a`uha, wa ma ra`ahu haqqa
riayatuh." - "Kemudian Kami menjadikan para Utusan Kami untuk
mengikuti jejak langkah mereka; dan Kami menjadikan Jesus, anak
Maryam, untuk mengikuti, dan menganugerahinya Injil, dan
menempatkan cinta-kasih dan belas kasih ke dalam hati para
pengikutnya. Tetapi mereka menciptakan monasteri (kependetaan)
- Kami tidask memerintahkan itu kepada mereka -
(kami hanya memerintahkan) untuk mencari Ridho Allah, dan mereka
melaksanakan hal itu dengan cara yang benar. Jadi Kami
menganugerahkan pahala bagi mereka yang beriman, namun banyak di
antara mereka adalah penghayat kejahatan." [57: 27]

Sebagaimana Allah menerangkan tentang Nasara (Nasrani), mereka
mempertahankan (sistem) kependetaan, rahbaniyya, untuk
memenjarakan diri mereka sendiri atau untuk memberikan seluruh
hidup mereka untuk Allah. Inilah sebuah bid´a. Allah
bersabda, "bahwa rahbaniyya yang dikerjakan Nasara adalah sebuah
bid´a. Namun mereka tidak mempertahankan sungguh-sungguh
dalam hal yang mereka lakukan itu, maka saya tidak senang dengan
mereka." Itu artinya jika seseorang memberikan dirinya dalam
rahbaniyya untuk Allah, dan jika dia mempertahankan kondisi itu
secara sempurna, maka Allah akan ridho dengan itu (kondisi itu).
Fa ma ra-awha haqqa riayatiha, itu artinya jika mereka memberikan
haqq, (dan) mereka lakukan itu secara seksama, maka Allah akan
ridho kepada mereka. Namun orang-orang itu tidak memiliki
fikiran, tidak memiliki pengertian, mereka jahil, orang-orang
yang ashad.

Mereka bangsa Arab, bahasa mereka adalah Arabic, namun mereka
(tidak) memahami Kitab Suci Quran. Allah bersabda dalam Kitab
Suci Quran, "idh qalat imrati Imran innee ja`altua maa fee batani
muhararran." - "Ketika seorang perempuan dari Imran mengatakan :
Allahuma ! Sesungguhnya saya bersumpah kepada Mu apa yang berada
dalam rahim saya, dipersembahkan (sebagai hamba Mu); maka
terimalah dariku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar Maha
Mengetahui." [3: 35]

Perhatikan, ibu dari Sittna Mariam, Imratu `Imran, ibu Beliau,
Allah mengatakan, dengan menirukan kata-kata ibunya itu,
"Sesungguhnya saya menyerahkan bayi yang saya kandung dalam rahim
saya ini, Ya Rabbi, saya menyerahkan anak itu bagi Mu. Saya
tidak membiarkan dia untuk dunia." Apakah Allah ridha
(senang) dengan hal itu atau tidak ?

Moderator: ya, Allah senang.

MAWLANA SHAYKH NAZIM :"Wa lama wada`taha . fataqabalah Rabbuha
bi-qabulin hasanin." - "Maka ketika dia dilahirkan, dia (ibunya)
berkata : Ya Rabbi ! Sesungguhnya saya melahirkan seorang bayi
perempuan -- dan Allah sangat mengetahui apa yang (akan)
dilahirkan -- dan laki-laki tidaklah seperti perempuan, dan saya
beri dia nama Mariam, dan saya memerintahkan dia dan keturunannya
ke dalam lindungan Mu dari shaitan yang terkutuk." [QS 3: 36]

Apakah engkau pikir itu adalah perintah Allah? Apakah engkau
berpikir demikian ? Apakah itu adalah perintah kepada imrati
`imran, untuk mengatakan hal yang demikian itu?

Moderator: Bukan, tidak ada perintah dari Allah.

MAWLANA SHAYKH NAZIM : Orang-orang itu mengatakan ini adalah
bid´a, mereka berkata, "Dia tak mungkin mengatakan itu."
Namun dia memang mengatakan itu. Dan apa sabda Allah ketika dia
melahirkan Mariam? Dia (Allah) bersabda, "fataqabalaha Rabbuha
bi-qabulin hasan." - "Maka Tuhannya mengabulkan dia dengan
perkenan yang bagus." [3: 37] Meskipun dia tidak diperintah atau
dipersilahkan untuk membuat nadhr demikian , persembahan seperti
itu, untuk mengatakan "Apapun yang saya kandung akan
diperuntukkan bagi Mu Ya Allah." Allah tidak lalu menjawab
"Jangan! Jangan lakukan itu." Allah S.W.T. langsung menerima apa
yang diniatkan olehnya dan mengatakan, "wa anbataha
nabatan hasanan wa kafalaha Zakariyya." - "Dia membuatnya tumbuh
dalam kesucian dan keindahan : Kepada pemeliharaan Zakariya dia
dibebankan." Dia membuat Zakariya, Shaykh al-Anbiya, untuk
memelihara gadis yang dilahirkannya itu.

Itu adalah bid´a, itu bukan perintah. Dia ibtada`, dia
telah membuat bid´a itu, namun Allah menerimanya. Dan Nabi
(s.a.w.) mengatakan, "Man sanna sanna fil-Islam sunnatun hasana,
faluh ajruhu wa ajra man `amila bihi." -"Dia yang memulai sebuah
praktek yang baik mendapat pahala darinya, dan dari semua yang
melakukannya setelah dia, tanpa mengecilkan pahala mereka
masing-masing sedikitpun." [Sahih Muslim] Ini adalah kata Nabi
(s.a.w.) atau bukan ?

Moderator: Ya. Itu sunnah Nabi (s.a.w.).

Mawlana Shaykh Nazim: Tetapi meskipun orang-orang itu adalah
bangsa Arab, mereka tidak memiliki pengertian. Jadi bila setiap
ibu mempunyai niat seperti itu, dan mengatakan, "Apapun anak yang
saya lahirkan, itu adalah untuk Allah, bukan untuk dunia," apakah
Allah menerimanya atau akan mengatakan 'Tidak !'"

Moderator: Tentu saja Allah akan menerima. Untuk Allah, tentu
saja !

Mawlana Shaykh Nazim: (Jadi) Apa kata orang-orang itu, bahwa
pengikut tariqat terlalu banyak melakukan ibadah ?

Moderator: Tetapi beberapa dari orang-orang itu mengerti bahasa
Arab, bukan ?

Mawlana Shaykh Nazim: Mereka hanya mengerti tentang dollar,
dollar, dollar, riyal, riyal, riyal, pound, pound, pound, mark,
mark, mark, dinar, dinar, dinar, sterling, sterling, sterling.
Namun mereka tidak mengatakan (tentang) lira Turkish, tidak lira.

Ini adalah butir penting yang perlu dibuat bagi orang -
orang itu. Tanyakan kepada mereka, bila semua wanita mengatakan,
"Apa yang ada dalam kandungan saya akan didedikasikan untuk
Allah," apakah Allah menerima ataukah menolaknya, apa katamu?
Tanyakan kepada orang - orang dungu, berkepala persegi itu. Dan
itu bukan lah foot persegi, bukan pula centimeter persegi, bukan
square millimeter persegi ?"

[Interrupsi]

Mawlana Shaykh Nazim: Saya harus menyelesaikan kalimat saya, bila
tidak saya merusakkan mesin mereka. Ya. Apa yang terjadi kepada
Sittna Mariam? Dia tetap memelihara peribadahan dan
pengabdiannya kepada Rabb dan dia selalu duduk di dalam mihrab.
Dan walinya, Zakariyya mengunjunginya di dalam mihrabnya,
mengatakan dan Allah memberi keterangan tentang itu : Inna Allah
yarzuqu man yasha`u bi-ghayri hisab.." - "Setiap kali dia
memasuki kamarnya untuk menjenguk nya, dia mendapatinya telah
tercukupi kebutuhannya". Dia berkata : "Ya Mariam! Dari
mana datangnya semua ini kepadamu?" Dia menjawab : "Dari Allah:
karena Allah memberikan rizqi kepada siapapun yang dikehendaki
Nya tanpa batas."" [3: 37]

Apakah dia duduk-duduk saja dalam mihrab atau tidak ? Apakah dia
tetap memelihara penghambaannya kepada Tuhannya atau dia pergi
kemana-mana. Apakah dia tinggal disitu 24 jam per hari, atau 4
jam ? Apakah dia menggunakan waktu bebasnya keluyuran menggunakan
baju pendek (mini skirt) dan memperlihatkan (aurat) dirinya, atau
dia duduk di mihrab? Dan tak seorangpun dapat melihat mukanya,
yang bercahaya terang sekali.

Kita boleh berhenti, itu adalah samudera. Saya memohon mereka
untuk tenggelam di dalamnya, mereka orang-orang tak-berpikiran
itu.



Moderator : nasihat apa yang anda miliki bagi bangsa Indonesia ?

Mawlana Shaykh Nazim: Saya menasihatkan untuk beriman seperti Ahl
as-Sunna, Ahl as-Sunna wal Jama`at yang beriman kepada Quran.
Saya hanya berbicara dari Kitab Suci al Quran. Saya hanya
berbicara dari Kitab Suci al Quran, agar supaya lidah mereka
(orang-orang dungu itu) terpotong (tak dapat membantah).

Alhamdulillah, Presiden, Yang Mulia Presiden Indonesia, mengambil
ba´iyat untuk menjadi Naqshbandi, dan segera seluruh
negeri akan semua menjadi Naqshbandi, meskipun terdapat semua
orang dungu itu, mereka yang jahil.

Selesai 27 menit, begitu cepat selesainya ?

Moderator: OK cukuplah untuk hari ini.

Mawlana Shaykh Nazim: OK jika (disebut) cukup, ya cukup. Untuk
kesempatan lain saya mempersiapkan meriam besar.

Hidangkan bagi beberapa orang ini untuk diminum, teh atau kopi.
Mereka bukanlah sedang mengunjungi makam (kuburan, yang tidak ada
suguhannya). Berikan pada mereka sesuatu untuk diminum. Mereka
sangat antusias untuk datang.

OK Ustadh? Apakah betul yang saya katakan? Kita memiliki,
hujjatun qati`a. Mereka hanya memiliki hujjatun da'iba.



Wa min Allah at Tawfiq