Followers

Friday, July 20, 2007

Posisi Thariqat Naqshbandi

Syaikh Muhammad Nazim al Haqqani

Insya Allah kita akan berbicara mengenai suatu hal yang sangat penting. Mengenai aliran Tariqat. Begitu banyak orang datang ke Damaskus dari berbagai negri asalnya untuk mengunjungi kami. Beberapa di antara mereka sudah terikat dengan seorang Syaikh dan mengikuti tariqat tertentu. Mereka meminta bay’at yang baru. Salah satu dari mereka, Syaikh Salahuddin mengalami konflik mengenai hal ini dalam batinnya. Kami harus memperjelas hal ini bagi setiap orang di seluruh dunia agar mereka mengetahui apa itu tariqat, apa itu Syaikh, berapa banyak jumlah mereka dan bagaimana hubungan mereka satu sama lain.

Allah swt akan bertanya kepada setiap orang di Hari Akhir nanti, "Apa yang kamu bawa hari ini, wahai hamba-Ku?" Apakah kamu membawa Qalb-us-Saliim, hati yang murni, hati emas yang mulia?" Allah swt meminta setiap orang agar mempunyai hati yang bersih. Kalian hanya bisa mendapatkannya melalui tariqat. Mereka yang tidak menjalani tariqat hanya memenuhi hidupnya dengan kehidupan luar, meninggalkan hatinya. Ada 41 aliran tariqat, 40 di antaranya diturunkan melalui hati Imam ‘Ali dan satu lagi, tariqat Naqshbandi berasal dari Abu Bakar as-Shiddiq . Rasulullah mempunyai 124.000 sahabat. Siapa sahabat terdekatnya? Beliau adalah Abu Bakar. Rasulullah bersabda, "Seluruh hal yang Allah percayakan kepadaku di malam ‘Isra, Aku telah tanamkan dalam hati Abu Bakar. " Sayyidina Ali dihubungkan dengan Abu Bakar sedemikian rupa sehingga Sayyidina Ali mendapat gelar Kota Pengetahuan. Hal ini dikenal sangat baik di antara para Syaikh pemegang tariqat yang sebenarnya. Mereka semua menhormati tariqat Naqshbandi sebagai yang pertama. Syaikh sejati, bukan mereka yang menyebut dirinya sendiri Syaikh, seluruh Syaikh yang termahsyur, seperti: Jilani, Rumi, Darqawi, Rifa’i mereka semua mengetahui posisi sebenarnya dari tariqat Naqshbandi. Sekarang jika seseorang berada dalam satu aliran tariqat, mereka bisa saja mengambil tariqat Naqshbandi dan tetap bebas menjalankan amalan-amalan seperti biasanya atau menjalankan amalan tariqat Naqshbandi. Jika hanya melakukan amalan tariqat Naqshbandi saja itu sudah cukup. Tidak menjadi masalah apabila kalian berasal dari tariqat lain kemudian mengikuti tariqat Naqshbandi. Beberapa orang merasa takut kalau Syaikhnya mendengar bahwa dia telah menganut tariqat kedua lalu dia akan marah. Jika dia adalah Syaikh sungguhan, bagaimana mungkin dia bisa marah? Seorang Syaikh sejati harus mengetahui apakah muridnya bersama dia di Hari Perjanjian (pada awal penciptaan) atau tidak. Seorang penggembala mengetahui keadaan biri-birinya, satu dalam seribu, bahkan jika mereka semuanya berwarna putih. Dia memiliki cahaya di matanya dan mengenal mereka tanpa membuat kesalahan. Dalam tariqat tidak ada kepiluan bila seorang murid pergi ke Syaikh yang lainnya. Kami berterima kasih kepada Syaikh pertama yang telah melatihnya sampai dia bertemu Syaikh yang sesungguhnya. Abu Yazid berkata, "Selama melakukan pencarian, Aku bertemu 99 Syaikh sebelum Aku bertemu Grandsyaikh Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar as-Shiddiq." Kalian bisa bertemu dengan banyak Syaikh dan melakukan suatu amalan, tetapi tidak akan menemukan kepuasan sampai akhirnya kalian menemui Grandsyaikh kalian, lalu seperti sungai yang bertemu samudra. Begitu banyak Syaikh yang hanya menjadi pelatih, sampai akhirnya Grandsyaikh memanggilmu. Bukan melalui surat, dari hati ke hati, di sana banyak sekali jalan. Jika seorang Naqshbandi Syaikh memberi tariqat, beliau harus memberitahu muridnya siapa Grandsyaikh di tariqat Naqshbandi saat itu dan beliau harus mengarahkan kepadanya.

Begitu banyak orang dari Barat yang berdatangan sekarang, diundang melalui hatinya untuk menemui Grandsyaikh. Mata rantai Masyaikh berakhir pada satu titik. Grandsyaikh adalah mata rantai terakhir dalam Mata Rantai Emas dan beliau memegang posisi itu, Saya (Syaikh Nazim-red) hanyalah hambanya. Untuk Masyaikh Naqshbandi, kita semua menunggu mereka untuk memperbarui bay’at-nya dengan kita, jika tidak mereka hanya menyematkan gelar di diri mereka sendiri. Imam Mahdi as dan ketujuh wazir besarnya, 40 kalifa, 99 termasuk 40 orang yang berada di sisi wazir dan 313 Mursyid besar semua berada di tariqat Naqshbandi. Di masa ini tidak ada kekuatan bagi tariqat lain untuk membawa seluruh orang mencapai tujuan akhirnya. Oleh sebab itu semuanya diundang untuk memperbarui bay’at-nya dari Grandsyaikh dan semua akan merasakan adanya kemajuan pada dirinya. Di masa kita, ada sekitar 1000 Syaikh Naqshbandi, tetapi hanya satu Grandsyaikh. Membawa mereka semua, siapa yang akan menjadi Imam? Jika 124.000 sahabat dibawa, siapa yang akan menjadi Imam? Abu Bakar.

Setiap Syaikh harus menunjuk satu orang deputi. Maulana Khalid al-Baghdadi menunjuk Syaikh Ismail , tetapi banyak sekali cabang tariqat Naqshbandi yang menghilangkan namanya dari silsilah dan dengan demikian juga kehilangan rahasia Grandsyaikh. Sekarang banyak sekali Syaikh Naqshbandi yang berada di Damaskus, Aleppo, dan Homs tidak dapat menemukan penerusnya. Kecuali bagi Grandsyaikh kita, tidak ada seorang pun yang ditunjuk sebagai deputi. Hal ini karena kita mempunyai Syaikh Ismail dalam silsilah kita.

Wa min Allah at taufiq

No comments: