Mawlana Syaikh Muhammad Nazhim Adil al-Haqqani
Ditranslasi dari Mercy Oceans
Rasulullah saw menekankan sebuah nasihat yang sangat
baik kepada seluruh manusia, “Bila kalian bangun di
pagi hari dalam keadaan utuh, tidak kekurangan
sesuatu, kalian dan keluarga kalian berada dalam
keadaan sehat wal afiat, maka jangan bebani diri
kalian dengan kekhawatiran.”
Rasulullah menasihati agar kita tidak membuat masalah
bagi diri kita. Jika ada masalah yang sangat penting
dan mendesak, itu lain soal. Tetapi banyak sekali
masalah” dalam pikiran manusia yang sebenarnya bukan
masalah sama sekali, melainkan hanya pikiran (buruk)
mereka saja. Itu semua adalah “masalah yang
terproyeksi” yang mungkin bisa terwujud atau tidak
sama sekali.
Ini adalah masalah yang sering dialami oleh
orang-orang di abad ke-21 ini. Orang-orang menderita
terhadap kemungkinan terjadinya penderitaan di masa
depan. Akibat kecemasan saraf yang mereka alami,
mereka bisa mengalami penderitaan yang panjang
meskipun tak satu pun yang mereka khawatirkan akan
terwujud. Ini adalah suatu simbol kebodohan!
Setiap hari kita dibebani dengan beban mingguan,
bulanan dan tahunan. Mengapa kalian membawa muatan
seperti itu bila kalian dapat berjalan tanpa beban?
Kalian juga akan menemukan bahwa semua yang kalian
butuhkan telah menanti kedatangan kalian di setiap
tempat perhentian dalam perjalanan kalian. Kalian
hanya hadir di sini dan sekarang.
Esok “kalian” hanyalah sebuah fantasi, sebagaimana
kalian tidak tahu jika kalian hidup selama itu.
Dengan menemukan begitu banyak masalah dalam diri
kalian, kalian hanya akan menyakiti diri sendiri.
Apakah nasihat Rasulullah ini tidak cukup membuktikan
kesetiaan beliau untuk membimbing orang menuju
kebahagiaan?
Allah swt tidak ingin hamba-hamba-Nya menderita
kesulitan yang tidak berguna. Dia berfirman, “Wahai
hamba-Ku, jangan bebani dirimu dengan kekhawatiran
mengenai masa depan. Kalian cukup membiarkan agar
dirimu sejalan dengan Kehendak-Ku dan setuju dengan
maksud-Ku saat ini, lalu sisanya dijamin bahwa Aku
akan menjaga masa depanmu agar sejalan dengan
Kehendak-Ku.”
Mungkin kalian akan mengerti maksud Saya dengan contoh
berikut. Ketika sebuah rel baru dipasang, sebelum
lokomotif dan kereta melalui rel itu, sebuah kart
beroda dua pertama kali dikirim ke sana untuk mengecek
apakah lintasan tersebut sudah terpasang dengan baik
dan lurus. Dengan cara yang sama, jika kalian dapat
meluruskan jalan kalian sesuai dengan Kehendak Tuhan
walaupun hanya beberapa saat, tanpa membawa beban
berat kalian bisa merasa yakin bahwa jalanmu itu sudah
benar, dan bila waktu berjalan dengan berat dan begitu
banyak beban dalam lokomotifmu, jalur kalian sudah
benar dan lurus sehingga kalian dapat melewatinya
dengan lancar. Sebuah solusi bagi masalah saat ini
adalah jalan keluar bagi masalah di tahun berikutnya.
Ketika Saya berada di sini, di Barat, setiap hari Saya
menghadapi orang yang membawa masalah antisipasi yang
berat. Betapa sulit di dunia yang modern ini untuk
lepas dari perspektif seperti ini dan untuk
berkonsentrasi pada momen untuk menempatkannya dengan
baik dan benar. Dengan 10 dari ribuan masalah di
hadapanmu sekaligus, bagaimana mungkin ada sebuah
solusi? Saya sering melihat orang yang berlari ke
dalam masjid, melakukan shalat dengan cepat, kemudian
kembali lagi keluar.
Kadang-kadang Saya bertanya kepada mereka, “Mengapa
buru-buru?” Lalu mereka dengan gugup melihat jam
tangannya dan berkata, “Sudah terlalu lama kami di
sini, masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan!”
Saya katakan, “Memang baik untuk menjadi rajin dan
menangani segala urusanmu dengan baik, tetapi siapa
yang akan menangani urusanmu bila tiba-tiba kalian
meninggal di sini sekarang juga?”
Saya tidak mendorong orang untuk terus-menerus berada
di masjid, tetapi hanya mengingatkan agar orang tidak
hanya mengejar kebutuhan mereka, tetapi agar mereka
bangkit, jungkir balik, setelah melakukan segala usaha
yang ambisius karena tidak mungkin menjadi ‘penguasa
dunia’ dan dengan mencurahkan begitu banyak energi
untuk usaha mereka, itu malah akan merusak dan begitu
banyak (hal-hal lain) yang ditinggalkan.
Pertama-tama, dunia sudah mempunyai Penguasa; dan
berdo’a kepada-Nya dengan penuh kerendahan hati dan
dengan kehadiran hati dan pikiran (tidak terburu-buru)
dalam shalat adalah lebih penting untuk mendapatkan
kebutuhanmu daripada menyibukkan diri di kota. Yang
kedua, mengerjakan urusan kalian dengan berlari
(terburu-buru-red) adalah tidak efisien, kalian hanya
akan menghasilkan penyakit jantung dan mati muda!
Jangan hidup di dunia dengan jadwal yang ketat, karena
dia tidak akan dapat menyelamatkanmu dari masalah
tetapi malah melibatkanmu ke dalam lebih jauh.
Jadikanlah masalahmu lebih sederhana sehingga
pemecahannya pun akan sederhana, juga jangan meninjau
masalahmu dengan kaca pembesar, sehingga mereka berada
di luar perspekstif, kebiasaan itu akan menghancurkan
kalian secara fisik dan spiritual.
Wa min Allah at taufiq
No comments:
Post a Comment