Followers

Monday, October 27, 2008

Ucapkan A’uudzu billaahi minasy-syaithaanir rajiim


A’uudzu billaahi minasy-syaithaanir rajiim
Maulana Sulthanul Awliya’ Syaikh Muhammad Nazhim ‘Adil
Senin, 26 November 2001, Lefke, Siprus Turki


Ucapkan, “A'uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim”.
Tidak setiap orang dapat melawan Setan (seperti
Sayyidina ‘Umar ra di mana Setan lari darinya), jangan
katakan bahwa kalian cukup kuat untuk menghadapinya.

Pada hakikatnya Setan tidak mempunyai kekuatan. Tetapi
bahkan sebuah virus kecil, sebagai contoh, dapat
membunuh seorang manusia yang tinggi dan kuat seperti
pohon. Dan ada beberapa serangga yang hinggap di
kotoran dan kemudian hinggap pada diri kalian untuk
menularkan kotoran tadi. Jangan katakan bahwa kalian
kuat, jangan! Serangga itu pun dapat memusnahkan
kalian.

Jika kalian tidak menaruh perhatian terhadap hal ini,
bahkan Setan yang lemah pun dapat menyakiti kalian dan
membuat kalian kehilangan jalan, seperti yang telah
dia lakukan pada manusia di abad 21. Dengan apa yang
mereka lakukan, mereka telah mengikuti Setan, mereka
tidak melawannya karena mereka tidak mengucapkan,
A'uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim.”

Mereka melupakannya, mulai dari presiden dan juga
jenderal. Tidak ada lagi orang di dunia Islam yang
membuka ceramah atau pidatonya dengan kalimat ini.
Adapun orang-orang kafir sudah jelas mereka tidak
mengucapkannya, tetapi ada 40 sampai 50 negara-negara
Islam, dan mereka pun tidak mengucapkannya. Mereka
menjadi sombong dan meletus bagai sebuah balon.

Sepucuk jarum membuat mereka meledak, dan di dalamnya
kosong, penuh oleh udara belaka. Egomania, para mania
yang ingin untuk menjadi orang penting, mereka
berkeliaran. Tetapi Azhimat dan Kibriya (Keagungan dan
Kesombongan) hanyalah milik Allah.

Manusia datang ke dunia ini dengan berat 5 kg dan
tumbuh hingga 1.5 atau 2 m, tetapi setelah itu,
seberapa jauh mereka dapat tumbuh lagi? Dan Nabi saw
yang suci terheran dan beliau bersabda, “Manusia
berada di antara 'pipi' dan 'kaka' (buang air kecil
dan buang air besar); bagaimana mereka bisa sombong,
ketika setiap waktu kotoran keluar dari mereka?”

Nabi saw yang suci bersabda, “Aku duduk seperti
seorang budak dan makan seperti seorang budak pula.”
Hadits ini sudah cukup untuk menjadikan orang-orang
sebagai manusia, tidak menganggap diri mereka sendiri
penting di Hadirat Allah . Dalam syahadat dikatakan,
“Muhammadan 'abduhu” (Muhammad saw hamba-Nya) terlebih
dahulu, baru kemudian “Wa rasuuluh” (dan utusan-Nya).
Tetapi orang-orang saat ini tidak berbuat untuk Allah,
melainkan hanya untuk ego mereka dan berkata bahwa
mereka tidak punya waktu untuk beribadah. Untuk apakah
mereka diciptakan?

Meskipun demikian mereka mempunyai waktu untuk duduk
di kafe... Dan jika mereka pergi ke masjid, mereka
selalu melihat jam. Siapa yang mengendalikan egonya,
akan naik. Untuk hal inilah, seluruh Wali melakukan
sohbet (asosiasi),untuk memanusiakan manusia. Jika
tidak, orang bukanlah apa-apa selain binatang yang
dapat berbicara.

Siapa yang tidak mengikuti Nabi akan tetap menjadi
binatang, tidak peduli pakaian apa pun yang dia pakai.
Dengan pakaian, kalian tidak dapat mengubah
sifat-sifat kalian. Begitu banyak orang yang datang ke
hadapan Allah dengan atribut-atribut kebinatangan
mereka karena mereka tidak berubah. Kemudian hijab
akan disingkapkan dari mata mereka dan kalian akan
diperlihatkan film dari kehidupan kalian dan kalian
akan berkata apakah itu manusia atau binatang.

Manusia diciptakan untuk menjadi manusia yang
sempurna, insan kamil, dan datang dalam keadaan
sempurna ke Hadirat Tuhan. Kini, setiap orang
menentang Islam karena Islam memanusiakan orang dan
memperkuat ruh-ruh mereka. Tanpa penguatan ruh, kalian
tidak akan menjadi manusia, karena kebinatangan
menutupi kalian.

Tidak ada hari libur dalam Islam. Seorang Muslim
selalu bertugas. Bahkan saat hari Jumat, setelah
shalat, mereka bekerja. Kristen dan Yahudi berlibur
sehari atau dua hari. Tetapi itu berarti bahwa setelah
dua hari, kalian harus mulai dari awal untuk mengejar
ketertinggalan kalian sebelumnya. Sampai hari Rabu
kalian mengejar, dan kemudian Kamis kalian telah
bersiap untuk akhir pekan. Tidak! Dalam Islam ada
kontinuitas keberlanjutan. Hanya saat Bayram ('Ied)
ada tiga hari libur. Tanpa kontinuitas, anak-anak pun
tidak dapat belajar di sekolah. Bihurmati habib
Fatihah

Wa min Allah at Tawfiq

No comments: