Followers

Friday, July 20, 2007

Jahiliyyah Kedua dan Kedatangan Imam Mahdi

London, 25 Maret 1992
22 Ramadhan 1412

Wahai saudara-saudariku, khususnya yang baru bergabung, kalian semua datang ke sini karena cinta kepada Syaikh. Kalian tidak datang karena cinta terhadap Islam. Tak seorang pun yang datang ke London karena cintanya kepada Islam. Kita semua, termasuk pembicara, datang karena cinta kepada Syaikh, beliau menunjukkan jalan kebenaran kepada kita, beliau menunjukkan pula bahwa jalan kebenaran itu melalui Islam.

Allah telah menciptakan manusia dalam pola keislaman. Benih keislaman terdapat dalam setiap orang. Islam, seperti keselamatan, berarti “damai” dalam bahasa Arab, dan dia merujuk pada kedamaian hati. Cahaya kedamaian Allah telah diberikan ke dalam hati setiap ummat manusia. Tanpa disadari, kita semua datang kepada Maulana Syaikh Nazhim melalui pintu cinta, kerendahan hati, dan penghormatan, dan beliau telah membawa kita ke dalam Islam.

Mengapa para Sahabat menerima Rasulullah ? Mengapa Allah memilih orang terbaik untuk menjadi Rasulullah ? Sebab perilaku yang baik selalu membuat orang tertarik, sebaliknya perilaku buruk tidak akan mampu melakukan hal itu. Ketika kita melihat perilaku Maulana Syaikh Nazhim , kita akan tertarik kepadanya. Daya tarik itu membuat kita mengikuti jalannya, yang pada kenyataannya merupakan jalan keimanan dalam Islam.

Di Amerika, banyak orang yang mendatangi kita, dan setelah kedatangan mereka yang ketiga atau keempat, mereka minta syahadat, pengakuan keimanan dalam Islam, mereka bahkan tidak mengetahui apa yang membuat mereka terinspirasi untuk bersyahadat. Setelah mereka duduk dan shalat bersama kita, ketika mereka ditanya apa agama mereka, mereka menjawab, “Kami Sufi”. Hal ini disebabkan karena mereka tidak datang semata-mata karena Islam. Selang beberapa waktu kemudian, empat sampai enam bulan, mereka baru menyadari bahwa mereka adalah Muslim!

Islam adalah ajaran spiritual yang tertinggi, dan dia merupakan agama Allah . Nabi Musa membawa Judaisme kepada bangsa Yahudi di masa mereka. Ketika Nabi ‘Isa datang, Judaisme diambil alih dan setiap orang percaya kepada Nabi ‘Isa . Ketika Nabi Muhammad datang, semuanya lenyap, yang tersisa hanya Islam. Oleh sebab itu, kepercayaan yang tertinggi adalah Islam.

Mengapa kita tidak menyangkal Nabi Musa , tetapi bangsa Yahudi menolak Islam? Mengapa kita tidak menyangkal Nabi ‘Isa tetapi orang Kristen, yang mengakui Nabi Musa , malah menyangkal Islam? Kita tidak menolak siapa pun. Ini merupakan suatu bukti kesempurnaan. Sesuatu yang tidak sempurna tidak mungkin melebihinya. Rasulullah adalah yang tertinggi, dan itulah sebabnya agama lain tidak dapat menjangkaunya. Namun demikian, sebagai muslim dan pengikut Rasulullah dan mematuhi ajarannya, kita menerima orang-orang Kristen, sebab kita tahu bahwa mereka benar dalam mengakui Nabi ‘Isa , dan kita juga menerima orang-orang Yahudi karena mereka menerima Nabi Musa . Sama halnya dengan orang-orang Kristen yang tingkatannya lebih tinggi dari orang-orang Yahudi karena agama mereka lebih sempurna—mereka bisa melihat Nabi Musa sebagai seorang Rasul, tetapi bangsa Yahudi tidak dapat melihat Nabi ‘Isa sebagai Rasul, mereka tidak bisa melihat yang lebih tinggi atau yang paling tinggi tingkatannya.

Ketika Nabi Musa datang, Allah memberinya 100 pelat (kepingan berisi ajaran Allah ). Ketika beliau kembali dari berkhalwat kepada Allah selama 40 hari dan melihat bahwa ummatnya telah menyimpang dari jalan yang benar, beliau melemparkan pelat-pelat itu, sehingga 98 di antaranya lenyap. Hanya 2 pelat yang diberikan kepada ummatnya. Itulah salah satu contoh ketidaksempurnaan yang sifatnya relatif dalam agama, yang mengharuskan ummat Kristen untuk terus melakukan proses penyempurnaan, dan kelanjutan proses ini serta penyempurnaan agama Kristen dilakukan oleh Islam.

Islam datang untuk membawa orang-orang dari kegelapan menuju cahaya. Masa itu disebut Jahiliyyah yang dalam bahasa Arab berarti Masa Kebodohan. Menyesal sekali, di abad sekarang ini terjadi lagi Jahiliyyah Ukhra. Di mana-mana kalian bisa menjumpai kebodohan tersebut. Orang-orang yang berada di jalan yang benar ditentang, tidak disukai, diserang dan dilawan. Orang-orang yang salah justru dipuja dan dihormati. Hal ini telah diramalkan oleh Rasulullah , “Yukhawwanul amin wa yusaddaqul kha’in,” orang yang paling jujur dibilang tidak jujur dan tidak dapat dipercaya, tetapi orang yang tidak jujur justru dibilang dapat dipercaya.

Kita telah sampai pada masa akhir dari dunia ini. Tidak ada lagi waktu yang tersisa bagi dunia ini untuk terus berlanjut. Hari ini kita mendengar kabar yang sangat mengejutkan, aliran Naqsybandi dilarang di salah satu negara Timur Tengah. Ini adalah pengaruh dari golongan Wahhabi. Dengan uang mereka, mereka berusaha mengontrol dan memerangi cinta kepada Rasulullah . Mereka tidak suka orang lain mencintai Rasulullah , dan untuk itu Allah akan menempatkan mereka di bawah kaki para pengikut aliran Naqsybandi.

Wahhabi menyebarkan ajaran yang salah untuk menentang pengikut Rasulullah dan menentang ajaran keempat Madzhab, untuk menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang kering dan liar. Merekalah yang bertanggung jawab terhadap skandal yang baru-baru ini terjadi, yang menyebabkan Islam mempunyai nama buruk di muka Barat. Mereka berkata bahwa kaum Yahudilah yang harus bertanggung jawab dalam melontarkan gagasan bahwa Islam adalah agama yang liar. Sebenarnya hal ini tidak benar dan kebalikannya yang benar, hal-hal yang menyakitkan bagi Islam lebih banyak berasal dari golongan Wahhabi daripada Yahudi. Kebencian Wahhabi terhadap Rasulullah melebihi orang-orang Yahudi, bahkan lebih buruk lagi. Ketika Imam Mahdi datang, dia akan memotong leher 70.000 orang pengikutnya untuk membersihkan bumi ini dari orang-orang kotor yang menyebarkan ajaran Wahhabi secara meluas dari Timur ke Barat dengan uang mereka. Mereka membeli lembaga dan departemen keagamaan di setiap negri. Mereka memprovokasi orang dengan memberikan banyak uang agar cintanya terhadap Rasulullah luntur.

Ada sejarah yang panjang mengenai hal ini. Di masanya, mereka mendatangi Rasulullah dan meminta agar beliau berdo’a untuk mereka. Beliau bersabda, “Allahumma barik lana fi Syamina wa fi Yamanina,“ “Ya Allah berkatilah Syam (Syria) dan Yaman.” Mereka bertanya, “Bagaimana dengan Nejd, Ya Rasulullah ?” Nejd adalah seluruh area yang mencakup Ryadh sekarang ini. Di lain kesempatan Rasulullah bersabda, “Ya Allah berkatilah Syam dan Yaman.” Mereka lalu bertanya lagi, “Bagaimana dengan Nejd?” dan lagi-lagi beliau tidak menjawab pertanyaan mereka, kecuali dengan permohonan rahmat terhadap Syam dan Yaman. Ketiga kalinya mereka bertanya tentang Nejd, Rasulullah bersabda,”Yakhruju minhaqarnayyish shaitani wa yakhthuru fihazz zalazilu wal fitan,” “Kedua tanduk Setan akan muncul dari sana, dan gempa bumi, kebingungan, dan korupsi akan melimpah di sana.” (Bukhari—Muslim).

Sekarang adalah awal dari kejadian yang telah diprediksi dalam hadits tersebut. Dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda, “Sawfa tudi’u narun min ardi Najdin yashra’ibbu laha a’naqul ibili bi Busra,” “Api seperti itu akan datang dari tanah Nejd sehingga unta di Busra akan lari karena kepanasan” (Bukhari—Muslim). Itu terjadi tahun lalu (1991). Oleh sebab itu persiapkanlah dirimu, bukan untuk yang terbaik tetapi untuk yang terburuk. Bukan kemajuan yang akan datang, melainkan masa-masa kegelapan. Barulah setelah masa tersebut akan datang masa keemasan, yaitu masa Imam Mahdi .

Dalam waktu dekat banyak kejadian yang akan terjadi di sekeliling kita. Setiap orang dari kita harus berhati-hati menjaga keyakinannya, termasuk keyakinan istri dan keluarga, serta anak-anaknya. Setan tidak akan meninggalkan orang sendirian. Dia mencoba untuk mengubah keyakinanmu dan memindahkanmu dari kecintaan terhadap Wali, penganut Sufi, dan Rasulullah .

Allah berfirman, “Lawla Muhammadun ma khalaqtu ahadan min khalqi” “Jika bukan untuk Muhammad , Aku tidak akan menciptakan satu pun dari ciptaan-Ku” Mereka menentang Rasulullah sebab mereka berpikir bahwa beliau akan berasal dari golongan mereka, dari Nejd. Mereka tidak menerimanya, bahkan di masanya sekalipun. Mereka itu termasuk orang-orang munafik, sama seperti sekarang ini. Hal ini telah dilukiskan dalam al-Quran. Jika kalian membacanya, kalian akan menemukannya di sana. Ketika Imam Mahdi datang dan berkata,”La hawla wa la quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhim,” mereka akan bergetar ketakutan terhadap apa yang akan menimpa mereka.

Mereka mempersiapkan dirinya untuk peristiwa itu dengan bantuan dari negara-negara Barat. Mereka menyimpan senjata dengan harapan dapat membantu mempertahankan kerajaan mereka. Tidak akan pernah! Jika Allah menginginkan yang lain, Dia dapat mengirimkan gempa bumi dan segalanya akan musnah. Tetapi Allah meninggalkan mereka karena mereka menyebarkan fitnah, pemandu jalan mereka akan kebingungan, dan Allah menguji hati hamba-hamba-Nya dan mengecek siapa di antara mereka yang hatinya baik dan siapa yang tidak.

Bergembiralah, karena kelompok kita, kelompok Maulana Syaikh Nazhim adalah kelompok yang terbaik, dan termasuk kelompok yang langka, yang menunggu kedatangan Imam Mahdi , insya Allah, beliau akan muncul. Imam Mahdi melihat kegelapan sekarang dan dengan senang hati belaiu akan segera datang. Maulana berkata jika kalian meletakkan cinta itu pada semua gunung di bumi ini, gunung-gunung itu akan hancur terbakar menjadi kerikil dan abu. Sampai sekarang, meskipun dengan cinta seperti itu, beliau masih menunggu untuk tampil sebab izin dari Allah belum diberikan kepadanya. Beliau menunggu izin itu, dan izin itu insya Allah akan diberikan kepada kita semua, sebab kehadiran Imam Mahdi menandakan kehadiran Syaikh kita, dan kehadiran Syaikh adalah kehadiran kita semua sebagai pengikutnya.

Kehadiran Syaikh ada di tangan Rasulullah . Sekarang kita mendatangi Maulana untuk berjabat tangan atau menciumnya, suatu saat nanti kalian tidak akan sanggup mendekatinya, karena kalian akan melihat jutaan orang mencoba mendekatinya, seperti yang kita lakukan sekarang ini, melihat dan menyentuhnya. Itu adalah masa keemasan, dan insya Allah, Allah akan memanjangkan umur kita untuk menyaksikan masa itu.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah kepada para Sahabat mengenai tanda-tanda Hari Akhir, “Afdalul umma akhiarul umma akhirul umma,” “Ummat terbaik, ummat yang paling disukai, adalah ummat terakhir,” Sayyidina ‘Umar mengangkat tangannya ke atas dan berkata, “Ya Rasulullah , Aku rela untuk mengorbankan semua pahala yang engkau berikan kepadaku agar Aku bisa dimasukkan sebagai ummat terakhir!” Rasulullah menjawab, “Tidak, ini hanya untuk mereka saja.”

Alhamdulillah, kita talah mencapai masanya ummat terakhir. Rasulullah bersabda, “Idha saluhat ummati falaha ma’ishatu yawmin wa in fasudat falaha ma’ishatu nisfi yawmin, wa innayawman ‘inda rabbika ka’alfi sanatin mimma ta’uddun,” “Jika ummatku tetap menjaga kemurniannya dan berlaku baik, mereka akan merasakan kenikmatan selama satu hari, tetapi bila mereka korup, mereka tinggal menyisakan setengah hari.” (hadits), “Dan satu hari menurut perhitungan Allah adalah 1000 tahun menurut perhitungan kalian” (al-Hajj 47). Dengan demikian menurut Rasulullah , Allah telah memberikan kita 1500 tahun. Sekarang kita berada di tahun 1412 hijriah (1992 M), tidak banyak lagi waktu yang tersisa untuk dunia ini.

Semua tanda bagi kedatangan Nabi ‘Isa sudah ada, beliau akan memerintah dunia ini selama 40 tahun, begitu pula untuk Imam Mahdi yang datang mendahului beliau dan akan memerintah selama 7 tahun. Peristiwa ini akan terjadi tak lebih dari 80 tahun yang akan datang. Kita telah mendekati hari akhir dan tidak ada lagi waktu yang tersisa. Kita harus mempersiapkan diri kita dengan jalan mempersiapkan hati kita. Bagaimana melakukan hal itu? Caranya adalah dengan meninggalkan ego kita.

Kita bertanya,”Bagaimana kita dapat meninggalkan ego seperti yang selalu dikatakan oleh Guru kita Maulana Syaikh Nazhim ?” Setiap orang mempunyai ego. Bila Allah tidak memberikan ego kepada kita, kita semua akan menjadi malaikat tanpa dosa. Suatu hari Sayyidinna Abu Yazid al-Bistami pergi ke Ka’bah, sambil memegang rantai di pintu Ka’bah, baliau berdo’a, “Ya Tuhanku, izinkanlah Aku merantai kaki Setan dan menahannya, dengan kekuatan yang Engkau berikan kepadaku, sehingga seluruh makhluk akan dapat melihatnya, dan dia tidak dapat melihat orang-orang, sehingga dia tidak dapat mengganggu hamba-Mu lagi dan mereka semua tidak lagi berdosa!” Allah telah memberikan Wali ini kekuatan yang luar biasa sehingga beliau bisa mengajukan permintaan seperti itu. Tetapi Allah memanggilnya lewat hatinya, dan berfirman, “Wahai Abu Yazid , lihatlah di atasmu.” Ini berarti, lihatlah ke dalam maqam yang lebih tinggi dalam hatinya. Ketika Abu Yazid melakukannya, beliau kehilangan kesadarannya dan tetap tinggal di sana selama 1 jam. Setelah bangun, beliau merayap ke pintu Ka’bah dan berbisik, “Ya Afuw, Ya Afuw, Wahai Yang Maha Pengampun, ampunilah aku!”

Dan Allah berkata, “Wahai Abu Yazid , untuk siapa Aku meninggalkan Samudera Rahmat yang telah Kuciptakan kalau bukan untuk hamba-hamba-Ku? Jika Aku membiarkan engkau merantai Setan, maka orang-orang menjadi tidak berdosa, sementara Aku adalah Yang Maha Pengampun!” “Anal Ghafurur Rahiim” (al-Hajr 49), Aku Maha Pengampun dan Maha Penyayang! Siapa lagi yang akan Kuampuni kalau bukan para pendosa? Jika mereka menjadi tidak berdosa mereka akan seperti malaikat, tanpa tingkatan. Biarkan mereka berdosa, Aku akan mengampuni mereka dan akan Kunaikkan tingkatannya lebih tinggi. Samudera Rahmat ini adalah untuk para pendosa. Oleh sebab itu, jangalah turut campur dalam Kehendak-Ku. Aku adalah pencipta manusia, dan Akulah yang menjaga dan melindungi mereka dari Setan, dengan Samudera Rahmat ini, biarkan mereka datang kepada-Ku ketika mereka berdosa.”

Jika seorang anak kecil terluka, dia akan segera berlari kepada ibu atau ayahnya. Ketika Setan melukaimu dan menjadikan engkau berdosa, berlarilah menuju Allah dan katakan, ‘Ya Allah , Aku telah melakukan dosa, ampunilah aku.’ Engkau akan segera mendapatkan pengampunan-Nya. Mengapa wahai para pendosa, kalian tidak datang kepada Allah ? Mengapa kita tidak, dengan seluruh ego kita, datang kepada Allah ? Kita harus mendatangi-Nya. Bergegaslah dan dapatkan pengampunan-Nya, tetapi jika kalian tidak datang kepada-Nya, bagaimana Dia dapat memaafkanmu?

Kita berkata, ”Bagaimana kita bisa menghindari ego kita?” Maulana Syaikh Nazhim memberikan teladan yang sangat baik untuk menjauhi ego kita. Setiap hari tuliskan sebanyak-banyaknya perilaku buruk yang ada dalam hatimu dan yang engkau lakukan pada hari itu. Setiap orang dalam hatinya memiliki sedikitnya 700 karakter buruk. Semuanya harus dibersihkan dari diri kita. Beberapa orang berkata, “Kami tidak memiliki perilaku buruk.” Tidak!! Duduk dan renungkanlah, dan tuliskan perilaku buruk apa yang masih ada di hatimu. Setiap orang mengenal dirinya sendiri dan tahu bahwa hatinya menyimpan perilaku buruk. Tuliskanlah, dan cobalah setiap hari menghilangkan satu perilaku buruk tersebut. Hari demi hari akan engkau lihat bahwa engkau telah meninggalkan perilaku buruk itu satu per satu.

Setan tidak akan membiarkan orang melakukan hal ini. Dalam hatimu ketika kalian duduk dan merenung, kalian akan menemukan begitu banyak perilaku buruk yang bisa kalian pikirkan. Setiap orang di antara kita adalah pendosa, kalian lebih mengenal dirimu daripada orang lain. Namun ketika seorang Wali melihat ke dalam hatimu, dia tahu apakah kalian bersih atau tidak. Dengan demikian, dia tahu, kapan dia akan mengirimkan kalian untuk berkhalwat atau tidak sama sekali. Khalwat berarti engkau mencoba untuk maju dan meninggalkan perilaku buruk. Ketika seorang Wali melihat bahwa kalian mencoba meninggalkan perilaku buruk di dalam hati, dia akan memberikan izin untuk berkhalwat. Tetapi kalau dia tidak melihat hal ini, tentu saja dia tidak mungkin memberikan izin itu.

Perangilah egomu! Apapun yang diinginkan olehnya, lakukanlah hal sebaliknya. Jangan menerima nasihat darinya, sebab dia akan menyesatkanmu. “Fa la tuzakku anfusakum,” “Jangan menyembah dirimu sendiri,” “Jangan pernah memberikan alasan kepada ego” (an-Najm 32) “An-nafsu ammaratun bis-su” Egomu selalu menganjurkan, mengizinkan dan menyuruhmu untuk berbuat sesuatu yang buruk dan melakukan kesalahan. Oleh sebab itu jangan sekali-kali mendengarkannya, sebagaimana sabda Rasulullah , ”Jangan dengarkan dirimu sendiri, tetapi dengarkan aku.” Tetapi siapa yang akan mendengarkan Rasulullah ? Tidak ada seorang pun.

Alhamdulillah, kelompok kita mendengarkan dengan cinta mereka. Cinta itu akan membawa kita keluar dari kegelapan dunia dan menuju cahaya dari akhirat. Maulana berkata bahwa seorang Badui mendatangi Rasulullah ketika beliau sedang berada di mimbar dalam menyampaikan khutbah Jumat. Orang itu berdiri di pintu masjid dan berkata, “Yaa Sayyidi yaa Rasulullah , matas sa’atu yaa Rasulullah ,” “Ya Rasulullah kapankah Hari Kiamat itu?” “Mendengar dan melihat hal ini para Sahabat yang duduk di sana menjadi geram, seolah-olah ingin membunuhnya karena orang itu meninggikan suaranya, tetapi hal itu tidak diperbolehkan. Ketika seorang pemimpin berada di sana, para pengikut tidak diperkenankan melakukan apa pun.

Ini adalah adab yang baik. Ketika Maulana berada di antara kalian, apa pun yang kalian lihat, siapa pun yang datang, siapa pun yang melintas, jangan menoleh kepada mereka. Matamu harus selalu tertuju pada Syaikh. Ketika beliau di sana, beliaulah yang menjadi pemimpin dan kalian tidak bertanggung jawab atas apa pun. Bahkan jika kalian melihat anak-anak membuat keributan, atau seseorang melakukan suatu perbuatan buruk, jangan turut campur, beliau yang akan menanganinya.

Jika seseorang masuk pada saat Syaikh sedang melakukan asosiasi, memberikan ceramah, dia harus duduk di mana pun tempat yang ditemukannya. Pada saat itu mendatangi Syaikh dan mencium tangannya adalah tarkul adab, bertentangan dengan adab, tidak hormat. Mereka harus memberi salam dalam hati lalu duduk dan menyembunyikan diri mereka. Kita juga tidak boleh melihat orang-orang yang baru datang, atau memberi salam, atau menjawab salam mereka. Hanya Syaikh yang memberi atau membalas salam. Andaikata ada beberapa orang yang datang, berjabat tangan dengan Syaikh, kemudian berjabat tangan dengan yang lainnya dengan membelakangi Syaikh, semua itu adalah adab yang buruk. Setelah kalian memberi salam kepada Syaikh, selesai, dan kalian boleh duduk.

Para sahabat marah tetapi tidak dapat berbicara apa-apa di depan Rasulullah . Ketika dia berbicara dengan keras untuk yang ketiga kalinya, “Kapankah Hari Kiamat itu?” saat itu Jibril datang dan menyuruh Rasulullah untuk menjawabnya. Lalu beliau pun menjawabnya.

Dari teladan ini, kita bisa melihat bagaimana Rasulullah secara konstan mendengar dan patuh. Hanya ketika ada inspirasi yang datang, beliau patuh dan menjawabnya. Kita tidak mendengar Syaikh dan tidak juga mematuhinya. Kita hanya patuh ketika kita bisa memperlihatkan kepada semua orang, hak istimewa untuk membawakan sepatu beliau, tongkat atau jubahnya. Ketika diperintahkan untuk meninggalkan egomu dan perilaku burukmu, tiada yang menghormatinya lagi. Pada saat itu kita lebih suka mendengarkan ego kita dari pada perintah Syaikh. Berhentilah membawakan jubah untuk Syaikh, jika agar orang lain dapat melihatnya. Tetapi berlarilah dalam hatimu menyambut perintahnya untuk meninggalkan egomu, dan dengarkan perintahnya, jagalah ego kalian.

Rasulullah berkata, “Wahai orang Badui, Hari Kiamat adalah suatu perjalanan yang panjang, dan engkau membutuhkan banyak bekal untuk itu; amal dan ibadah apa yang telah engkau persiapkan?” Orang itu menjawab,”Ala mahabbatuka, Yaa Rasulullah ,” “Bukankah Aku mempunyai cintamu, Ya Rasulullah ! Cintamu, Ya Rasulullah ! Cintamu!” Dan Rasulullah pun membalas, “Kafi yai’rabi,” “Ya, itu sudah cukup wahai orang Badui, engkau akan bersama orang yang engkau cintai”(diriwayatkan oleh Bukhari, Ahkam). Orang itu pergi, bahkan tanpa masuk ke dalam masjid dan sholat bersama yang lainnya.

Cinta kepada Syaikh adalah sangat penting. Itu akan membawamu bersamanya ke mana pun beliau pergi! Jangan sampai membiarkan cinta itu melemah! Apapun yang terjadi, jangan menerima serangan terhadap cinta itu. Jika orang Wahhabi mendatangimu dan menentang apa yang kalian lakukan dengan mengatakan, ”Ini syirik (menyekutukan Allah ), ini bid’ah (inovasi), “Ini tidak baik,” jangan dengarkan mereka. Ambil tongkat dan pukul mereka. Jangan coba-coba untuk menasihati mereka. Mereka adalah orang-orang yang tidak mau mendengar dan sangat keras kepala, sehingga tidak akan menerimamu. Oleh sebab itu, jangan dengarkan mereka.

Sufisme tidak pernah merupakan syirik atau bid’ah selama 1400 tahun dan tidak bisa dinyatakan demikian karena 30 tahun yang lalu. Pernyataan yang keliru ini timbul karena kebencian terhadap Rasulullah dalam hati orang-orang tersebut. Jangan dengarkan mereka, jangan pergi ke masjid mereka, jangan shalat dengan mereka. Jika kalian tidak menemukan masjid yang imamnya mencintai Rasulullah dan memujinya, jangan shalat di sana, shalatlah di rumah. Kalau tidak, kegelapan akan menyelimuti hatimu, berhati-hatilah, Grandsyaikh berkata bahwa 1 jam bersama orang yang tidak mempunyai rasa cinta terhadap Rasulullah atau Syaikh dalam hatinya, akan membawa 1 tahun kegelapan di dalam hatimu. Membutuhkan waktu 1 tahun untuk membersihkan kegelapan itu dari hatimu! Dengan demikian, jagalah dirimu, jangan dengarkan orang-orang seperti itu. Jangan takut. Ketika mereka datang kepadamu, katakanlah, “Lakum dinukum wa liya din.” “Bagimulah agamamu dan bagikulah agamaku.” (al-Kafirun 6). Jika mereka menyangkal bahwa kalian bukan muslim, katakanlah, “Kami muslim, kalianlah yang bukan!”

Kita adalah orang-orang yang mengikuti jalur yang benar, jalannya Rasulullah , para Sahabat, khalifah Rasulullah , dan keempat imam dalam Islam. Keempat imam itu mempunyai Syaikh yang Sufi! Mereka belajar kepada Syaikh, walaupun ada beberapa Syaikh yang buta huruf, misalnya, Syaikh Bishr al-Hafi dan Syaikh Syayban ar-Ra’i . Setiap kali Imam Syafi’i bersama Syaikh Bishr al-Hafi yang membuat 7 kesalahan dalam membaca al-Faatihah, beliau tetap meminta Syaikh-nya untuk menjadi imam shalat. Syaikh Bishr membaca, bukan pengetahuan dari buku, tetapi dari cahaya hati. Inilah yang kita butuhkan. Insya Allah, kita berdo’a semoga cahaya akan diberikan kepada kita karena kecintaan terhadap Syaikh. Semoga kecintaan kepadanya juga akan berkembang di hati kita. Tanpa itu kita tidak akan bisa sampai kepada pintu Rasulullah .

Kita harus bersikap rendah hati kepada sesama dan kepada orang lain. Bukan merupakan kejahatan dalam menerima saudara-saudari kita. Agama ini berdasarkan cinta, agama ini berdasarkan hormat, dan agama ini berdasarkan kerendahan hati. Jika kita tidak mempunyai perilaku yang baik ini, kita tidak akan menemukan Cahaya Allah dalam hati kita, sebagaimana yang diterangkan Allah dalam hadits qudsi, “Qalbul mu’min baytur Rabb,” “hati para mu’min merupakan rumah Allah ”. Untuk menjadi mu’min yang baik berarti menjadi rendah hati, penuh hormat, dan mencintai sesama. Tanpa ketiga perilaku baik tersebut, kalian tidak akan menemukan cahaya dalam hatimu di kehidupan ini, ketika kita meninggal dan mengeluarkan 7 nafas terakhir—tidak menghirup, tetapi hanya menghembuskan—pada saat itu Syaikh kita berada di sana untuk mengambil kita ke dalam hatinya. Sampai saat itu, kita tidak akan menemukan atau melihat cahaya hati kecuali, pertama kita harus memiliki ketiga perilaku baik tersebut. Cobalah untuk mendapatkannya sekarang. Cobalah untuk mempengaruhi ego agar menerima ketiga sifat itu. Bersifatlah rendah hati, jika seorang menyakitimu, jangan sakit hati, datangilah dia dan maafkan, lebih jauh lagi ciumlah tangannya atau kakinya—itu bukan suatu kejahatan! Sejauh engkau bisa merendah di hadapan orang lain, lakukanlah, Allah akan menaikkan derajatmu.

Insya Allah, kita semua akan bersatu, karena kita membutuhkan persatuan. Biarkan semuanya percaya terhadap hal ini, dan ikuti selalu satu pemimpin, satu Syaikh, satu bay’at, satu pintu, satu sumber cahaya dari Sumbernya, satu stasiun pemancar untuk seluruh hati. Pada saat itu kalian akan terangkul dengan tulus kepadanya. Semakin keras kalian berusaha mendatanginya, semakin kuat dan kokoh rangkulannya.

Wa min Allah at Taufiq bi hurmat al-Faatihah.

No comments: