Friday, February 23, 2007
WAHABI DAN TEXTUALISME (3)
Orang-orang Salafi tidak bisa menolak bukti bukti yang ada dari Quran dan Sunnah dengan hanya mengandalkan qiyas.
Pada saat kita bilang Allah bersifat Karim, maka ini mengandung arti mutlak sebenarnya. Dan pada saat kita bilang rasul juga mempunyai sifat Karim, ini bukan arti sebenarnya dalam hal ini kita harus memakai ta'wil, dan dalam hal ini ungakapan telah digunakan secara kiasan.
Dan jika Orang salafi tidak mau menerima bahwa terdapat kiasan di dalam al-Quran yang memerlukan ta'wil, maka mereka telah membuat semua orang Muslim shirik bersama Allah dan juga RasulNya tercinta.
Perbedaan sifat yang Khusus dan Umum yang ada pada Allah SWT
Untuk memahami apa itu Tauhid dan apa itu Shirik, sangatlah penting untuk memahami sifat sifat Khusus dan Umum yang ada pada Allah SWT.
Sifat sifat khusus yang mana Allah hanya menggunakan buat Allah sendiri. Contohnya Menyembah hanya diperuntukan bagi Allah sendiri (sementara untuk para Wali Allah hanyalah berupa penghormatan bukan penyembahan). Membuat syariat hanyalah dilakukan oleh Allah dan tidak seorangpun bisa membuat hokum sekecil apapun atas kemauannya sendiri.
yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
Dan Allah SWT juga mengatakan tentang Samari, yang mengambil barakah dari tanah dimana Jubril as melaluinya. Ketika Samari mengambil manaruh tanah pada patung anak sapi yang dibuatnya, patung jadi bisa bicara, karena berkah dari tanah yang Allah ceritakan pada kita dalam Al-Quran.
Q.S. 20:96 Samiri menjawab: "Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku".
And also when one blind Sahabi asked Rasool Allah [saww] to pray in one part of his house, so that he can take that place as place of worship and attain benefit from it's barakah.
Catatan : Hampir semua Hadits Rasulullah menginformasikan bahwa yang dimaksud dengan rasul dalam ayat diatas adalah Jibril as. Harap diperhatikan bahwa Maulana Maududi bersebrangan dengan semua "Mufassirin" dari abad pertama hingga abad 14, disini menolak akan adanya barakah dalam jejak Jibril as.
Da juga hadis tentang orang buta yang meminta Rasulullah saww untuk solat dirumahnya untuk menetukan tempat sholat bagi dia supaya dia dapat barakah darinya.
Bukhari, Volume 1, Book 11, Number 636
Lihat juga hadits dibawah ini.:
1. Sahih Muslim Book 001, Number 0053
2. Malik's Muwatta book 9, Number 9.24.89
Dan lihat juga yang mencerotakan dimana sahabat percaya bahwa rumah yang pernah dimasuki Rasulullah ada barakahnya.Bukhari, Volume 5, Book 58, Number 159
1.Ahmad Musnad 3:98 #11947
2. Bukhari, Volume 7, Book 71, Number 647
3. Malik in al-Muwatta; Book 50; Number 50:4:10
4. Abu Dawud, 41: 5206
Para Sahabat Mencari Barakah dari Kuburan Rasulullah saww.
Dawud Ibn Salaih berkata : Marwan bin Hakam suatu hari melihat seseorang meletakan wajahnya diatas kuburan Nabi. Dia berkata pada orang itu “Tahukah kamu apa yang sedang kamu lakuakan� Ketika sudah dekat dia sadar bahwa orang itu adalah Abu Ayub al-Anshari yang kemudian berkata "Ya saya datang menemui Nabi bukan batu"
1. Ibn Hibban in his Sahih, Ahmad (5:422)
2. Tabarani in his Mu`jam al-kabir (4:189) and his Awsat according to Haythami in al-Zawa'id (5:245)
3. al-Hakim in his Mustadrak (4:515); both the latter and al-Dhahabi said it was sahih.
4. al-Subki in Shifa' al-siqam (p. 126)
5. Ibn Taymiyya in al-Muntaqa (2:261f.)
6. Haythami in al-Zawa'id (4:2)
Muad Ibn Jabal dan Bilal datang ke makam Nabi duduk menangis dan mengusapi mukanya dengan tanah itu. Ibn Majah 2:1320
Coba perhatikan apa yang diucapkan oleh Aisyah dalam Bukhari, Volume 9, Book 92, Number 428. Jangan kubur aku bersama Nabi didalam rumah, saya tidak mau dianggap membawa berkah hanya karena dikubur disana.
Kata kata diatas mengatakan bahwa para sahabat sendiri menganggap bahwa kuburan rasulullah saww membawa berkah dan ini berlawanan dengan keyakinan Salafi yang beranggapan bahwa datang ke kuburan Rasulullah saww sama dengan menyembah berhala dan sumbernya Shirik. Naudzubillah)
Nabi memerintahkan para sahabat untuk mengambil berkah dari sumur dimana onta betina Nabi saleh minum lihat Bukhari, Volume 4, Book 55, Number 562
Menghoramati Lembah Tuwa dan mengambil berkah darinya tidak sama dengan menyembahnya.
Q.S. 20:12 Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa.
Umar dan Hajar Aswad.
Umar ketika mengunjungi Ka'bah berkata sebelum Hajar Al Aswad "kamu tidak bisa apa apa, tapi saya menciummu untuk mengikuti Rasulullah saja". Ali berkata atas ucapan itu " Rasulullah saw berkata Di hari pengadilan hajar Al-Aswad akan menjadi perantara atas orang orang. (Hadits ini diriwayatkan oleh at Thirmidzi, an Nasai, al-Baihaki, at Tabharani dan al-Bukhari dalam kitab Risalahnya) dan Umar berterima kaish pada Ali.
See also: "Al-Farooq" by Shibli Naumani, page 323, published by Maktaba Rehmania, Pakistan
Bisa dilihat juga dalam "Al- Farooq" karangan Shibi Naumani hal. 323 dikeluarkan Maktaba Rehmania, Pakistan.
Catatan : Orang Salafi menyebarkan versi yang telah rubah dari riwayat diatas. Mereka menceritakan hanya sampai kata kata Umar. Dan membuang perkataan perkataan Ali kw yang menyatakan bahwa Hajar al-Aswad akan menjadi wasilah/perantara pada hari pengadilan nanti.
*Sikap Orang Salafi Terhadap Hadits Seperti di Atas*
Orang Salafi tidak siap untuk mengambil pengajaran dari sebagian Quran dan Sunnah karena bersebrangan secara langsung dengan keyakinan literalisme mereka. Sayangnya ulama ulama mereka berusaha sebisa mungkin menyembunyikan/menolak hadits hadits seperti diatas supaya orang orang tetap tidak tahu mengetahui hadits hadits seperti itu.
Itulah kenapa orang orang kebanyakan yang mengikuti pengajaran Salafi tidak memeprhatikan keberadaan sebagian dari ayat ayat al-Quran dan Hadits. Orang orang malang ini hanya mengikuti apa yang diucapkan para Ulam mereka kepadanya.
Meminta kepada Allah SWT secara langsung atau meminta kepada Allah secara tidak langsung atau melaui Rasulullah saww.
Orang Salafi berusaha meyakinkan dirinya bahwa Allah hanya bisa diminta secara langsung. Dan telah Shirik jika berkeyakinan bahwa Allah mempunyai beberapa perantara antara Dia dan mahlukNya.
- Apakah Allah tuli (Naudzubillah) sehingga Dia tidak bisa mendengar kita secara langsung.
- Atau apakah Dia buta sehingga Dia tidak bisa melihat kita.
Dan mereka menukil beberapa ayat Al-Quran untuk memepertahankan pendapatnya, seperti :
Q.S. 50:16 Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya,
Dan Q.S. 2:186 Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Jadi logika mereka adalah jika Allah sangat dekat dengan kita, dan karena Dia dapat mendengar kita dan Dia punya semua kekuasaan, ..maka kenapa kita harus berpaling kepada orang lain untuk sampai kepadaNya. Bagi mereka Allah tidak menempatkan penghalang anatara Dirinya dan mahlukNya. Sehingga bisa dicapai secara langsung.
Jawaban : Orang salafi hanya menukil ayat ayat tertentu dalam Al-Quran. Mereka tidak mengambil keseluruhan Quran dan Sunnah sebagai dasar pertimbangan dan mereka hanya mengikuti logika mereka sementara kita mengikuti logika al-Quran. Mari kita lihat seluruh pesan al-Quran dan kita putuskan mana yang benar.
Allah berkehendak menempatkan RasulNya antara Dia dan mahlukNya, sementara orang Salafi ingin mengeluarkan Rasulullah saww antara mereka dan Allah
Allah SWT berkata di dalam Al-Quran :
Q.S.4:4:64 Dan kami tidak mengutus seseorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jika mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
Semua Mufassir al-Quran termasuk Mufasir Salafi setuju bahwa ayat ini diturunkan ketika suatu saat sebagian sahabat melakukan kesalahan. Yang kemudian mereka sadar atas kesalahannya dan ingin bertaubat.
Dan mereka meminta ampun secara langsung kepada Allah, tapi lihat bagaimana Allah telah meresponnya:
- Allah menolak untuk menerima permohonan ampun secara langsung
- Kemudian Allah memerintahkan mereka untuk terlebih dahulu mendatangi Rasulullah saww dan kemudian memintakan ampun kepada Allah SWT.
- Dan Rasulullah saww juga diminta untuk memintakan ampun buat mereka.
Allah memerintahkan sahabat untuk bersikap seperti yang diperintahkan (menyertakan Rasulullah saw dalam permohonan ampun mereka) hanya setelah melakukan ini mereka akan benar benar mendapat pengampunan dari Yang Maha Penyayang.
Sekarang timbul beberapa pertanyaan di dalam benak kita:
- Terdapat masalah antara Allah dan para sahabat, yang tidak ada hubungannya dengan rasulullah saw. Tapi kenapa Rasulullah saww telah disertakan dalam hal ini ?
- Apakah Allah hanya menilai Istighfarnya Rasulullah saja untuk memberi ampun kepada setiap orang? Kenapa para sahabat tidak secara langsung meminta ampun, dan kenapa Allah SWT tidak mengampuni mereka secara langsung
- Allah sendiri meminta Muhammad saw untuk beristighfar buat orang lain. Tapi kenapa Allah memberi tugas tambahan kepada Muhammad saww ?. Yang jelas jelas tidak melakukan kesalahan . kenapa extra job ini dibebankan kepada dia untuk beristighfar buat orang lain.
Catatan : Bukan ditempat ini saja Allah SWT meminta RasulNya untuk meminta ampun buat orang lain, tapi secara berulang ulang Allah meminta RasulNya di dalam al-Quran utnuk beristighfar bagi ummah.
Q.S. 3:159 ... "Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka . "
Q.S. 4:106 Dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Q.S. 8:33 Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.
Q.S.9: 80-84 Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendati pun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampun kepada mereka .... Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya.
Q.S. 9 : 103. Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Q.S. 9 :113 Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam.
Q.S. 24:62 ...."maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ".
Q.S. 47:19 Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.
Q.S. 60:12 ..... "maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
Q.S. 63:5. Dan apabila dikatakan kepada mereka: Marilah (beriman), agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka mereka dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri. Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka, Allah tidak akan mengampuni mereka;
* Rasulullah saww bukan seorang Salafi *
Dengan adanya surat surat diatas, dahulu sedau menjadi kebiasaan diantara sahabat mengunjungi Rasulullah saw dan memintanya untuk berdoa kepada Allah SWT bagi mereka.
Kami yakin Rasul saww bukan Salafi , Kalau iya beliau tentu telah memerintahkan sahabat utnuk melakukan ini.
- Kenapa mereka telah menjadikan dia sebagai perantara antara Allah dan mereka, seperti yang telah dilakukan orang kafir dengan berhala berhalanya.
- Mereka tidak memerlukan dia saww untuk menyampaikan pesan kepada Allah SWT, karena Dia sendiri sanggup mendengar setiap ucapan dan panggilan mereka, Dia juga lebih dekat dibanding urat lehernya.
- Pergilah dan mintalah kepada Allah SWT secara langsung.
Berlawanan dengan pernyataan tersebut diatas Rasul secara pasti selalu berdua bagi mereka.
Nabi Musa as juga bukan seorang salafi.
Q.S. 7:160 Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu ! ". Maka memancarlah daripadanya duabelas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. Dan Kami naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa. (Kami berfirman) " Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezekikan kepadamu". Mereka tidak menganiaya Kami, tetapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri
Apakah Nabi mengatakan kepada kaumnnya bahwa :
- Mereka telah shirik karena permintaannya kepada Nabi Musa as, Mereka seharunya meminta air langsung kepada Allah SWT. Karena hanya Dia yang mempunyai segalanya.
