Wednesday, May 7, 2008
nterview: Tasawwuf Mawlana Shaykh Muhammad Nazim Adil al-Haqqani
Mawlana Shaykh Nazim: Bismillah ir-Rahman ir-Raheem was-salaat
was-salaam `ala Rasulih il-Karim wa `ala alihi wa sahbihi
ajm`een. Madad ya Sultan al-awliya. Allah, Allah. Allah Allah.
Kami adalah hamba yang dhoif (lemah). Kami hamba yang lemah. Saya
mohon ampunan dari Aziz Allah, saya mohon pertolongan Ilahi. Ya
Allah.
Moderator: Shaykh apakah anda siap? Apa anda memerlukan air
(minum) lagi ?
Mawlana Shaykh Nazim: Bismillah ir-Rahman ir-Raheem,
alhamdulillahi Rabbil `alameen. Saya selalu siap (siaga).
Moderator: [Introduksi dalam bahasa Arab dan Indonesia]
Mawlana Shaykh Nazim: Bahagia? Berbahagia (atas ulang tahun)
Happy birthday. Ya, berbahagia (seperti) sedang ulang tahun
kepada saya.
[dilanjutkan introduksi]
Moderator: shaykh yang saya cintai, kami memerlukan penjelasan
anda tentang tasawwuf, karena banyak orang tidak tahu bahwa
tasawwuf adalah bagian dari Islam, sepertinya Sufism bertentangan
dengan syariah, Sufism bertentangan dengan fiqih.
Mawlana Shaykh Nazim: Dari sudut mana itu bertentangan dengan
syariah?!
Moderator: Mereka mengatakan bahwa pengajaran Sufi bertentangan
dengan syariah.
Mawlana Shaykh Nazim: Apakah mereka melihat bahwa dari penganut
Naqshbandi melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syariah?
Moderator: Ya, mereka melakukan banyak bid´a.
Mawlana Shaykh Nazim: Apakah bid´a.
Moderator: Mereka melakukan terlalu banyak ibadah, terlalu banyak
shalat.
Mawlana Shaykh Nazim: Untuk apa kita diciptakan? Allah berfirman
"wa maa khalaqta al-jinni wal-ins illa li-ya`buduu. " - "Dan Aku
tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka mengabdi
kepada Ku." [51: 56]
Bila kita melakukan ibadah 24 jam (per hari) itu adalah Perintah
Nya. Dan kamu tahu bahwa pada Perjalanan Malam (peristiwa
Isra´ Mi´raj), Allah S.W.T. menawarkan kepada
Ummata Muhammad shalat harian 50 kali; namun kemudian dibuat
lebih sedikit, lebih sedikit, lebih sedikit, sampai itu hanya
lima kali (sehari). Jadi jika kita membuatnya lima puluh kali
(sehari), maka itu tidaklah terlalu banyak. Karena itu adalah
perintah awal Allah S.W.T., namun karena kelemahan Ummah
Sayiddina Muhammad, Allah membuatnya lebih sedikit, lebih
sedikit, lebih sedikit dan menjadi hanya lima.
Dan Allah memberi tahu kami, "Aku menerima angka lima mereka,
namun Aku tidak memberikan mereka pahala yang kurang. Mereka
boleh shalat lima kali, tetapi Aku menganugerahkan mereka pahala
sebagaimana bila mereka shalat 50 kali."
Orang dungu itu yang menolak katsiratus shalaat, terlalu banyak
shalat, berarti mereka menolak orang tariqat karena melakukan
shalat terlalu banyak. Apakah Allah S.W.T. mengeluh kepada orang,
bila mereka lebih banyak melakukan ibadah? Siapa itu binatang
yang mengatakan bahwa bila seseorang melakukan terlalu banyak
shalat dia melakukan bid´a. Kebodohan macam apa itu ?
Orang berkepala persegi itu tidak pernah mengetahui bedanya
syariah dari tariqat.
Moderator: Terima kasih kepada anda. Anda memiliki penjelasan
yang sangat mengejutkan.
Mawlana Shaykh Nazim: Terima kasih untuk pengertianmu. Tetapi
binatang itu, tak akan pernah mencapai pengertian apapun. Saya
memanggil mereka itu untuk datang ke hadapan saya dan saya boleh
bicara kepeda mereka. Siapa yang mereka perdaya ? Mereka dapat
saja datang kepadaku dan mengatakan apa yang mereka pertanyakan,
untuk membuat mereka datang dan belajar. Apakah mereka itu
pengikut syaithan atau pengikut Nabi ?
Dan ada sebuah hadits "La bid´ati fil-`ibada -
tidak ada bid´a untuk beribadah."
Engkau dapat mengerjakan apapun dibawah nama `ibadah dan itu
semua adalah sesuai dengan niat kamu. Apapun yang kita niatkan
untuk menjadikan ridha Allah, itu adalah `ibadah. La
bid´ati fil-`ibada.
Bid´a. Orang orang itu dalam kegelapan. Allah S.W.T.
menyebut melalui al Quran, tentang Kristians, dan Dia S.W.T.
bersabda, "wa rahbanniyyatunibtad a`uha, wa ma ra`ahu haqqa
riayatuh." - "Kemudian Kami menjadikan para Utusan Kami untuk
mengikuti jejak langkah mereka; dan Kami menjadikan Jesus, anak
Maryam, untuk mengikuti, dan menganugerahinya Injil, dan
menempatkan cinta-kasih dan belas kasih ke dalam hati para
pengikutnya. Tetapi mereka menciptakan monasteri (kependetaan)
- Kami tidask memerintahkan itu kepada mereka -
(kami hanya memerintahkan) untuk mencari Ridho Allah, dan mereka
melaksanakan hal itu dengan cara yang benar. Jadi Kami
menganugerahkan pahala bagi mereka yang beriman, namun banyak di
antara mereka adalah penghayat kejahatan." [57: 27]
Sebagaimana Allah menerangkan tentang Nasara (Nasrani), mereka
mempertahankan (sistem) kependetaan, rahbaniyya, untuk
memenjarakan diri mereka sendiri atau untuk memberikan seluruh
hidup mereka untuk Allah. Inilah sebuah bid´a. Allah
bersabda, "bahwa rahbaniyya yang dikerjakan Nasara adalah sebuah
bid´a. Namun mereka tidak mempertahankan sungguh-sungguh
dalam hal yang mereka lakukan itu, maka saya tidak senang dengan
mereka." Itu artinya jika seseorang memberikan dirinya dalam
rahbaniyya untuk Allah, dan jika dia mempertahankan kondisi itu
secara sempurna, maka Allah akan ridho dengan itu (kondisi itu).
Fa ma ra-awha haqqa riayatiha, itu artinya jika mereka memberikan
haqq, (dan) mereka lakukan itu secara seksama, maka Allah akan
ridho kepada mereka. Namun orang-orang itu tidak memiliki
fikiran, tidak memiliki pengertian, mereka jahil, orang-orang
yang ashad.
Mereka bangsa Arab, bahasa mereka adalah Arabic, namun mereka
(tidak) memahami Kitab Suci Quran. Allah bersabda dalam Kitab
Suci Quran, "idh qalat imrati Imran innee ja`altua maa fee batani
muhararran." - "Ketika seorang perempuan dari Imran mengatakan :
Allahuma ! Sesungguhnya saya bersumpah kepada Mu apa yang berada
dalam rahim saya, dipersembahkan (sebagai hamba Mu); maka
terimalah dariku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar Maha
Mengetahui." [3: 35]
Perhatikan, ibu dari Sittna Mariam, Imratu `Imran, ibu Beliau,
Allah mengatakan, dengan menirukan kata-kata ibunya itu,
"Sesungguhnya saya menyerahkan bayi yang saya kandung dalam rahim
saya ini, Ya Rabbi, saya menyerahkan anak itu bagi Mu. Saya
tidak membiarkan dia untuk dunia." Apakah Allah ridha
(senang) dengan hal itu atau tidak ?
Moderator: ya, Allah senang.
MAWLANA SHAYKH NAZIM :"Wa lama wada`taha . fataqabalah Rabbuha
bi-qabulin hasanin." - "Maka ketika dia dilahirkan, dia (ibunya)
berkata : Ya Rabbi ! Sesungguhnya saya melahirkan seorang bayi
perempuan -- dan Allah sangat mengetahui apa yang (akan)
dilahirkan -- dan laki-laki tidaklah seperti perempuan, dan saya
beri dia nama Mariam, dan saya memerintahkan dia dan keturunannya
ke dalam lindungan Mu dari shaitan yang terkutuk." [QS 3: 36]
Apakah engkau pikir itu adalah perintah Allah? Apakah engkau
berpikir demikian ? Apakah itu adalah perintah kepada imrati
`imran, untuk mengatakan hal yang demikian itu?
Moderator: Bukan, tidak ada perintah dari Allah.
MAWLANA SHAYKH NAZIM : Orang-orang itu mengatakan ini adalah
bid´a, mereka berkata, "Dia tak mungkin mengatakan itu."
Namun dia memang mengatakan itu. Dan apa sabda Allah ketika dia
melahirkan Mariam? Dia (Allah) bersabda, "fataqabalaha Rabbuha
bi-qabulin hasan." - "Maka Tuhannya mengabulkan dia dengan
perkenan yang bagus." [3: 37] Meskipun dia tidak diperintah atau
dipersilahkan untuk membuat nadhr demikian , persembahan seperti
itu, untuk mengatakan "Apapun yang saya kandung akan
diperuntukkan bagi Mu Ya Allah." Allah tidak lalu menjawab
"Jangan! Jangan lakukan itu." Allah S.W.T. langsung menerima apa
yang diniatkan olehnya dan mengatakan, "wa anbataha
nabatan hasanan wa kafalaha Zakariyya." - "Dia membuatnya tumbuh
dalam kesucian dan keindahan : Kepada pemeliharaan Zakariya dia
dibebankan." Dia membuat Zakariya, Shaykh al-Anbiya, untuk
memelihara gadis yang dilahirkannya itu.
Itu adalah bid´a, itu bukan perintah. Dia ibtada`, dia
telah membuat bid´a itu, namun Allah menerimanya. Dan Nabi
(s.a.w.) mengatakan, "Man sanna sanna fil-Islam sunnatun hasana,
faluh ajruhu wa ajra man `amila bihi." -"Dia yang memulai sebuah
praktek yang baik mendapat pahala darinya, dan dari semua yang
melakukannya setelah dia, tanpa mengecilkan pahala mereka
masing-masing sedikitpun." [Sahih Muslim] Ini adalah kata Nabi
(s.a.w.) atau bukan ?
Moderator: Ya. Itu sunnah Nabi (s.a.w.).
Mawlana Shaykh Nazim: Tetapi meskipun orang-orang itu adalah
bangsa Arab, mereka tidak memiliki pengertian. Jadi bila setiap
ibu mempunyai niat seperti itu, dan mengatakan, "Apapun anak yang
saya lahirkan, itu adalah untuk Allah, bukan untuk dunia," apakah
Allah menerimanya atau akan mengatakan 'Tidak !'"
Moderator: Tentu saja Allah akan menerima. Untuk Allah, tentu
saja !
Mawlana Shaykh Nazim: (Jadi) Apa kata orang-orang itu, bahwa
pengikut tariqat terlalu banyak melakukan ibadah ?
Moderator: Tetapi beberapa dari orang-orang itu mengerti bahasa
Arab, bukan ?
Mawlana Shaykh Nazim: Mereka hanya mengerti tentang dollar,
dollar, dollar, riyal, riyal, riyal, pound, pound, pound, mark,
mark, mark, dinar, dinar, dinar, sterling, sterling, sterling.
Namun mereka tidak mengatakan (tentang) lira Turkish, tidak lira.
Ini adalah butir penting yang perlu dibuat bagi orang -
orang itu. Tanyakan kepada mereka, bila semua wanita mengatakan,
"Apa yang ada dalam kandungan saya akan didedikasikan untuk
Allah," apakah Allah menerima ataukah menolaknya, apa katamu?
Tanyakan kepada orang - orang dungu, berkepala persegi itu. Dan
itu bukan lah foot persegi, bukan pula centimeter persegi, bukan
square millimeter persegi ?"
[Interrupsi]
Mawlana Shaykh Nazim: Saya harus menyelesaikan kalimat saya, bila
tidak saya merusakkan mesin mereka. Ya. Apa yang terjadi kepada
Sittna Mariam? Dia tetap memelihara peribadahan dan
pengabdiannya kepada Rabb dan dia selalu duduk di dalam mihrab.
Dan walinya, Zakariyya mengunjunginya di dalam mihrabnya,
mengatakan dan Allah memberi keterangan tentang itu : Inna Allah
yarzuqu man yasha`u bi-ghayri hisab.." - "Setiap kali dia
memasuki kamarnya untuk menjenguk nya, dia mendapatinya telah
tercukupi kebutuhannya". Dia berkata : "Ya Mariam! Dari
mana datangnya semua ini kepadamu?" Dia menjawab : "Dari Allah:
karena Allah memberikan rizqi kepada siapapun yang dikehendaki
Nya tanpa batas."" [3: 37]
Apakah dia duduk-duduk saja dalam mihrab atau tidak ? Apakah dia
tetap memelihara penghambaannya kepada Tuhannya atau dia pergi
kemana-mana. Apakah dia tinggal disitu 24 jam per hari, atau 4
jam ? Apakah dia menggunakan waktu bebasnya keluyuran menggunakan
baju pendek (mini skirt) dan memperlihatkan (aurat) dirinya, atau
dia duduk di mihrab? Dan tak seorangpun dapat melihat mukanya,
yang bercahaya terang sekali.
Kita boleh berhenti, itu adalah samudera. Saya memohon mereka
untuk tenggelam di dalamnya, mereka orang-orang tak-berpikiran
itu.
Moderator : nasihat apa yang anda miliki bagi bangsa Indonesia ?
Mawlana Shaykh Nazim: Saya menasihatkan untuk beriman seperti Ahl
as-Sunna, Ahl as-Sunna wal Jama`at yang beriman kepada Quran.
Saya hanya berbicara dari Kitab Suci al Quran. Saya hanya
berbicara dari Kitab Suci al Quran, agar supaya lidah mereka
(orang-orang dungu itu) terpotong (tak dapat membantah).
Alhamdulillah, Presiden, Yang Mulia Presiden Indonesia, mengambil
ba´iyat untuk menjadi Naqshbandi, dan segera seluruh
negeri akan semua menjadi Naqshbandi, meskipun terdapat semua
orang dungu itu, mereka yang jahil.
Selesai 27 menit, begitu cepat selesainya ?
Moderator: OK cukuplah untuk hari ini.
Mawlana Shaykh Nazim: OK jika (disebut) cukup, ya cukup. Untuk
kesempatan lain saya mempersiapkan meriam besar.
Hidangkan bagi beberapa orang ini untuk diminum, teh atau kopi.
Mereka bukanlah sedang mengunjungi makam (kuburan, yang tidak ada
suguhannya). Berikan pada mereka sesuatu untuk diminum. Mereka
sangat antusias untuk datang.
OK Ustadh? Apakah betul yang saya katakan? Kita memiliki,
hujjatun qati`a. Mereka hanya memiliki hujjatun da'iba.
Wa min Allah at Tawfiq
was-salaam `ala Rasulih il-Karim wa `ala alihi wa sahbihi
ajm`een. Madad ya Sultan al-awliya. Allah, Allah. Allah Allah.
Kami adalah hamba yang dhoif (lemah). Kami hamba yang lemah. Saya
mohon ampunan dari Aziz Allah, saya mohon pertolongan Ilahi. Ya
Allah.
Moderator: Shaykh apakah anda siap? Apa anda memerlukan air
(minum) lagi ?
Mawlana Shaykh Nazim: Bismillah ir-Rahman ir-Raheem,
alhamdulillahi Rabbil `alameen. Saya selalu siap (siaga).
Moderator: [Introduksi dalam bahasa Arab dan Indonesia]
Mawlana Shaykh Nazim: Bahagia? Berbahagia (atas ulang tahun)
Happy birthday. Ya, berbahagia (seperti) sedang ulang tahun
kepada saya.
[dilanjutkan introduksi]
Moderator: shaykh yang saya cintai, kami memerlukan penjelasan
anda tentang tasawwuf, karena banyak orang tidak tahu bahwa
tasawwuf adalah bagian dari Islam, sepertinya Sufism bertentangan
dengan syariah, Sufism bertentangan dengan fiqih.
Mawlana Shaykh Nazim: Dari sudut mana itu bertentangan dengan
syariah?!
Moderator: Mereka mengatakan bahwa pengajaran Sufi bertentangan
dengan syariah.
Mawlana Shaykh Nazim: Apakah mereka melihat bahwa dari penganut
Naqshbandi melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syariah?
Moderator: Ya, mereka melakukan banyak bid´a.
Mawlana Shaykh Nazim: Apakah bid´a.
Moderator: Mereka melakukan terlalu banyak ibadah, terlalu banyak
shalat.
Mawlana Shaykh Nazim: Untuk apa kita diciptakan? Allah berfirman
"wa maa khalaqta al-jinni wal-ins illa li-ya`buduu. " - "Dan Aku
tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka mengabdi
kepada Ku." [51: 56]
Bila kita melakukan ibadah 24 jam (per hari) itu adalah Perintah
Nya. Dan kamu tahu bahwa pada Perjalanan Malam (peristiwa
Isra´ Mi´raj), Allah S.W.T. menawarkan kepada
Ummata Muhammad shalat harian 50 kali; namun kemudian dibuat
lebih sedikit, lebih sedikit, lebih sedikit, sampai itu hanya
lima kali (sehari). Jadi jika kita membuatnya lima puluh kali
(sehari), maka itu tidaklah terlalu banyak. Karena itu adalah
perintah awal Allah S.W.T., namun karena kelemahan Ummah
Sayiddina Muhammad, Allah membuatnya lebih sedikit, lebih
sedikit, lebih sedikit dan menjadi hanya lima.
Dan Allah memberi tahu kami, "Aku menerima angka lima mereka,
namun Aku tidak memberikan mereka pahala yang kurang. Mereka
boleh shalat lima kali, tetapi Aku menganugerahkan mereka pahala
sebagaimana bila mereka shalat 50 kali."
Orang dungu itu yang menolak katsiratus shalaat, terlalu banyak
shalat, berarti mereka menolak orang tariqat karena melakukan
shalat terlalu banyak. Apakah Allah S.W.T. mengeluh kepada orang,
bila mereka lebih banyak melakukan ibadah? Siapa itu binatang
yang mengatakan bahwa bila seseorang melakukan terlalu banyak
shalat dia melakukan bid´a. Kebodohan macam apa itu ?
Orang berkepala persegi itu tidak pernah mengetahui bedanya
syariah dari tariqat.
Moderator: Terima kasih kepada anda. Anda memiliki penjelasan
yang sangat mengejutkan.
Mawlana Shaykh Nazim: Terima kasih untuk pengertianmu. Tetapi
binatang itu, tak akan pernah mencapai pengertian apapun. Saya
memanggil mereka itu untuk datang ke hadapan saya dan saya boleh
bicara kepeda mereka. Siapa yang mereka perdaya ? Mereka dapat
saja datang kepadaku dan mengatakan apa yang mereka pertanyakan,
untuk membuat mereka datang dan belajar. Apakah mereka itu
pengikut syaithan atau pengikut Nabi ?
Dan ada sebuah hadits "La bid´ati fil-`ibada -
tidak ada bid´a untuk beribadah."
Engkau dapat mengerjakan apapun dibawah nama `ibadah dan itu
semua adalah sesuai dengan niat kamu. Apapun yang kita niatkan
untuk menjadikan ridha Allah, itu adalah `ibadah. La
bid´ati fil-`ibada.
Bid´a. Orang orang itu dalam kegelapan. Allah S.W.T.
menyebut melalui al Quran, tentang Kristians, dan Dia S.W.T.
bersabda, "wa rahbanniyyatunibtad a`uha, wa ma ra`ahu haqqa
riayatuh." - "Kemudian Kami menjadikan para Utusan Kami untuk
mengikuti jejak langkah mereka; dan Kami menjadikan Jesus, anak
Maryam, untuk mengikuti, dan menganugerahinya Injil, dan
menempatkan cinta-kasih dan belas kasih ke dalam hati para
pengikutnya. Tetapi mereka menciptakan monasteri (kependetaan)
- Kami tidask memerintahkan itu kepada mereka -
(kami hanya memerintahkan) untuk mencari Ridho Allah, dan mereka
melaksanakan hal itu dengan cara yang benar. Jadi Kami
menganugerahkan pahala bagi mereka yang beriman, namun banyak di
antara mereka adalah penghayat kejahatan." [57: 27]
Sebagaimana Allah menerangkan tentang Nasara (Nasrani), mereka
mempertahankan (sistem) kependetaan, rahbaniyya, untuk
memenjarakan diri mereka sendiri atau untuk memberikan seluruh
hidup mereka untuk Allah. Inilah sebuah bid´a. Allah
bersabda, "bahwa rahbaniyya yang dikerjakan Nasara adalah sebuah
bid´a. Namun mereka tidak mempertahankan sungguh-sungguh
dalam hal yang mereka lakukan itu, maka saya tidak senang dengan
mereka." Itu artinya jika seseorang memberikan dirinya dalam
rahbaniyya untuk Allah, dan jika dia mempertahankan kondisi itu
secara sempurna, maka Allah akan ridho dengan itu (kondisi itu).
Fa ma ra-awha haqqa riayatiha, itu artinya jika mereka memberikan
haqq, (dan) mereka lakukan itu secara seksama, maka Allah akan
ridho kepada mereka. Namun orang-orang itu tidak memiliki
fikiran, tidak memiliki pengertian, mereka jahil, orang-orang
yang ashad.
Mereka bangsa Arab, bahasa mereka adalah Arabic, namun mereka
(tidak) memahami Kitab Suci Quran. Allah bersabda dalam Kitab
Suci Quran, "idh qalat imrati Imran innee ja`altua maa fee batani
muhararran." - "Ketika seorang perempuan dari Imran mengatakan :
Allahuma ! Sesungguhnya saya bersumpah kepada Mu apa yang berada
dalam rahim saya, dipersembahkan (sebagai hamba Mu); maka
terimalah dariku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar Maha
Mengetahui." [3: 35]
Perhatikan, ibu dari Sittna Mariam, Imratu `Imran, ibu Beliau,
Allah mengatakan, dengan menirukan kata-kata ibunya itu,
"Sesungguhnya saya menyerahkan bayi yang saya kandung dalam rahim
saya ini, Ya Rabbi, saya menyerahkan anak itu bagi Mu. Saya
tidak membiarkan dia untuk dunia." Apakah Allah ridha
(senang) dengan hal itu atau tidak ?
Moderator: ya, Allah senang.
MAWLANA SHAYKH NAZIM :"Wa lama wada`taha . fataqabalah Rabbuha
bi-qabulin hasanin." - "Maka ketika dia dilahirkan, dia (ibunya)
berkata : Ya Rabbi ! Sesungguhnya saya melahirkan seorang bayi
perempuan -- dan Allah sangat mengetahui apa yang (akan)
dilahirkan -- dan laki-laki tidaklah seperti perempuan, dan saya
beri dia nama Mariam, dan saya memerintahkan dia dan keturunannya
ke dalam lindungan Mu dari shaitan yang terkutuk." [QS 3: 36]
Apakah engkau pikir itu adalah perintah Allah? Apakah engkau
berpikir demikian ? Apakah itu adalah perintah kepada imrati
`imran, untuk mengatakan hal yang demikian itu?
Moderator: Bukan, tidak ada perintah dari Allah.
MAWLANA SHAYKH NAZIM : Orang-orang itu mengatakan ini adalah
bid´a, mereka berkata, "Dia tak mungkin mengatakan itu."
Namun dia memang mengatakan itu. Dan apa sabda Allah ketika dia
melahirkan Mariam? Dia (Allah) bersabda, "fataqabalaha Rabbuha
bi-qabulin hasan." - "Maka Tuhannya mengabulkan dia dengan
perkenan yang bagus." [3: 37] Meskipun dia tidak diperintah atau
dipersilahkan untuk membuat nadhr demikian , persembahan seperti
itu, untuk mengatakan "Apapun yang saya kandung akan
diperuntukkan bagi Mu Ya Allah." Allah tidak lalu menjawab
"Jangan! Jangan lakukan itu." Allah S.W.T. langsung menerima apa
yang diniatkan olehnya dan mengatakan, "wa anbataha
nabatan hasanan wa kafalaha Zakariyya." - "Dia membuatnya tumbuh
dalam kesucian dan keindahan : Kepada pemeliharaan Zakariya dia
dibebankan." Dia membuat Zakariya, Shaykh al-Anbiya, untuk
memelihara gadis yang dilahirkannya itu.
Itu adalah bid´a, itu bukan perintah. Dia ibtada`, dia
telah membuat bid´a itu, namun Allah menerimanya. Dan Nabi
(s.a.w.) mengatakan, "Man sanna sanna fil-Islam sunnatun hasana,
faluh ajruhu wa ajra man `amila bihi." -"Dia yang memulai sebuah
praktek yang baik mendapat pahala darinya, dan dari semua yang
melakukannya setelah dia, tanpa mengecilkan pahala mereka
masing-masing sedikitpun." [Sahih Muslim] Ini adalah kata Nabi
(s.a.w.) atau bukan ?
Moderator: Ya. Itu sunnah Nabi (s.a.w.).
Mawlana Shaykh Nazim: Tetapi meskipun orang-orang itu adalah
bangsa Arab, mereka tidak memiliki pengertian. Jadi bila setiap
ibu mempunyai niat seperti itu, dan mengatakan, "Apapun anak yang
saya lahirkan, itu adalah untuk Allah, bukan untuk dunia," apakah
Allah menerimanya atau akan mengatakan 'Tidak !'"
Moderator: Tentu saja Allah akan menerima. Untuk Allah, tentu
saja !
Mawlana Shaykh Nazim: (Jadi) Apa kata orang-orang itu, bahwa
pengikut tariqat terlalu banyak melakukan ibadah ?
Moderator: Tetapi beberapa dari orang-orang itu mengerti bahasa
Arab, bukan ?
Mawlana Shaykh Nazim: Mereka hanya mengerti tentang dollar,
dollar, dollar, riyal, riyal, riyal, pound, pound, pound, mark,
mark, mark, dinar, dinar, dinar, sterling, sterling, sterling.
Namun mereka tidak mengatakan (tentang) lira Turkish, tidak lira.
Ini adalah butir penting yang perlu dibuat bagi orang -
orang itu. Tanyakan kepada mereka, bila semua wanita mengatakan,
"Apa yang ada dalam kandungan saya akan didedikasikan untuk
Allah," apakah Allah menerima ataukah menolaknya, apa katamu?
Tanyakan kepada orang - orang dungu, berkepala persegi itu. Dan
itu bukan lah foot persegi, bukan pula centimeter persegi, bukan
square millimeter persegi ?"
[Interrupsi]
Mawlana Shaykh Nazim: Saya harus menyelesaikan kalimat saya, bila
tidak saya merusakkan mesin mereka. Ya. Apa yang terjadi kepada
Sittna Mariam? Dia tetap memelihara peribadahan dan
pengabdiannya kepada Rabb dan dia selalu duduk di dalam mihrab.
Dan walinya, Zakariyya mengunjunginya di dalam mihrabnya,
mengatakan dan Allah memberi keterangan tentang itu : Inna Allah
yarzuqu man yasha`u bi-ghayri hisab.." - "Setiap kali dia
memasuki kamarnya untuk menjenguk nya, dia mendapatinya telah
tercukupi kebutuhannya". Dia berkata : "Ya Mariam! Dari
mana datangnya semua ini kepadamu?" Dia menjawab : "Dari Allah:
karena Allah memberikan rizqi kepada siapapun yang dikehendaki
Nya tanpa batas."" [3: 37]
Apakah dia duduk-duduk saja dalam mihrab atau tidak ? Apakah dia
tetap memelihara penghambaannya kepada Tuhannya atau dia pergi
kemana-mana. Apakah dia tinggal disitu 24 jam per hari, atau 4
jam ? Apakah dia menggunakan waktu bebasnya keluyuran menggunakan
baju pendek (mini skirt) dan memperlihatkan (aurat) dirinya, atau
dia duduk di mihrab? Dan tak seorangpun dapat melihat mukanya,
yang bercahaya terang sekali.
Kita boleh berhenti, itu adalah samudera. Saya memohon mereka
untuk tenggelam di dalamnya, mereka orang-orang tak-berpikiran
itu.
Moderator : nasihat apa yang anda miliki bagi bangsa Indonesia ?
Mawlana Shaykh Nazim: Saya menasihatkan untuk beriman seperti Ahl
as-Sunna, Ahl as-Sunna wal Jama`at yang beriman kepada Quran.
Saya hanya berbicara dari Kitab Suci al Quran. Saya hanya
berbicara dari Kitab Suci al Quran, agar supaya lidah mereka
(orang-orang dungu itu) terpotong (tak dapat membantah).
Alhamdulillah, Presiden, Yang Mulia Presiden Indonesia, mengambil
ba´iyat untuk menjadi Naqshbandi, dan segera seluruh
negeri akan semua menjadi Naqshbandi, meskipun terdapat semua
orang dungu itu, mereka yang jahil.
Selesai 27 menit, begitu cepat selesainya ?
Moderator: OK cukuplah untuk hari ini.
Mawlana Shaykh Nazim: OK jika (disebut) cukup, ya cukup. Untuk
kesempatan lain saya mempersiapkan meriam besar.
Hidangkan bagi beberapa orang ini untuk diminum, teh atau kopi.
Mereka bukanlah sedang mengunjungi makam (kuburan, yang tidak ada
suguhannya). Berikan pada mereka sesuatu untuk diminum. Mereka
sangat antusias untuk datang.
OK Ustadh? Apakah betul yang saya katakan? Kita memiliki,
hujjatun qati`a. Mereka hanya memiliki hujjatun da'iba.
Wa min Allah at Tawfiq
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment