Sunday, October 12, 2008
Tsunami yang Lebih Besar Akan Terjadi
Maulana Shaykh Muhammad Hisham Kabbani
Suhbat 06-01-2005, Zawiyah Michigan, USA
Ba'da dhikr Khatm Khawajagan
A'uudzu billahi minasy syaithanirrajiim Bismillaahirrahmani rrahiim, Nawaytul Arba'in
Nawaytul I'tikaf, Nawaytul Khalwah,Nawaytul 'Uzlah Nawaytur Riyadah,Nawaytus Suluuk, Lillahi ta'alaa Athi'ullaaha wa athi'urrasuula wa ulil amri minkum (QS An Nisa' 4: 59).
Allah SWT memerintahkan pada kita untuk mematuhi-Nya, untuk mematuhi Nabi/Rasul
sall-Allahu 'alayhi wasallam, dan untuk mematuhi pemimpin kita, atau mereka yang memiliki otoritas (wewenang). Allah SWT tak suka diri kita bila tak patuh.
Allah berfirman: Innaa Nahnu nazzalna dz-dzikraa wa innaa lahuu lahaafizhuun" (QS. Al-Hijr 15:9) Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz Dzikr (Peringatan) , dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Kami menyimpannya) ". Dzikr (Peringatan) itu diwahyukan hanya pada Nabi suci Muhammad sall-Allahu 'alaihi wasallam, tidak kepada siapa pun lainnya. Diwahyukan pada beliau melalui Malaikat Utama Sayyidina Jibril 'alaihissalam.
Makna umum dari Adz-Dzikr adalah Quran Suci. Itu berarti segala sesuatu yang ada dalam Quran Suci. Itu berarti segala sesuatu yang diciptakan, seluruh makhluq, karena Allah berfirman: "Wa laa rothbin wa laa yaabisin illaa fii kitaabin mubiin" (QS. Al An'aam
6:59) "dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Quran Suci)". Hidup atau tak-hidup semua ada dalam Al Quran yang Suci.
Al Quran Suci adalah Pengetahuan Ilahiah yang Allah SWT karuniakan dan berikan pada Nabi sall-Allahu alaihi wasallam tentang seluruh makhluk ciptaan, baik yang ada sebelum masa hidup Nabi sall-Allahu 'alaihi wasallam maupun yang hidup setelah masa hidup Nabi sall-Allahu 'alaihi wasallam. Karena itulah, Quran Suci memuat cerita-cerita tentang ummat-ummat
terdahulu, dan juga pengetahuan- pengetahuan ilmiah masa depan. Juga, Hadits Nabi sall-Allahu 'alaihi wasallam adalah pula wahyu. Allah telah menyebutkan dalam Quran Suci: "Wa maa yanthiqu 'anil hawa', in huwa illaa wahyuy yuuhaa" (QS. An-Najm 53:3-4) "dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), ".
'Ulama Sejati (yaitu Awliya-ullah - para kekasih Allah) mampu untuk mengambil makna atau rahasia dari huruf-huruf, kata-kata, dan kalimat-kalimat dalam Quran Suci. Ulama biasa hanya mendapatkan ilmunya dengan belajar ke sana ke mari (untuk mengetahui apa yang sudah dibicarakan atau sudah ditulis dalam buku-buku). Nabi sall-Allahu 'alayhi wasallam
dikaruniai Ilmu oleh Allah, yang kemudian oleh Nabi sall-Allahu 'alaihi wasallam dibagi-bagikan pengetahuan itu pada para Sahabat beliau. Setiap orang dari sahabat beliau adalah bagai sebuah bintang, seorang pembimbing atau pemandu (bagi kemanusiaan) yang membawa Hadits-hadits yang berbeda yang telah diberikan Nabi sall-Allahu 'alaihi wasallam pada
masing-masing dari mereka. Dan para pewaris dari sahabat ini, yaitu Awliya'ullah pun membawa pula Ilmu tersebut.
[Seperti apa yang telah disebutkan dalam suhbat sebelumnya pada tanggal 1 Januari 2005]. Orang-orang tak berdosa turut mati bersama mereka yang berdosa. Kedua golongan ini berada dalam naungan tajalli (manifestasi) dari Nama-Nama Allah. Mereka yang tak berdosa tersebut pergi (mati) bersama mereka yang berdosa. Mengapa? Ingatlah akan kisah Sayyidina Musa
'alaihissalam (yang diceritakan pada suhbat sebelumnya) ketika beliau bertanya akan Keadilan Allah. Allah kemudian menyuruh beliau menunggu di hutan. Lalu ratusan semut merayap di kaki beliau. Ketika, satu saja dari semut itu menggigit beliau, beliau segera saja memukul seluruh kelompok semut tersebut hingga tewas.
Kita harus belajar dari kisah ini: Kematian datang tanpa pemberitahuan awal, ia datang kapan saja, di mana saja, pada kesempatan apa saja. Saat 'ajal (kematian) menjelang, tak seorang pun mampu lari darinya. Tapi, jika 'ajal belum tertulis, bahkan bila seseorang berada di tengah suatu ledakan, di tengah suatu gempa bumi, di tengah suatu samudera, ia pun tetap akan selamat. Allah mengambil siapa yang Ia kehendaki. Kita tak tahu mengapa, dan kita pun tak dapat bertanya mengapa.
Allah berfirman (dalam ayat yang ditulis di atas), "Kami memelihara Kitab Suci itu hingga Hari Penghakiman (Kiyamat), dan (termasuk) rahasia-rahasia di dalamnya, akan tersimpan. Tersimpan' berarti untuk dituangkan pada wadah seseorang yang mampu menampungnya dan menyimpannya sampai saatnya ketika (rahasia) itu mesti muncul. Seperti di zaman sekarang, ketika kita ingin menyimpan suatu (data) ke dalam komputer-komputer kita, kita menekan suatu tombol 'save' ('simpan'). Jika kita tidak melakukannya, data kita pun akan hilang.
Menyimpan' di situ berarti untuk menyimpannya sebagai bentuk frekuensi vibrasi (getaran) yang berbeda.
Teknologi yang tersedia di zaman sekarang, sudah pernah disebutkan oleh Quran Suci pada Nabi kita sall-Allahu 'alaihi wasallam 1400 tahun yang lalu. Tapi, kita tak mampu memahaminya. [Allah berfirman] "Wa in min syai-in illaa yusabbihuu bihamdihi wa
laakin laa tafqahuuna tasbiihahum" (QS Al-Isra' 17:44), "Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka."
(Pengetahuan Rahasia) itu tersimpan, tapi kita tak mempunyai Teknologi untuk mengambilnya.
Allah SWT berfirman (dalam ayat yang sama, bagian awal): "Tusabbihu lahu s-samaawaatu s-sab'u wa l-ardhu wa man fiihinna" [QS Al-Isra' 17:44] "Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah." Itu bermakna segala sesuatu memuji-Nya,
tapi kalian tak mampu memahami puji-pujian mereka. Dalam ayat lain (QS. Al-Hijr 15:9): "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz Dzikr (Peringatan) , dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Kami menyimpannya) ". Ini bermakna setiap makhluq ciptaan
ter'simpan' dalam Quran Suci. Maknanya, dalam segenap rentang frekuensi dari vibrasi (getaran) yang berbeda-beda. Sebagaimana dalam komputer: kita menyimpan segala sesuatunya (berbagai macam data, ed.) ke dalam komputer sebagai frekuensi (dari bilangan)dari 0 dan 1
Awliya'ullah, apa yang mereka warisi dalam kalbu mereka dari Nabi sall-Allahu 'alayhi wasallam adalah dalam berbagai frekuensi yang berbeda-beda. Mereka mampu untuk men"decode"- nya dengan menekan "tombol" tertentu à yaitu Asmaul Husna (Nama-nama yang indah dari Allah), dan seluruh pengetahuan itu akan keluar ke suatu 'layar' di hadapan mereka, seperti saat ini para pembaca berita memiliki teleprompter di hadapan mereka yang bertuliskan apa-apa yang mesti mereka baca. Apa yang tertulis di teleprompter tersebut
berasal dari suatu komputer.