- Dan kenapa Allah tetap diam atas perbuatan shirik ini dan tidak membetulkannya. Berlawanan dengan hal itu, Allah memberi mereka Man o Salwa dan berkah berkah lainnya.
Akidah Salafi dan Akidah Ahlu Sunnah tentang Meminta kepada Allah melalui RasulNya.
Kita semua percaya bahwa Allah lebih dekat kepada dibanding urat leher kita dan Dia punya semua kekuasaan untuk mendengarkan kita secara langsung dan memenuhi semua permintaan kita dan tidaklah haram dengan meminta kepada Allah secara langsung.
Tapi kita juga percaya perantaraan Rasulullah saww juga termasuk permohonan kepada Allah, dan ini merupakan cara yang lebih baik untuk sampai kepada Allah SWT. Dan faktanya telah dibuktikan oleh Quran dan Hadits.
Kasusnya sama seperti kita berdoa di rumah kita. Tapi jika doa dilakukan di dalam Kabah maka barakah dari Masjidil Haram juga menyertainya dan kesempatan untuk dikabulkannya doa kita lebih besar.
Jika orang orang Salafi ingin menghapus kebiasan kebiasan Islam ini atas nama Shirik, maka tentu saja kita tidak akan terima bid'ah seperti ini.
Allah telah berjanji kepada RasulNya bahwa Dia telah meninggikan (Dhikr) bersama sama Dia. Allah SWT mengatakan dalam Al-Quran
Q.S. 94 :4. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.
Dibanding kebiasaan orang Salafi dalam menggunakan logika mereka dan penolakannya terhadap sebagian Quran dan Hadits yang berlawanan dengan akidah mereka. Kita tidak menggunakan kata-kata sendiri melainkan mengambil tuintunan dari Al-Quran dan Sunnah.
Kita tidak menjadikan segala sesuatu Haram buat kita atas nama Shirik dan Bid'ah, yang mana telah dihalalkan buat kita oleh Allah, Quran mengatakan :
Q.S. 7:32 Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik? "Katakanlah: " Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.-
Pada saat kita bilang Allah bersifat Karim, maka ini mengandung arti mutlak sebenarnya. Dan pada saat kita bilang rasul juga mempunyai sifat Karim, ini bukan arti sebenarnya dalam hal ini kita harus memakai ta'wil, dan dalam hal ini ungakapan telah digunakan secara kiasan.
Dan jika Orang salafi tidak mau menerima bahwa terdapat kiasan di dalam al-Quran yang memerlukan ta'wil, maka mereka telah membuat semua orang Muslim shirik bersama Allah dan juga RasulNya tercinta.
Perbedaan sifat yang Khusus dan Umum yang ada pada Allah SWT
Untuk memahami apa itu Tauhid dan apa itu Shirik, sangatlah penting untuk memahami sifat sifat Khusus dan Umum yang ada pada Allah SWT.
Sifat sifat khusus yang mana Allah hanya menggunakan buat Allah sendiri. Contohnya Menyembah hanya diperuntukan bagi Allah sendiri (sementara untuk para Wali Allah hanyalah berupa penghormatan bukan penyembahan). Membuat syariat hanyalah dilakukan oleh Allah dan tidak seorangpun bisa membuat hokum sekecil apapun atas kemauannya sendiri.
yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
Dan Allah SWT juga mengatakan tentang Samari, yang mengambil barakah dari tanah dimana Jubril as melaluinya. Ketika Samari mengambil manaruh tanah pada patung anak sapi yang dibuatnya, patung jadi bisa bicara, karena berkah dari tanah yang Allah ceritakan pada kita dalam Al-Quran.
Q.S. 20:96 Samiri menjawab: "Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku".
And also when one blind Sahabi asked Rasool Allah [saww] to pray in one part of his house, so that he can take that place as place of worship and attain benefit from it's barakah.
Catatan : Hampir semua Hadits Rasulullah menginformasikan bahwa yang dimaksud dengan rasul dalam ayat diatas adalah Jibril as. Harap diperhatikan bahwa Maulana Maududi bersebrangan dengan semua "Mufassirin" dari abad pertama hingga abad 14, disini menolak akan adanya barakah dalam jejak Jibril as.
Da juga hadis tentang orang buta yang meminta Rasulullah saww untuk solat dirumahnya untuk menetukan tempat sholat bagi dia supaya dia dapat barakah darinya.
Bukhari, Volume 1, Book 11, Number 636
Lihat juga hadits dibawah ini.:
1. Sahih Muslim Book 001, Number 0053
2. Malik's Muwatta book 9, Number 9.24.89
Dan lihat juga yang mencerotakan dimana sahabat percaya bahwa rumah yang pernah dimasuki Rasulullah ada barakahnya.Bukhari, Volume 5, Book 58, Number 159
1.Ahmad Musnad 3:98 #11947
2. Bukhari, Volume 7, Book 71, Number 647
3. Malik in al-Muwatta; Book 50; Number 50:4:10
4. Abu Dawud, 41: 5206
Para Sahabat Mencari Barakah dari Kuburan Rasulullah saww.
Dawud Ibn Salaih berkata : Marwan bin Hakam suatu hari melihat seseorang meletakan wajahnya diatas kuburan Nabi. Dia berkata pada orang itu “Tahukah kamu apa yang sedang kamu lakuakan� Ketika sudah dekat dia sadar bahwa orang itu adalah Abu Ayub al-Anshari yang kemudian berkata "Ya saya datang menemui Nabi bukan batu"
1. Ibn Hibban in his Sahih, Ahmad (5:422)
2. Tabarani in his Mu`jam al-kabir (4:189) and his Awsat according to Haythami in al-Zawa'id (5:245)
3. al-Hakim in his Mustadrak (4:515); both the latter and al-Dhahabi said it was sahih.
4. al-Subki in Shifa' al-siqam (p. 126)
5. Ibn Taymiyya in al-Muntaqa (2:261f.)
6. Haythami in al-Zawa'id (4:2)
Muad Ibn Jabal dan Bilal datang ke makam Nabi duduk menangis dan mengusapi mukanya dengan tanah itu. Ibn Majah 2:1320
Coba perhatikan apa yang diucapkan oleh Aisyah dalam Bukhari, Volume 9, Book 92, Number 428. Jangan kubur aku bersama Nabi didalam rumah, saya tidak mau dianggap membawa berkah hanya karena dikubur disana.
Kata kata diatas mengatakan bahwa para sahabat sendiri menganggap bahwa kuburan rasulullah saww membawa berkah dan ini berlawanan dengan keyakinan Salafi yang beranggapan bahwa datang ke kuburan Rasulullah saww sama dengan menyembah berhala dan sumbernya Shirik. Naudzubillah)
Nabi memerintahkan para sahabat untuk mengambil berkah dari sumur dimana onta betina Nabi saleh minum lihat Bukhari, Volume 4, Book 55, Number 562
Menghoramati Lembah Tuwa dan mengambil berkah darinya tidak sama dengan menyembahnya.
Q.S. 20:12 Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa.
Umar dan Hajar Aswad.
Umar ketika mengunjungi Ka'bah berkata sebelum Hajar Al Aswad "kamu tidak bisa apa apa, tapi saya menciummu untuk mengikuti Rasulullah saja". Ali berkata atas ucapan itu " Rasulullah saw berkata Di hari pengadilan hajar Al-Aswad akan menjadi perantara atas orang orang. (Hadits ini diriwayatkan oleh at Thirmidzi, an Nasai, al-Baihaki, at Tabharani dan al-Bukhari dalam kitab Risalahnya) dan Umar berterima kaish pada Ali.
See also: "Al-Farooq" by Shibli Naumani, page 323, published by Maktaba Rehmania, Pakistan
Bisa dilihat juga dalam "Al- Farooq" karangan Shibi Naumani hal. 323 dikeluarkan Maktaba Rehmania, Pakistan.
Catatan : Orang Salafi menyebarkan versi yang telah rubah dari riwayat diatas. Mereka menceritakan hanya sampai kata kata Umar. Dan membuang perkataan perkataan Ali kw yang menyatakan bahwa Hajar al-Aswad akan menjadi wasilah/perantara pada hari pengadilan nanti.
*Sikap Orang Salafi Terhadap Hadits Seperti di Atas*
Orang Salafi tidak siap untuk mengambil pengajaran dari sebagian Quran dan Sunnah karena bersebrangan secara langsung dengan keyakinan literalisme mereka. Sayangnya ulama ulama mereka berusaha sebisa mungkin menyembunyikan/menolak hadits hadits seperti diatas supaya orang orang tetap tidak tahu mengetahui hadits hadits seperti itu.
Itulah kenapa orang orang kebanyakan yang mengikuti pengajaran Salafi tidak memeprhatikan keberadaan sebagian dari ayat ayat al-Quran dan Hadits. Orang orang malang ini hanya mengikuti apa yang diucapkan para Ulam mereka kepadanya.
Meminta kepada Allah SWT secara langsung atau meminta kepada Allah secara tidak langsung atau melaui Rasulullah saww.
Orang Salafi berusaha meyakinkan dirinya bahwa Allah hanya bisa diminta secara langsung. Dan telah Shirik jika berkeyakinan bahwa Allah mempunyai beberapa perantara antara Dia dan mahlukNya.
- Apakah Allah tuli (Naudzubillah) sehingga Dia tidak bisa mendengar kita secara langsung.
- Atau apakah Dia buta sehingga Dia tidak bisa melihat kita.
Dan mereka menukil beberapa ayat Al-Quran untuk memepertahankan pendapatnya, seperti :
Q.S. 50:16 Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya,
Dan Q.S. 2:186 Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Jadi logika mereka adalah jika Allah sangat dekat dengan kita, dan karena Dia dapat mendengar kita dan Dia punya semua kekuasaan, ..maka kenapa kita harus berpaling kepada orang lain untuk sampai kepadaNya. Bagi mereka Allah tidak menempatkan penghalang anatara Dirinya dan mahlukNya. Sehingga bisa dicapai secara langsung.
Jawaban : Orang salafi hanya menukil ayat ayat tertentu dalam Al-Quran. Mereka tidak mengambil keseluruhan Quran dan Sunnah sebagai dasar pertimbangan dan mereka hanya mengikuti logika mereka sementara kita mengikuti logika al-Quran. Mari kita lihat seluruh pesan al-Quran dan kita putuskan mana yang benar.
Allah berkehendak menempatkan RasulNya antara Dia dan mahlukNya, sementara orang Salafi ingin mengeluarkan Rasulullah saww antara mereka dan Allah
Allah SWT berkata di dalam Al-Quran :
Q.S.4:4:64 Dan kami tidak mengutus seseorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jika mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
Semua Mufassir al-Quran termasuk Mufasir Salafi setuju bahwa ayat ini diturunkan ketika suatu saat sebagian sahabat melakukan kesalahan. Yang kemudian mereka sadar atas kesalahannya dan ingin bertaubat.
Dan mereka meminta ampun secara langsung kepada Allah, tapi lihat bagaimana Allah telah meresponnya:
- Allah menolak untuk menerima permohonan ampun secara langsung
- Kemudian Allah memerintahkan mereka untuk terlebih dahulu mendatangi Rasulullah saww dan kemudian memintakan ampun kepada Allah SWT.
- Dan Rasulullah saww juga diminta untuk memintakan ampun buat mereka.
Allah memerintahkan sahabat untuk bersikap seperti yang diperintahkan (menyertakan Rasulullah saw dalam permohonan ampun mereka) hanya setelah melakukan ini mereka akan benar benar mendapat pengampunan dari Yang Maha Penyayang.
Sekarang timbul beberapa pertanyaan di dalam benak kita:
- Terdapat masalah antara Allah dan para sahabat, yang tidak ada hubungannya dengan rasulullah saw. Tapi kenapa Rasulullah saww telah disertakan dalam hal ini ?
- Apakah Allah hanya menilai Istighfarnya Rasulullah saja untuk memberi ampun kepada setiap orang? Kenapa para sahabat tidak secara langsung meminta ampun, dan kenapa Allah SWT tidak mengampuni mereka secara langsung
- Allah sendiri meminta Muhammad saw untuk beristighfar buat orang lain. Tapi kenapa Allah memberi tugas tambahan kepada Muhammad saww ?. Yang jelas jelas tidak melakukan kesalahan . kenapa extra job ini dibebankan kepada dia untuk beristighfar buat orang lain.
Catatan : Bukan ditempat ini saja Allah SWT meminta RasulNya untuk meminta ampun buat orang lain, tapi secara berulang ulang Allah meminta RasulNya di dalam al-Quran utnuk beristighfar bagi ummah.
Q.S. 3:159 ... "Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka . "
Q.S. 4:106 Dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Q.S. 8:33 Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.
Q.S.9: 80-84 Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendati pun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampun kepada mereka .... Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya.
Q.S. 9 : 103. Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Q.S. 9 :113 Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam.
Q.S. 24:62 ...."maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ".
Q.S. 47:19 Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.
Q.S. 60:12 ..... "maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
Q.S. 63:5. Dan apabila dikatakan kepada mereka: Marilah (beriman), agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka mereka dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri. Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka, Allah tidak akan mengampuni mereka;
* Rasulullah saww bukan seorang Salafi *
Dengan adanya surat surat diatas, dahulu sedau menjadi kebiasaan diantara sahabat mengunjungi Rasulullah saw dan memintanya untuk berdoa kepada Allah SWT bagi mereka.
Kami yakin Rasul saww bukan Salafi , Kalau iya beliau tentu telah memerintahkan sahabat utnuk melakukan ini.
- Kenapa mereka telah menjadikan dia sebagai perantara antara Allah dan mereka, seperti yang telah dilakukan orang kafir dengan berhala berhalanya.
- Mereka tidak memerlukan dia saww untuk menyampaikan pesan kepada Allah SWT, karena Dia sendiri sanggup mendengar setiap ucapan dan panggilan mereka, Dia juga lebih dekat dibanding urat lehernya.
- Pergilah dan mintalah kepada Allah SWT secara langsung.
Berlawanan dengan pernyataan tersebut diatas Rasul secara pasti selalu berdua bagi mereka.
Nabi Musa as juga bukan seorang salafi.
Q.S. 7:160 Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu ! ". Maka memancarlah daripadanya duabelas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. Dan Kami naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa. (Kami berfirman) " Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezekikan kepadamu". Mereka tidak menganiaya Kami, tetapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri
Apakah Nabi mengatakan kepada kaumnnya bahwa :
- Mereka telah shirik karena permintaannya kepada Nabi Musa as, Mereka seharunya meminta air langsung kepada Allah SWT. Karena hanya Dia yang mempunyai segalanya.
- Dan kenapa Allah tetap diam atas perbuatan shirik ini dan tidak membetulkannya. Berlawanan dengan hal itu, Allah memberi mereka Man o Salwa dan berkah berkah lainnya.
Akidah Salafi dan Akidah Ahlu Sunnah tentang Meminta kepada Allah melalui RasulNya.
Kita semua percaya bahwa Allah lebih dekat kepada dibanding urat leher kita dan Dia punya semua kekuasaan untuk mendengarkan kita secara langsung dan memenuhi semua permintaan kita dan tidaklah haram dengan meminta kepada Allah secara langsung.
Tapi kita juga percaya perantaraan Rasulullah saww juga termasuk permohonan kepada Allah, dan ini merupakan cara yang lebih baik untuk sampai kepada Allah SWT. Dan faktanya telah dibuktikan oleh Quran dan Hadits.
Kasusnya sama seperti kita berdoa di rumah kita. Tapi jika doa dilakukan di dalam Kabah maka barakah dari Masjidil Haram juga menyertainya dan kesempatan untuk dikabulkannya doa kita lebih besar.
Jika orang orang Salafi ingin menghapus kebiasan kebiasan Islam ini atas nama Shirik, maka tentu saja kita tidak akan terima bid'ah seperti ini.
Allah telah berjanji kepada RasulNya bahwa Dia telah meninggikan (Dhikr) bersama sama Dia. Allah SWT mengatakan dalam Al-Quran
Q.S. 94 :4. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.
Dibanding kebiasaan orang Salafi dalam menggunakan logika mereka dan penolakannya terhadap sebagian Quran dan Hadits yang berlawanan dengan akidah mereka. Kita tidak menggunakan kata-kata sendiri melainkan mengambil tuintunan dari Al-Quran dan Sunnah.
Kita tidak menjadikan segala sesuatu Haram buat kita atas nama Shirik dan Bid'ah, yang mana telah dihalalkan buat kita oleh Allah, Quran mengatakan :
Q.S. 7:32 Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik? "Katakanlah: " Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.-
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment