Followers

Monday, December 8, 2008

Tertipu oleh Hawa Nafsu

Bersumber dari Mawlana Syaikh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani Q


A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin

Seseorang mungkin tinggal di rumah yang besar dengan perabotan yang indah. Ia mungkin memiliki perhiasan, emas dan mobil yang banyak. Tetapi merasa bahwa semua ini akan membuatnya bahagia hanyalah imajinasi saja, bukan kenyataan.

Seseorang mungkin pergi ke kafe, duduk sebentar, minum secangkir teh dan pergi. Yang lain punya kesempatan untuk pergi ke tempat yang lebih mahal, dengan lebih banyak hal-hal menarik yang bisa dinikmati. Dua keadaan tersebut sangat berbeda. Yang kaya membawa beban. Orang yang pertama membayar 50 sen (cukup untuknya). Yang kaya membayar 50 pound, 100 atau 500 pound dan itu akan jadi beban baginya, karena: Beban yang dibawa seseorang tergantung seberapa banyak ia memuaskan hawa nafsu fisiknya.

Yang dilakukan oleh beban terhadap seseorang ibarat penggilingan terhadap gandum (beban akan menggiling orang). Keserakahan akan berujung pada ketidakbahagiaan.

Para rasul dan penerus mereka, para awliya, memberi nasihat agar orang-orang hidup sederhana, dengan kehidupan yang mudah dan beban yang ringan.

Seperti orang yang bepergian tanpa membawa koper-koper. Saat turun dari pesawat ia bisa langsung keluar bandara. Tetapi orang yang membawa koper-koper yang berat, akan kerepotan.

Apakah penderitaan manusia ini?

Orang yang baik akan berbuat kebaikan untuk dirinya, orang yang jahat hanya akan menyusahkan dirinya.

Wa min Allah at tawfiq.

Kemuliaan Tanpa Akhir

Mawlana Syaikh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS


A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin

Pada umumnya orang berpikir bahwa kemuliaan diperoleh karena memiliki uang yang lebih banyak. Atau karena memiliki lebih banyak perhiasan, pesawat terbang, pabrik, tanah, perusahaan atau gedung-gedung. Atau mereka mengira bahwa kemuliaan diperoleh karena menjadi seorang pejabat. Tingkat tertinggi bagi mereka adalah dengan menjadi presiden, perdana menteri atau jenderal. Dan mungkin berhasil kalian raih ketika kalian sudah hampir tiba di akhir hayat kalian, atau ketika kalian sudah menghabiskan hampir seluruh tenaga dan harapan kalian. Artinya, pada saat itu kalian telah menjalani hampir seluruh hidup kalian.

Orang biasanya paling menikmati hidup ketika mereka masih muda. Dan mungkin seseorang bisa mencapai kemuliaan yang tinggi dalam hidupnya, tetapi kondisi fisiknya sudah mencapai titik terendah, atau di bawah itu!

Seperti seseorang yang memiliki gigi, bisa makan kacang. Tetapi apa artinya jika ia diberi kacang setelah seluruh giginya rontok!?

Orang biasanya menerima kemuliaan duniawi ketika usianya sudah senja, dan perasaannya sudah tidak seperti dulu.

Kemuliaan di bidang materi itu mungkin diraih pada usia di mana kalian sudah tidak bisa menikmatinya lagi, seperti saat kalian mendambakannya pada masa muda kalian.

Kebanyakan orang dengan bodohnya berlari mengejar kemuliaan ini, yang sering sulit digapai, kemudian hidup mereka berakhir! Dan ketika mati, tidak ada lagi kemuliaan bagi mereka. Habis! Ia mencoba memperoleh kemuliaan dari hidup ini dan sekarang telah berakhir!

Kalian seharusnya mencari kemuliaan yang akan menyertai kalian selamanya. Abadi dan tanpa akhir.

Jangan biarkan kesempatan itu hilang!

Terserah pada kalian. Kalian bisa berlari mengambil lebih banyak dari dunia ini, tetapi tak lama kemudian, kalian akan menuju ke tempat yang gelap di kuburan.

Kalian ingin memperoleh kenikmatan di dunia ini, tetapi kenikmatan yang sesungguhnya berasal dari Allah SWT, dan hati kita diciptakan untuk berkah-Nya yang tanpa akhir.

Wa min Allah at tawfiq.

Sumber. Situs web Muhibbun Naqsybandi