Seluruh bilangan ini adalah dari 0 hingga 1. Bila dirimu menjadi 0, kau pun akan dikaruniai 1, Ilmu atau Pengetahuan itu. (Allah berfirman) "Kami menurunkan nya, dan menyimpannya" . Ini bermakna Kalamullah (Firman-firman Allah) tak akan bisa diubah. Segala
sesuatu dalam Al-Quran akan dikeluarkan pada waktunya. Awliya' mengetahui tentang hal ini.
Karena itu, ketika mereka (Awliya'ullah) melihat bahwa [sebagaimana firman Allah] "Zhaharal fasaadu fi l-barri wa l-bahri bimaa kasabat aydin naas." [QS.Ar-Ruum 30:41] Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia," mereka pun memohon kepada Allah, yastajiruuna billaah.
Segala sesuatu mensucikan dan memuji Allah. Tasbih-tasbih itu bergerak demikian banyak dan cepat bagai halilintar hingga tasbih tersebut menggerakkan bumi. Demikian banyak Awliya'ullah di daerah itu, dan mereka semua memuji dan memuji tanpa henti hingga
pepujian mereka mengguncangkan segala sesuatunya. Saat segala sesuatunya berguncang, segala sesuatu pun akan hilang musnah.
Bumi berotasi pada sumbunya. Saat ia berotasi, tercipta suatu medan magnet yang melindungi Bumi dari radiasi dari luar angkasa. (Catatan penerjemah: mungkin yang diacu di sini adalah sabuk van Allen, suatu sabuk magnetik berbentuk torus yang melindungi bumi dari radiasi kosmis). Allah berfirman dalam Quran Suci di Suurah Al-Anbiya' (Surah nomor 21): "Wa yaquuluuna mataa hadzal wa'du in kuntum saadiqiin" [QS. 21:38, lihat pula 10:48 dan 36:48] "Mereka berkata: "Kapankah janji itu akan datang, jika kamu sekalian adalah orang-orang yang benar?" Mereka berkata, "Kapan itu akan terjadi.?" "Idzaa Zulzilatil Ardhu Zilzaalahaa" [QS. Az-Zalzalah 99:11]. "Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya"
(Tsunami di Asia yang baru saja terjadi) Itu hanyalah suatu permulaan. Muhyiddin Ibn 'Arabi menyebutkan dalam Futuhat al-Makkiyyah, bahwa akan datang suatu masa ketika rambut seorang anak akan tumbuh dengan warna putih (uban). karena 6 dari 7 orang akan mati.
Lihatlah sekarang, para pemimpin itu (masih sanggup) pergi ke tempat itu (ke Indonesia untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi KTT tentang Tsunami dan meninjau tempat bencana, penerj.). Apa yang akan terjadi di hadapan kita di masa depan (adalah jauh
lebih besar), tak akan ada lagi pemimpin-pemimpin (yang hidup, penerj.). Setiap orang akan tewas.
Allah berfirman: "Bal ta'tiihim baghtatan fa-tabhatuhum falaa yastathii'uuna raddahaa wa laa hum yunzharuun" [QS. Al-Anbiya' 21:40] "Sebenarnya (azab) itu akan datang kepada mereka dengan sekonyong-konyong lalu membuat mereka menjadi panik, maka mereka tidak
sanggup menolaknya dan tidak (pula) mereka diberi tangguh."
Apa yang baru terjadi (Tsunami di Asia) hanyalah suatu pertanda kecil. Tunggu hingga kalian melihat tanda yang besar. Enam dari tujuh orang akan pergi (akan mati, penerj.). Jadi, jika kini Bumi memiliki populasi 6 milliar manusia, hanya 800 juta yang akan tetap
tinggal hidup. Apa yang akan terjadi lebih dari sekedar gempa bumi.
Ada dua macam hukuman:
1. Dari atas, dari berbagai arah (dari luar)
2. Dari dalam.
Allah menyebutkan dalam QS. Al-Anbiya' 21:44 "Bal matta'naa haa-ulaa-I wa aabaa-ahum hattaa thoola alaihimu l-'umur" "Sebenarnya Kami telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan (hidup di dunia) hingga panjanglah umur mereka." Mereka memiliki rencana untuk masa depan mereka, hingga 5 tahun ke depan, untuk 10 tahun ke depan, 20 tahun ke depan, dst. Lihatlah bagaimana kini orang-orang berlomba-lomba menolong korban-korban
Tsunami ini. Tentu saja ini adalah hal yang penting, untuk menolong orang lain.Tapi, ingatlah pula untuk menolong orang dalam urusan akhirah mereka. Kini, mereka tidak memikirkan tentang hal ini.
[dalam lanjutan ayat tersebut] "Afalaa yarauna annaa na'til ardha nanqushuhaa min athraafihaa. Afahumu l-ghaalibuun" [QS. 21:44] "Maka apakah mereka tidak melihat bahwasanya Kami mendatangi negeri itu, lalu Kami kurangi luasnya dari segala penjurunya/sisinya. Maka apakah mereka yang menang?"
Secara berangsur-angsur, Kami (Allah) mengurangi tanah yang ada dalam kendali mereka. Artinya, mengurangi batas-batasnya. Siapa yang akan menang? Kami atau mereka? Musibah itu mendatangi mereka dari arah yang sama sekali tidak terpikir oleh orang-orang bahwa akan
muncul musibah dari situ. Yaitu, musibah itu datang dari lautan. Dari batas/sisi.
Malaikat memohon perlindungan, Awliya' memohon perlindungan, Sang Bumi pun memohon perlindungan. Jika kalian memegang suatu tali, tali yang panjang, dan kalian menggoyangkannya pada salah satu ujungnya, maka suatu getaran atau gelombang akan tercipta. Maka, apa yang terjadi adalah ketika Malaikat hanya menyentuh, dengan mengambil pepujian dan tasbih (dari Awliya'), menyentuh pada satu ujung saja, dan menimbulkan suatu vibrasi pada jalur itu (jalur gempa )
Para Awliya' harus memuji siang dan malam agar getaran itu (yang ditimbulkan oleh sentuhan Malaikat pada satu ujung) tidak menghancurkan seluruh dunia. Dan ini barulah suatu tanda kecil!! "Annaa na'til ardha nanqushuhaa min athraafihaa. " Perlahan-lahan mengurangi. maknanya Bumi terkurangi. [di sini Mawlana Syaikh Hisham Kabbani mulai masuk
pada makna ke-2 ayat tersebut, penerj.] Yaitu, lapisan pelindung Bumi (sabuk van Allen yang
disebut sebelum ini, penerj.), Allah SWT akan membaliknya ke dalam, menghancurkan Bumi. hingga 6 dari 7 orang akan mati. Jangan katakan, "Bagaimana hal itu akan terjadi?" Bahkan jika Awliya' memberitahukan sebelumnya pada kalian bahwa sebuah Tsunami akan terjadi (di Asia, penerj.), kalian tak akan mempercayai mereka. Setelah Tsunami ini (Tsunami Asia)
terjadi, sesuatu yang lebih besar dari Tsunami ini akan terjadi!!
Ini untuk memperingatkan orang-orang akan Akhirah. Hari Pembalasan tengah datang. Dan ia tidak akan membedakan tua atau muda. Lihatlah di TV saat ini: anak-anak kehilangan saudara-saudaranya, ayahnya, ibunya, kakek-neneknya, mereka menjadi yatim. Dan ini barulah akibat dari suatu tsunami yang kecil.
Tsunami yang lebih besar akan terjadi!!
Jangan takut! Jika tsunami yang lebih besar datang dan mengambil kalian, setidaknya kalian telah melakukan suatu kebaikan di dunya ini. Fasad harus diakhiri. Pada semua pantai-pantai yang hancur itu, berbagai macam Fasad terjadi. Dan Allah sama sekali tak menyukainya.
Lakukan Salat 5 Waktu kalian, lakukan zakat kalian. Lakukan Puasa Ramadan, lakukan Hajj. Dan ucapkan Syahadat setiap hari. Jika lima pilar ini belum cukup, dan kalian membutuhkan perlindungan yang lebih, lakukan Ihsan, sebagaimana diajarkan oleh Nabi sall-Allahu alaihi wasallam.
Wa min Allah at-Tawfiiq, bi hurmatil habib
Al-FAATIHAH!
Teknologi yang Tak Berguna
Mawlana Syekh Nazhim Adil al-Haqqani an-Naqshbandi qs
Dari buku The Path to Spiritual Excellence
www.mevlanasufi. blogspot. com
Bismillah hirRohman nirRohim
Abad kedua puluh merupakan tempat yang subur untuk menanam apa saja, termasuk ide baik dan ide buruk. Dan pada awalanya, apapun yang keluar dari permukaan (tanah) semua terlihat sama, tak seorang pun tahu jika tanaman itu hanya rumput atau sebuah pohon. Tetapi kedatangan abad kedua puluh satu, semua ide palsu, semua ajaran setan mulai mengering dan mati, seperti rumput yang terkena panas matahari di musim panas, sementara pepohonan tetap berdiri tegak dengan kebesarannya dan terus tumbuh. Oleh sebab itu, sekarang mereka menipu orang dengan berbagai ide bodoh
yang terlihat sama seperti yang lain. Tetapi jangan biarkan mereka menguasai kalian. Tunggu dan lihatlah, apa yang akan terjadi.
Kita sekarang khawatir tentang apa yang akan terjadi, dan itu akan menjadi suatu perubahan yang besar, karena semua bangsa, umat manusia, keturunan Adam, percaya dan bergantung pada teknologi. Bagi mereka, teknologi seperti pilar utama yang menyangga atap
rumah mereka. Pilar utama dari seluruh dunia adalah teknologi, dan pilar itu akan hancur, kolaps, dan atap dari seluruh gedung akan hancur.
Hal ini penting untuk diketahui. Dan kalian dapat membayangkan bahwa apa yang akan terjadi ketika teknologi berakhir. Itu artinya adalah bahwa apa yang sekarang kalian sebut peradaban akan berakhir. Seluruh peradaban dari negri barat yang begitu bangga
dengan teknologi mereka akan hancur lebur ketika teknologi mereka mati, ketika pilar itu, yang menjaga peradaban mereka kini hancur. Kalian tidak akan sanggup untuk bergerak satu langkah di luar rumah
kalian untuk membawa sesuatu atau mengambil sesuatu, kalian tidak dapat menggunakan listrik, kalian tidak dapat menggunakan air.
Dan gedung-gedung tinggi ini... siapa yang dapat terbang ke lantai enam, lantai sepuluh, dua puluh, delapan puluh, lantai seratus? Kalian harus mulai di pagi hari untuk sampai ke sana di sore hari. Dan kemudian akan menjadi gelap, kalian tidak dapat melihat siapa yang berhadapan dengan kalian di tangga. Tidak ada satpam, tidak ada keamanan. Kekacauan yang timbul setelah teknologi yang tak berakal itu sangat mengerikan.
Jutaan orang akan meninggal. Ke mana mereka dapat pergi? Itu berada dalam pertengahan musin dingin, semua tempat membeku, dan tak seorang pun dapat pergi dari satu tempat ke tempat lain dengan mudah. Ke mana kalian akan pergi? Apa yang akan kalian lakukan? Tak ada air, tak ada listrik, dan tidak ada api.
Saya berpikir bahwa di sini, di Cyprus, Turki rumah-rumah kami begitu sederhana, tak perlu elevator. Tetapi, dengan bodoh, di kota mereka mulai membangun gedung-gedung tinggi, dari beton, seperti tinggal
didalam oven di musim panas dan udara di musim dingin seperti didalam kulkas. Bagaimana kalian dapat hidup seperti itu? Dan orang-orang tidak dapat bergerak tiga langkah tanpa mobil mereka, tetapi mobil-mobil tidak akan dapat bergerak, bagaimana mereka bisa pergi
dari satu tempat ke tempat lain?
Orang-orang saat ini tidak terbiasa untuk hidup dengan menekan tombol. Dan air, itu berasal dari tiga ratus hingga empat ratus kaki di bawah, bagaimana ia bisa naik ke permukaan? Tak ada listrik. Oleh sebab itu, Saya mencari tempat untuk pindah, di mana air akan mudah di dapat untuk digunakan dan diminum. Daerah pedesaan di mana pun akan lebih aman dan bersih.
Wa min Allah at Tawfiq
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment