Followers

Monday, September 29, 2008

TAQABBALLAHU MINNAA WA MINKUM TAQOBAL YAA KARIM

S E L A M AT H A R I R A Y A I D H U L F I T R I 1 4 2 9 H MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN MOHON MAAF LAHIR & BATHIN

Tuesday, September 23, 2008

Shalawat masyisiyah

As-Sayyid Abd al-Salaam ibn Masyisyi RA


Allahumma shalli ‘alaa man minhun syaqqatil asraar
Wan falaqatil anwaar
wa fiihir taqatil haqaaiq

Wa tanazallat ‘uluumu sayyidinaa aadama ‘alayhis salaamu fa a’jazal khalaaiq
Wa lahu tadhaa alatil fuhuumu falam yudrik-hu minnaa saabiqu wa laa laahiq

Fari yaa dhul malakuuti bizahri jamaalihi muuniqah
wa hiyaadhul jabaruuti bifaydhi anwaarihi mutadafiqah

Wa laa syay-a illa wa huwa bihi manuuth
Idz lawla waa sithatu ladza haba kamaa qiilal mawsuuth

Shalaatan taliiqu bika minka ilayhi kamaa huwa ahluh
Allahumma inaahu sirrukal jaami’ud dallu ‘alayk
Wa hijaabuka a’zhamu’l qaa-imulaka bayna yadayk

Allahumma alhiqnii binasabih
wa haqqiqnii bi hasabih
Wa ‘arrifnii iyyahu ma’rifatan aslamu bihaa min mawaaridil jahl

Wa akra’u bihaa min mawaaridil fadhl
Wahmilnii ‘alaa sabiilihi ilaa hadhratik
Hamlan mahfuufan binushratika
waqdzif bii ‘alal baathili fa-admighah
wa zujjabii fii bihaari’ ahadiyyah

wansyulnii min awhaalit-tawhiid
wa aghriqnii fii ‘ayni bahril wahdah
hatta laa araa wa laa asma’a wa laa ajida wa laa uhissa ilaa bihaa

waj’allahummal hijaaba a’zhama hayaata ruuhii
wa ruuhahu sirra haqiiqatii
wa haqiiqatahu jaami’a ‘awaalimi bitahqiiqil haqqi awwal
yaa awwalu yaa aakhiru yaa zhaahiru yaa baathin

isma’ nida-ii bimaa sami’ta bihi nidaa-a ‘abdika sayyidinaa Zakariyya ‘alayhis salaam

wan shurnii bika laka
wa ayyidnii bika laka
wajma’ baynii wa baynaka
wa hul bayni wabayna ghayrika
Allah Allah Allah

Innal-ladzii faradha ‘alaykal qur’aan laradduka ilaa ma’aad
Rabbanaa aatinaa min ladunka rahmah
Wa hayyi’lanaa min amrinaa rasyadaa (3 kali)

Innallaaha wa malaaikatahu yushalluna ‘alan-nabiyy
Yaa ayyuhal ladziina amanuu shallu ‘alayhi wa sallimuu tasliima

Wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam

Subhaana rabbika rabbil ‘izzati ‘ammaa yashifuun wa salaamu ‘alal mursaliin wal hamdulillaahi rabbil ‘aalamiin

Khatmu ’l-Khwājagān Shaghir—Jahr

Khatm yang pendek hampir sama dengan Khatm yang panjang, kecuali bahwa khatm ini dilakukan dengan suara keras secara keseluruhan, dan mempunyai beberapa perbedaan dalam mengulangi beberapa kalimat zikir.

Faatihatusy-Syariif
Surat al-Faatiha yang mulia (7 kali)

Shalawatusy-Syariifah:
Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin wa sallim (10 kali)

Selawat yang Mulia
Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kedamaian bagi kunjungan kami Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya.

Alam Nasyrah Lakasy-Syariif
Surat Al-Insyrah (7 kali)

Al-Ikhlashusy-Syariif
Surat al-Ikhlash (11 kali)

Faatihatusy-Syariif
Surat al-Faatiha yang mulia (7 kali)

Shalawatusy-Syariifah:
Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin wa sallim (10 kali)

Selawat yang Mulia
Ya Allah
SWT, limpahkanlah rahmat dan kedamaian bagi kunjungan kami Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya.

Bagian Khatm berikutnya identik dengan Khatm panjang, dimulai dari ketika Syekh menunjuk seseorang untuk membaca al-Quran Surat 12:101.


Sumber:
The Naqshbandi Sufi Tradition: Guidebook of Daily Practices and Devotions
by Shaykh Muhammad Hisham Kabbani
© 2004, Islamic Supreme Council of America

zikir khatam khwajagan

Dalam Tarekat Naqsybandi, latihan spiritual harian dan zikir bersama mingguan yang dikenal sebagai Khatmu ’l-Khwājagān merupakan praktik yang penting yang tidak boleh ditinggalkan oleh murid. Zikir Khatmu ’l-Khwājagān dilakukan dengan posisi duduk bersama Syekh dalam suatu majelis. Zikir ini dilakukan seminggu sekali, khususnya pada Kamis atau Jumat malam, dua jam sebelum matahari terbenam. Zikir Khatmu ’l-Khwājagān terdiri atas dua kategori, yaitu: khatm panjang dan khatm pendek.


Khatmu ’l-Khwājagān Kabir (Panjang)

108 batu, terdiri atas 100 kerikil kecil, 7 kerikil yang agak besar dan satu batu besar digunakan untuk menghitung ulangan kalimat zikir.

Bagikan 79 kerikil kecil di antara yang hadir, termasuk Syekh, masing-masing mendapat jumlah yang sama sesuai dengan jumlah yang hadir. Imam memegang sisa 21 kerikil kecil, 7 kerikil besar dan satu batu besar.

Syekh lalu memulai Khatm, yang dilakukan dengan suara pelan (dalam hati).

Niat
Niyyatu ādā’ al-khatm ibtighā’ ridhwān Allāhi ta`ala
Berniat untuk melakukan Khatm untuk mencari rida Allah SWT.

Syahadat (3 kali)
Asy-hadu an laa ilaaha illallaah wa asy-hadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT dan aku bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah hamba dan utusan Allah SWT.

Istighfar (70 kali)
Astaghfirullah
Aku memohon ampun kepada Allah SWT.

Astaghfirullaah al-Azhiim alladzii laa ilaaha illaa Huwal Hayyul Qayyuum wa atuubu ilayh/Innahuu huwa tawwaabur- rahiim/Min kulli dzanbin wa ma`shiyyatin, min kulli maa yukhaalifu diinal Islaam, min kulli maa yukhaalifusy- Syarii’ah, min kulli maa yukhaalifuth-Tharii’qah, min kulli maa yukhaaliful Haqiiqah, min kulli maa yukhaaliful `Azhiimah, min kulli maa yukhaaliful Ma`rifaat, yaa Arhamar Raahimiin

Aku memohon ampun kepada Allah SWT Yang Maha Agung, yang tiada Tuhan kecuali Dia, Yang Maha Hidup, Yang Mandiri, dan aku bertaubat kepada-Nya, atas segala dosa dan kemaksiatan, Atas segala yang bertentangan dengan agama Islam, atas segala yang bertentangan dengan syariat (hukum Islam), atas segala yang bertentangan dengan tarekat (jalan), atas segala yang bertentangan dengan haqiqat (kebenaran), atas segala sesuatu yang bertentangan dengan azimat (kesungguhan), atas segala yang bertentangan dengan makrifat (realitas pengetahuan spiritual), Wahai yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Syekh lalu membaca doa berikut:
Allaahumma yaa musabbibal Asbaab, yaa Mufattihal Abwaab, yaa Muqallibal Quluubi wal-Abshaar, yaa Dalilal Mutahayyiriin, yaa Ghiyaatsal Mustaghiitsin, yaa Hayyu, Yaa Qayyuum, yaa Dzal-Jalaali wal-Ikraam/ Wa ufawwidhu amrii illallaah, inn-Allaha bashiirun bil-`ibaad/ Ya man la malja-a minhu illa ilayhi fa la tukhayyib raaja-ana, yaa Qadiimal-Ihsaan/ Allaahumma ahsin ilainaa bi-ihsaanikal qadiim yaa Allah.

Wahai Allah SWT Penyebab dari segala sebab, wahai Pembuka dari segala Pintu, wahai Yang selalu Membalikkan kalbu serta penglihatan, wahai Pembimbing dari segala ketersesatan, wahai Penolong bagi orang yang mencari pertolongan, wahai Engkau Yang Maha Hidup dan Mandiri, wahai Engkau Yang Maha memiliki Kebesaran dan Kemuliaan, Kupasrahkan segala urusanku kepada-Mu, ya Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT Maha Memperhatikan semua hamba-Nya, wahai yang tiada tempat bersandar kecuali Engkau maka janganlah Engkau pupuskan harapan kami, wahai yang kebaikan-Nya abadi. Wahai Allah SWT, berbaiklah kepada kami dengan segala kebaikan-Mu yang abadi.

Rabithatusy-Syariifah
Hubungkan kalbu Anda dengan kalbu Syekh, dari beliau kepada kalbu Rasulullah SAW, dari dari Rasulullah SAW kepada Hadirat Ilahi.

Syekh lalu membagikan 7 kerikil besar: 1 untuk dirinya sendiri dan 6 kerikil dibagikan pada hadirin di sebelah kanannya. Yang mendapat kerikil-kerikil besar ini membaca surat al-Fatiha. Kemudian kerikil-kerikil itu dikembalikan pada Syekh.

Faatihatusy-Syariif
Surat al-Faatiha yang mulia (7 kali)

Syekh lalu meminta hadirin untuk membaca Shalawatusy-Syariifah. Setiap orang membacanya sekali untuk setiap kerikil kecil yang ada di tangannya. Imam melengkapi bacaan selawat dengan menghitung 21 kerikil kecil yang ada padanya.

Shalawatusy-Syariifah
Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin wa sallim

Selawat yang Mulia
Ya Allah SWT, limpahkanlah rahmat dan kedamaian bagi kunjungan kami Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya.

Syekh lalu meminta hadirin untuk membaca Surat Al-Insyrah, dengan cara yang sama.

Alam Nasyrah Lakasy-Syariif
Surat Al-Insyrah yang mulia (79 kali)

Syekh lalu membagikan 21 kerikil kecil yang ada padanya kepada hadirin. Kemudian Syekh meminta hadirin untuk membaca Surat al-Ikhlash dengan Basmalah. Setiap orang membaca sesuai dengan jumlah kerikil kecil yang ada padanya. Ini diulangi 10 kali. Setelah selesai 10 putaran membaca Surat al-Ikhlash, Syekh lalu mengambil batu yang besar dan membaca Surat al-Ikhlash padanya, menjadikan jumlahnya 1.001.

Al-Ikhlashusy-Syariif
Surat al-Ikhlash yang mulia (1.001 kali)

Syekh kembali 7 kerikil besar, 1 untuk dirinya dan 6 lainnya kepada hadirin di sebelah kirinya. Sekali lagi, mereka yang memegang kerikil membaca Surat al-Fatiha kemudian kerikil-kerikil besar itu dikembalikan pada Syekh.

Faatihatusy-Syariif
Surat al-Faatiha yang mulia (7 kali)

Syekh kembali meminta hadirin untuk membaca Shalawatusy-Syariifah, setiap orang membaca sesuai dengan jumlah kerikil kecil yang ada di tangannya.

Shalawatusy-Syariifah
Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin wa sallim (100 kali)

Selawat yang Mulia

Ya Allah SWT, limpahkanlah rahmat dan kedamaian bagi kunjungan kami Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya.

Ya Tuhan, berikan salam dan kedamaian kepada para nabi dan rasul beserta seluruh keluarga mereka. Dan segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam

Syekh, atau seseorang yang ditunjuk olehnya lalu membaca al-Quran, Surat Yusuf, ayat 101 [QS 12: 101].

A’udzubillahi minasy syaythaanir rajiim. Bismillahi rahmaanir rahiim. Rabbi qad ataytanii minal mulki wa `allamtanii min ta’wiilil ahaadiits/ faathiras-samaawaati wal ardh/ anta waliyyii fiddun-yaa wal aakhirah/tawaffanii muslimaw wa al-hiqnii bish-shaalihiin.

Amanabillahi shadaqallahu rabbunal azhim, subhana rabbika rabbil `izzati `amma yashifuun was-salaamun `alal mursaliina wal hamdulillahi rabbil `aalamin.

Aku berlindung dari kepada Allah SWT dari godaan Setan yang terkutuk. Dengan nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah SWT! Sesungguhnya Engkau telah memberiku sebagian kerajaan dan telah mengajariku sebagian tabir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan persatukan aku dengan orang-orang yang saleh.

Kami beriman kepada Allah SWT, Maha Benar Allah SWT dengan segala firman-Nya, Maha Suci Engkau, Tuhan yang suci dari sifat yang diberikan oleh orang-orang kafir. Semoga kedamaian tetap dilimpahkan kepada para utusan-Nya dan segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam.

Syekh lalu membaca dedikasi (Ihda), mempersembahkan bacaan yang telah dibaca kepada Nabi SAW dan seluruh Syekh di Tarekat Naqsybandi.

Allaahumma balligh tsawaaba maa qara’naahu wa nuura maa talawnaahu hadīyyatan waashilatan minnaa ila ruuhi Nabiyyinaa Sayyidinaa wa Mawlaanaa Muhammadin (shall-Allaahu `alayhi wa sallam). Wa ilaa arwaahi ikhwaanihi min al-anbiyaa’i wa ’l-mursaliin wa khudamaa’i syaraa`ihim wa ila arwaahi ’l-a`immati ’l-arba`ah wa ila arwaahi masyaayikhinaa fii ’th-thariiqati ’n-naqsybandiiyyati ’l-`aliyyah khaash-shatan ila ruuhi Imaami ’th-thariiqati wa ghawtsi ’l-khaliiqati Khwaajaa Bahaa’uddīn an-Naqsyband Muhammad al-Uwaysii ’l-Bukhaarii Wa ‘ilaa hadhrati Mawlaanaa Sulthaanil Awliya Syaykh ‘Abdullah Daghistaanii, Wa ‘ilaa Mawlaanaa Sayyidinaa Syaykh Muhammad Naazhim al-Haqqaani mu’ayyid-diin wa ilaa saa-iri saadaatinaa wash-shiddiqiina al-Faatiha

Ya Allah SWT! Sampaikanlah pahala dari apa yang telah kami baca dan cahaya yang telah kami peroleh, sebagai hadiah dari kami kepada roh Nabi Muhammad SAW dan kepada seluruh roh anbiya dan rasul dan para awliya, khususnya untuk roh Imam tarekat, Ghawts Utama dari seluruh makhluk, Khwaja Bahauddin Naqsyband Muhammad al-Uways al-Bukhari QS dan kepada guru dan mursyid kami yang mulia, Sultan Awliya Syekh `Abdullah Fa’iz ad Daghestani QS dan mursyid kami, junjungan kami, Syekh Muhammad Nazhim al-Haqqani Muayyid-diin QS dan kepada semua guru kami dan para Shiddiqiin, Al-Faatihah

Syekh lalu melanjutkan dengan bagian yang dibaca dengan suara keras berikut ini:

Fa`lam annahu:
Laa ilaha illallaah (100 kali)
Ketahuilah bahwa tidak ada tuhan selain Allah SWT

Sayyidinaa wa nabiyiinaa Muhammadun Rasuulullaah shall-Allaahu ta`aala `alayhi wa `alaa aalihi wa shahbihi wa sallam

Junjungan kita dan Nabi kita, Muhammad Rasulullah SAW semoga Allah SWT memuliakan dan mengagungkan beliau beserta seluruh keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Syekh kembali membaca dedikasi (Ihda)

Ila hadhratin-nabiyyi (SAW) wa alihi wa shahbihil kiraam wa ilaa arwaahi saa-iri saadaatinaa wash-shiddiqiina al-Faatiha

Ke hadirat junjungan kami Nabi SAW dan keluarganya dan kepada para sahabatnya yang terhormat dan kepada arwah guru-guru kami dan para Shiddiqiin...Al-Faatihah

Dzikir al-Jālāla:
Allāh, Allāh (100 kali)

Hasbun-Allaah wa ni`mal-wakīl, ni`mal-Mawlaa wa ni`man-Nashiir, laa hawla wa laa quwwata illa billaahi’l-`Alīyyi ’l-`Azhiim.

Cukuplah Allah SWT sebagai Penolong kami dan Allah SWT adalah sebaik-baik pelindung. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah SWT Yang Maha Luhur lagi Maha Agung.

Huu, Huu…(33 kali)
Dia, Yang Maha Tidak Diketahui

Hasbun-Allaah wa ni`mal-wakīl, ni`mal-Mawlaa wa ni`man-Nashiir, laa hawla wa laa quwwata illa billaahi’l-`Alīyyi ’l-`Azhiim.

Cukuplah Allah SWT sebagai Penolong kami dan Allah SWT adalah sebaik-baik pelindung. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah SWT Yang Maha Luhur lagi Maha Agung.

Haqq, Haqq… (33 kali)
Yang Maha Benar

Hasbun-Allaah wa ni`mal-wakīl, ni`mal-Mawlaa wa ni`man-Nashiir, laa hawla wa laa quwwata illa billaahi’l-`Alīyyi ’l-`Azhiim.

Cukuplah Allah SWT sebagai Penolong kami dan Allah SWT adalah sebaik-baik pelindung. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah SWT Yang Maha Luhur lagi Maha Agung.

Hayy, Hayy… (33 kali)
Yang Maha Hidup

Hasbun-Allaah wa ni`mal-wakīl, ni`mal-Mawlaa wa ni`man-Nashiir, laa hawla wa laa quwwata illa billaahi’l-`Alīyyi ’l-`Azhiim.

Cukuplah Allah SWT sebagai Penolong kami dan Allah SWT adalah sebaik-baik pelindung. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah SWT Yang Maha Luhur lagi Maha Agung.

Allaah Huu, Allaah Haqq… (10-12 kali)
Allah SWTadalah Dia, Yang Maha Tidak Diketahui, Allah SWT adalah Yang Maha Benar

Allaah Huu, Allaah Hayy… (10-12 kali)
Allah SWT adalah Dia, Yang Maha Tidak Diketahui, Allah SWT adalah Yang Maha Hidup

Allaah Hayy, Yaa Qayyuum… (10-12 kali)
Allah SWT adalah Yang Maha Hidup, Wahai Yang Berdiri Sendiri

Hasbun-Allaah wa ni`mal-wakīl, ni`mal-Mawlaa wa ni`man-Nashiir, laa hawla wa laa quwwata illa billaahi’l-`Alīyyi ’l-`Azhiim.

Cukuplah Allah SWT sebagai Penolong kami dan Allah SWT adalah sebaik-baik pelindung. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah SWT Yang Maha Luhur lagi Maha Agung.

Yaa Huu, Yaa Huu, Yaa Daa-im… (3 kali)
Wahai Dia Yang Maha Tidak Diketahui, Wahai Yang Maha Kekal

Allaah Yaa Huu, Yaa Daa-im… (3 kali)
Allah SWT, Wahai Dia Yang Maha Tidak Diketahui, Wahai Yang Maha Kekal

Yaa Daa-im, Yaa Daa-im, Yaa Daa-im, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Kekal (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Haliim, Yaa Haliim, Yaa Haliim, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Penyantun (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Hafiizh, Yaa Hafiizh, Yaa Hafiizh, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Pemelihara (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Lathiif, Yaa Lathiif, Yaa Lathiif, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Lembut (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Mujiib, Yaa Mujiib, Yaa Mujiib, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Menjawab Doa (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Mu`iin, Yaa Mu`iin, Yaa Mu`iin, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Penolong (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Mu`iiz, Yaa Mu`iiz, Yaa Mu`iiz, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Membantu (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Mughits, Yaa Mughits, Yaa Mughits, Yaa Allaah …(2 kali)
Wahai Yang Maha Menyelamatkan (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Ghaffar, Yaa Ghaffar, Yaa Ghaffar, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Pengampun (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Sattar, Yaa Sattar, Yaa Sattar, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Menyembunyikan (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Jabbar, Yaa Jabbar, Yaa Jabbar, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Memaksa (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Qahhar, Yaa Qahhar, Yaa Qahhar, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Menguasai (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Kariim, Yaa Kariim, Yaa Kariim, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Mulia (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Rahiim, Yaa Rahiim, Yaa Rahiim, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Penyayang (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Samii`, Yaa Samii`, Yaa Samii`, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Mendengar (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Wahhab, Yaa Wahhab, Yaa Wahhab, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Pemberi (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Razzaq, Yaa Razzaq, Yaa Razzaq, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Memberi Rezeki (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Waduud, Yaa Waduud, Yaa Waduud, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Mencintai (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Rahmaan, Yaa Rahmaan, Yaa Rahmaan, Yaa Allaah …(2 kali)
Wahai Yang Maha Pengasih (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Hannaan, Yaa Hannaan, Yaa Hannaan, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Lembut (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Mannaan, Yaa Mannaan, Yaa Mannaan, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Mencukupi (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Dayyaan, Yaa Dayyaan, Yaa Dayyaan, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Memberi Pinjaman (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Subhan, Yaa Subhan, Yaa Subhan, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Suci (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Sulthaan, Yaa Sulthaan, Yaa Sulthaan, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Penguasa (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Amaan, Yaa Amaan, Yaa Amaan, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Yang Maha Pemberi Keamanan (3 kali), wahai Allah SWT

Yaa Allaah, Yaa Allaah, Yaa Allaah, Yaa Allaah … (2 kali)
Wahai Allah SWT (4 kali)

Syekh bisa saja menambah Nama-Nama Indah Allah SWT yang lain yang terinspirasi oleh beliau.

Hasbun-Allaah wa ni`mal-wakīl, ni`mal-Mawlaa wa ni`man-Nashiir, laa hawla wa laa quwwata illa billaahi’l-`Alīyyi ’l-`Azhiim.

Cukuplah Allah SWT sebagai Penolong kami dan Allah SWT adalah sebaik-baik pelindung. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah SWT Yang Maha Luhur lagi Maha Agung.

Innalaaha wa malaa-ikatahu yushalluuna `alan-nabiyy, yaa ayyuhal ladziina aamanuu shalluu `alayhi wa sallimuu tasliimaa

Sesungguhnya Allah SWT dan para malaikat-Nya berselawat atas Nabi SAW. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah dan ucapkan salam penghormatan baginya. [QS 33:56]

Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin wa sallim

Ya Allah SWT, limpahkanlah rahmat dan kedamaian bagi kunjungan kami Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya.

Shalli yaa rabbi wa sallim `alaa jamii`il anbiyaa-i wal mursaliina wa aali kullin ajma`iina wal hamdulillaahi rabbil `aalamiin

Ya Tuhanku! Berikan selawat dan kedamaian kepada para nabi dan rasul dan seluruh keluarganya. Dan segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam

`alaa asyrafil `aalamiina sayyidinaa Muhammadinish-shalawat
Kepada makhluk yang paling mulia di alam semesta, Sayyidina Muhammad SAW (selawat)

`alaa afdhalil `aalamiina sayyidinaa Muhammadinish-shalawat
Kepada makhluk yang paling baik di alam semesta, Sayyidina Muhammad SAW (selawat)

`alaa akmalil `aalamiina sayyidinaa Muhammadinish-shalawat
Kepada makhluk yang paling sempurna di alam semesta, Sayyidina Muhammad
SAW (selawat)

Shalaawaatullaahi ta`aalaa wa malaa-ikatihii wa anbiyaa-ihii wa Rusulihii, wa jamii`i khalkihii `alaa Muhammadin wa `alaa aali Muhammad, alayhii wa `alayhimus-salaam wa rahmatullaahi ta`aalaa wa barakaatuh, wa radhiyallaahu tabaaraka wa ta`aalaa `an saadaatina ash-haabi Rasuulillaahi ajma`iin. Wa `anit-taabi`iina bihim bi ihsaan, wa `anil a-immatil mujtahidiinal maadhiin wa `anil `ulamaa-il muttaqiin, wa`anil awliyaa-i shaalihin, wa am-masyaayikhina fii thariqatin Naqsybandiyyatil `aliyyah Qaddas Allaahu ta`aalaa arwaahahumuz zakiiyah, wanawwarallaahu ta`aalaa adhrihatahumul mubaarakah, wa a`aadallaahu ta`aalaa `alaynaa min barakaatihim wa fuyuudhaatihim daa`iman wal hamdullilaahi rabbil `aalamiin, al-Faatihah

Selawat Allah SWT Yang Maha Tinggi dan para malaikat, para nabi dan rasul dan seluruh ciptaan-Nya, kepada Muhammad SAW dan kepada keluarga Muhammad SAW, semoga kedamaian dan rahmat Allah SWT serta berkah-Nya diberikan kepadanya dan kepada mereka. Semoga Allah SWT Yang Maha Besar dan Maha Tinggi rida dengan semua guru kami, para sahabat Rasulullah SAW dan kepada mereka semua yang mengikutinya dengan sempurna. (Semoga Allah SWT rida) terhadap Imam ijtihad yang terdahulu, para ulama dan orang-orang yang bertakwa dan awliya dan orang-orang yang saleh, terhadap masyaikh kami di Tarekat Naqsybandi yang mulia. Semoga Allah SWT mensucikan roh-roh mereka yang suci dan menerangi makam mereka yang penuh berkah. Semoga Allah SWT mengembalikan berkah mereka dan keutamaan yang melimpah kepada kami, selalu. Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, Al-Faatihah

Ihda:
Ila hadhratin Nabiyyi (SAW) wa ‘aalihi wa shahbihil kiram, wa ilaa arwaahi ikhwaanihi minal-anbiyaa’i wal mursaliin wa khudamaa-i syaraa-ihim wa ilaa arwaahil a-immatil arba`ah wa ilaa arwaahi masyaayikhinaa fii thariiqatin Naqsybandiyyatil ‘Aliyyah, khaassatan ila ruuhi imamith-thariqati wa Ghawtsil khaliiqati Khwaajaa Bahaauddiin Naqsyband Muhammad al-Uwaysiyil Bukhaari, Wa ‘ilaa hadhrati Mawlaanaa Sulthaanil Awliya Syaykh ‘Abdullah Daghistaanii, wa Mawlaanaa Syaykh Muhammad Naazhim al-Haqqaani wa ilaa saa-iri saadaatinaa wash-shiddiqiina al-Faatiha

Ke hadirat junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan keluarganya, dan kepada para sahabatnya yang terhormat. Dan kepada arwah para nabi dan rasul dan kepada arwah imam yang empat dan kepada arwah masyaikh kami dalam Tarekat Naqsybandi yang mulia, khususnya kepada roh imam tarekat, ghawts utama dari seluruh makhluk Khwaja Bahauddin Naqsyband Muhammad al-Uways al-Bukhari QS dan kepada Mursyid kami Sultan awliya, Syekh Abdullah Fa’iz ad-Daghestani QS dan Mursyid kami Syekh Muhammad Nazim al-Haqqani QS dan semua guru kami dan para shiddiqiin, al-Faatiha.

Subhana rabiyyal `aliyyil a`lal wahhab
Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi, Utama dan Maha Pemberi.

Kemudian Syekh membaca doa sesuai inspirasi dalam kalbunya, seperti doa berikut yang biasa dibaca oleh Syekh Hisyam al-Qabbani QS

A’udzubillahi minasy syaythaanir rajiim.
Aku berlindung kepada Allah SWT dari godaan setan yang terkutuk.

Bismillahi rahmaanir rahiim.
Dengan nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Alhamdulillaahi rabbil `aalamiin
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan sekalian alam.

Wash-shallatu was-salaamu `alaa asyrafil mursaliina sayyidinaa Muhammadin wa `alaa aalihi wa shahbihi ajma`iin

Selawat dan salam untuk Rasul yang paling mulia, junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, beserta seluruh keluarga dan para sahabatnya yang mulia.

Allaahummaj`al awwala majlisinaa hadzaa shalaahan wa aw sathahu falaahan wa akhirahu najaahan

Wahai Allah SWT, jadikanlah permulaan majelis kami ini kebaikan dan pertengahannya kejayaan dan penghabisannya kesuksesan.

Allaahummaj`al awwalahu rahmatan wa aw sathahu ni`matan wa akhirahu takriimatan wa maghfirah

Wahai Allah SWT, jadikanlah permulaannya rahmat dan pertengahannya nikmat dan penghabisannya kemuliaan dan ampunan.

Alhamdulillaahil-ladzii tawaadha`a kullu syay-in li`adhamatih wa dzalu kullu syay-in li `izzatih wa khada`a kullu syay-in li mulkih wastaslama kullu syay-in li qudratih

Segala puji milik Allah SWT dan segala sesuatu menjadi rendah di hadapan keagungan-Nya dan segala sesuatu menjadi hina di hadapan kemuliaan-Nya dan segala sesuatu menjadi tunduk di hadapan kekuasaan-Nya dan segala sesuatu berserah atas ketentuan-Nya.

Alhamdulillaahil-ladzii sakana kullu syay-in lihaybatih wa ath-tharra kullu syay-in lihikmatih wa tashaaghara kullu syay-in likibriyaa-ih

Segala puji untuk Allah SWT, dan segala sesuatu menjadi mantap dengan kehebatan-Nya dan segala sesuatu terlahir dengan hikmah-Nya dan segala sesuatu menjadi kecil di hadapan kebesaran-Nya.

Allaahumma inkunnaa fii hablisaa `ati ilayka yaa waduud

Ya Allah SWT, bangunkanlan kami di saat-saat yang paling Engkau sukai, wahai Yang Maha Pencinta.

Rabbana taqabbal minna waghfirlanaa warhamnaa innaka antal ghafuurur-rahiim

Ya Tuhan kami, terimalah amal perbuatan kami, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Wahdinaa ilal haqqi wa ilaa thariiqim mustaqiim
Bimbinglah kami menuju kebenaran, dalam jalan yang lurus.

Wanshurnaa `alal qawmil mufsidiin
Tolong kami dalam menghadapi kaum perusak

Wanshur imaamanaa imaamal muslimiin
Tolong para pemimpin kami, pemimpin kaum muslimin.

Wanshur awliyaa Allah, innaka `alaa kulli syay-in qadiir wabil ijaabati jadiir

Tolong pula para awliya Allah SWT, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu dan Maha Mampu untuk menjawab segala doa.

Subhana rabbika rabbil `izzati `amma yashifuun was-salaamun `alal mursaliina wal hamdulillahi rabbil `aalamin.

Maha Suci Engkau, Tuhan yang suci dari sifat yang diberikan oleh orang-orang kafir. Semoga kedamaian tetap dilimpahkan kepada para utusan-Nya dan segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam.

Alhamdulillaah, wasy-syukrulillaah, astaghfirulaah
Segala puji bagi Allah SWT, Syukur kepada Allah SWT, aku mohon ampun kepada Allah SWT


Sumber:
The Naqshbandi Sufi Tradition: Guidebook of Daily Practices and Devotions
by Shaykh Muhammad Hisham Kabbani
© 2004, Islamic Supreme Council of America


Khatamul Khwajagan

Syekh Nazim al-Haqqani QS berkata, “Allah SWT berfirman kepada Nabi SAW pada malam Mi’raj, “Ya Muhammad SAW, telah Ku-ciptakan seluruh makhluk demi dirimu, dan Aku berikan semua itu padamu.” Pada saat itu, Allah SWT mengaruniakan pada Nabi SAW kekuatan untuk melihat semua yang telah Dia ciptakan, dengan semua cahaya dan nur mereka, dan semua kenikmatan yang telah Allah SWT karuniakan pada makhluk-Nya dengan menghiasi mereka dengan Atribut-Atribut-Nya dan dengan Cinta dan Keindahan Ilahiah-Nya.

Muhammad SAW terkesima dan terpesona karena Allah SWT telah memberi beliau suatu hadiah berupa makhluk-makhluk seperti itu. Allah SWT berfirman kepada beliau, ‘Ya Muhammad SAW, apakah kau bahagia dengan ciptaan-ciptaan-Ku ini?’ Beliau menjawab, ‘Ya, wahai Tuhanku,’ Dia berfirman, ‘Kuberikan mereka kepadamu sebagai amanah untuk kau jaga, agar kau bertanggung jawab atasnya, dan untuk mengembalikan mereka pada-Ku dalam keadaan seperti saat mereka Kuberikan padamu.’ Muhammad SAW memandang pada mereka dengan penuh kegembiraan karena mereka begitu berkemilau dengan cahaya-cahaya yang indah, dan beliau berkata, ‘Wahai Tuhanku, aku terima.’ Allah SWT berfirman, ‘Apakah kau terima?’ Beliau menjawab, ‘Kuterima, kuterima.’ Dan begitu beliau selesai menjawab untuk ketiga kalinya, Allah SWT mengaruniakan beliau suatu kasyf (penglihatan spiritual) akan dosa-dosa dan berbagai bentuk kesengsaraan, kegelapan, dan kejahilan di mana mereka akan terjatuh ke dalamnya.

“Saat Muhammad SAW melihat hal ini, beliau kaget dan cemas, berpikir bagaimana beliau akan dapat mengembalikan mereka kepada Tuhannya dalam keadaan suci seperti keadaan awalnya. Beliau berkata, ‘Wahai Tuhanku, apa ini?’ Allah SWT menjawab, ‘Wahai kekasih-Ku, inilah tanggung jawabmu. Engkau harus mengembalikan mereka pada-Ku dalam keadaan suci seperti ketika Aku berikan mereka padamu.’ Kemudian Muhammad SAW berkata, ‘Wahai Tuhanku, berikan padaku penolong-penolong untuk membantuku membersihkan mereka, untuk mensucikan roh mereka, dan untuk membawa mereka dari kegelapan dan kejahilan menuju maqam pengetahuan, kesalihan, kedamaian, dan cinta.’”

“Allah SWT kemudian mengaruniakan pada beliau suatu penglihatan di mana Dia memberitahukan pada beliau bahwa di antara seluruh ciptaan itu, Dia telah memilih bagi beliau 7.007 Wali Naqsybandi. Dia berfirman, ‘Wahai kekasih-Ku, Ya Muhammad SAW, wali-wali ini adalah termasuk wali-wali istimewa yang telah Ku-ciptakan untuk menolongmu menjaga agar ciptaan ini tetap suci. Di antara mereka, terdapat 313 yang memiliki tingkatan tertinggi, maqam paling sempurna di Hadirat Ilahiah. Mereka adalah pewaris rahasia dari 313 rasul-rasul. Kemudian Ku-berikan padamu empat puluh, yang membawa kekuatan yang paling istimewa, dan mereka adalah tonggak-tonggak dari seluruh wali. Mereka akan menjadi guru dan Syekh besar di masa-masa mereka, dan mereka akan menjadi para pewaris dari Rahasia Haqiqat.’”

“’Di tangan para wali inilah, setiap orang akan disembuhkan dari luka-lukanya, baik luka luar maupun luka dalam. Wali-wali ini akan mampu membawa seluruh umat dan seluruh makhluk ciptaan tanpa ada tanda-tanda kelelahan. Setiap orang di antara mereka adalah Ghawts (Pemberi Syafa’at Utama) di zamannya, yang di bawahnya ada lima orang Qutub (Kutub Spiritual).’”

“Nabi SAW begitu bahagia dan beliau berkata, ‘Wahai Tuhanku, berikan lagi bagiku!’ Kemudian Allah SWT pun menunjukkan padanya 124.000 wali, dan Dia berfirman, ‘Wali-wali ini adalah pewaris dari 124.000 nabi. Seorang wali adalah seorang pewaris dari seorang nabi. Mereka pun akan di sana membantumu membersihkan umat ini.’”

“Ketika Nabi SAW sedang naik ke Hadirat Ilahiah, Allah SWT membuat beliau untuk mendengar suara seorang manusia. Suara itu adalah suara dari seorang teman dan sahabat terdekatnya, Abu Bakar ash-Shiddiq RA. Nabi SAW diperintahkan oleh Allah SWT untuk memerintahkan Abu Bakar ash-Shiddiq RA untuk memanggil seluruh wali-wali Naqsybandi: yang 40, yang 313, dan yang 7.007, beserta seluruh pengikut dan murid mereka, dalam bentuk spiritual (roh) mereka, ke Hadirat Ilahiah. Semuanya untuk menerima Cahaya dan Barakah yang istimewa itu.”

“Kemudian Allah SWT memerintahkan Nabi SAW, yang kemudian memerintahkan Abu Bakar RA, untuk memanggil 124.000 wali dari 40 tarekat lainnya beserta murid-murid mereka untuk diberikan Cahaya di Hadirat Ilahiah. Seluruh Syekh mulai muncul di perkumpulan itu beserta seluruh murid mereka. Allah SWT kemudian menyuruh Nabi SAW untuk melihat mereka dengan kekuatan dan cahaya Kenabiannya, dan untuk mengangkat mereka semua ke Maqam Shiddiqin, Yang Terpercaya dan Yang Benar. Kemudian Allah SWT berfirman kepada Nabi SAW, dan Nabi SAW pun berkata kepada para wali, ‘Kalian semua dan seluruh pengikut kalian akan menjadi bintang- gemintang yang berkilauan di antara manusia, untuk menyebarkan cahaya yang telah kuberikan pada kalian di pra-keabadian ke seluruh manusia di permukaan bumi.’”

Mawlana Syekh Nazim QS berkata, “Itu semua hanyalah satu di antara rahasia-rahasia yang telah dibuka tentang Malam Mi’raj kepada kalbu para wali melalui periwayatan (transmisi) dari Sanad Emas Tarekat Naqsybandi.” Lebih banyak lagi kasyf yang diberikan kepada Nabi SAW, tetapi tidak ada izin untuk membukanya.”

Malam itu, Nabi SAW diperintah Allah SWT untuk melakukan 50 salat dalam sehari. Beliau meringkasnya menjadi lima kali salat dalam sehari atas nasihat Nabi Musa AS. Beliau kembali dari Malam Isra’ Mi’raj, dan orang pertama yang mempercayai beliau adalah Abu Bakar ash-Shiddiq RA. Orang-orang kafir, sambil berharap untuk mempermainkan beliau, menanyakan pada beliau untuk melukiskan Yerusalem. Beliau melukiskannya dengan seluruh detailnya, dan orang-orang kafir dipermalukan.

Siksaan atas Nabi SAW dan sahabat-sahabat beliau semakin meningkat. Kemudian Allah SWT mengirimkan pada beliau, kaum Ansar (Penolong) dari Madinah. Islam telah mulai tersebar pada suku-suku dari oasis kecil ini yang terletak tak jauh dari Mekah. Allah SWT memberikan izin-Nya bagi kaum Mukmin untuk berhijrah ke Madinah, rumah dari kaum Ansar. Abu Bakar RA menginginkan untuk berhijrah, tetapi Muhammad SAW berkata padanya, “Jangan pergi dulu, tunggulah, dan mungkin kau akan berhijrah bersamaku. Ada suatu kejadian amat penting yang mesti terjadi.”

Nabi SAW meninggalkan Mekah di malam hari bersama Abu Bakar RA, dan meninggalkan di belakang beliau ‘Ali RA, KW untuk berpura-pura berperan sebagai beliau di tempat tidur beliau. Di perjalanan, beliau berhenti untuk bersembunyi di Gua Tsuur. Abu Bakar RA berkata, “Wahai Nabi SAW, jangan masuk, aku akan masuk lebih dahulu.” Dalam hatinya, Abu Bakar RA berpikir bahwa mungkin akan ada sesuatu yang berbahaya di dalam dan ia memilih untuk menghadapinya lebih dulu. Abu Bakar RA menemukan sebuah lubang di dalam gua itu. Abu Bakar RA memanggil Nabi SAW untuk masuk ke dalam, dan ia sendiri menaruh telapak kakinya di atas lubang itu, menutupinya. Nabi SAW masuk dan menaruh kepala sucinya di pangkuan paha Abu Bakar RA. Seekor ular di dalam lubang tadi mulai menggigit kaki Abu Bakar RA. Abu Bakar RA mencoba sekuat tenaga untuk tidak bergerak, sekalipun ia dalam kesakitan yang amat sangat. Air mata mulai menetes dari matanya, dan mengalir melalui pipinya. Setetes air mata itu terjatuh mengenai wajah suci Nabi SAW. Saat inilah, sebagaimana disitir dalam Quran, “Ia berkata pada sahabatnya, ‘Jangan bersedih; sungguh Allah SWT beserta kita.’” [QS 9:40]. Abu Bakar RA berkata pada Nabi SAW, “Wahai Nabi Allah SAW, aku tidak bersedih, tetapi aku dalam kesakitan. Seekor ular tengah menggigit kakiku dan aku khawatir ia akan menggigitmu. Aku menangis karena hatiku terbakar demi dirimu dan demi keselamatanmu.” Nabi SAW begitu bahagia dengan jawaban sahabat terkasihnya ini hingga beliau memeluk Abu Bakar ash-Shiddiq RA, menaruh telapak tangan beliau di kalbu Abu Bakar RA dan menuangkan pengetahuan yang telah Allah SWT karuniakan pada beliau, ke dalam kalbu Abu Bakar ash-Shiddiq RA . Karena itulah beliau bersabda dalam sebuah hadis, “Apa pun yang telah Allah SWT tuangkan dalam kalbuku, aku tuangkan ke dalam kalbu Abu Bakar RA.”

Grandsyekh kita Muhammad Nazim al-Haqqani QS berkata, “Selanjutnya Nabi SAW menaruh tangan beliau yang lain ke kaki Abu Bakar ash-Shiddiq RA dan membaca, Bismillahir-Rahman ir-Rahim, dan kaki Abu Bakar RA pun segera sembuh. Kemudian beliau memerintahkan sang ular untuk keluar, dan ular itu pun keluar, menggulung dirinya di depan Nabi SAW. Kemudian Nabi SAW bersabda kepada ular tersebut, ‘Tak tahukah engkau bahwa daging seorang Shiddiq diharamkan bagimu? Mengapa engkau memakan daging Sahabatku?’ Ular itu menjawab kepada Nabi SAW dalam bahasa Arab yang murni dan sempurna, ‘Wahai Nabi Allah SWT, tidakkah semua ciptaan diciptakan demi dirimu dan demi cintamu? Wahai Nabi SAW, aku pun mencintaimu. Saat kudengar bahwa Allah SWT berfirman bahwa umat terbaik adalah umatmu, aku pun memohon pada-Nya untuk memperpanjang umurku dan mengaruniakan padaku kehormatan untuk dapat tergolong sebagai umatmu dan untuk dapat melihat wajah sucimu. Dan Allah SWT mengabulkan harapanku dan kehormatan itu bagiku. Ketika Abu Bakar RA menaruh kakinya di lubang itu, kakinya menghalangi pandanganku. Aku ingin agar ia memindahkan kakinya agar aku dapat melihat dirimu. ’Nabi SAW bersabda, ‘Pandanglah diriku sekarang dan penuhi harapanmu.’ Ular itu memandang dan memandang; setelah beberapa saat, ia mati. Nabi SAW memerintahkan Jinn untuk membawa ular itu pergi dan menguburkannya.”

Mawlana Syekh Nazim QS berkata, “Hal-hal ini adalah rahasia-rahasia yang telah diberikan kepada kalbu-kalbu para Wali Naqsybandi.” Beliau melanjutkan ceritanya sebagai berikut, “Kemudian Nabi SAW bersabda kepada Abu Bakar RA, ‘Sebenarnya tak ada keperluan apa pun untuk berhenti di gua ini, kecuali suatu peristiwa yang penting akan terjadi di sini. Suatu Cahaya dari akar suatu Pohon Spiritual yang akan menyebar ke seluruh umat manusia, suatu Cahaya yang datang langsung dari Hadirat Ilahiah, akan muncul di sini. Allah SWT telah memerintahkan padaku untuk menyampaikannya padamu dan ke seluruh pengikut Tasawuf Naqsybandi.’”

“Jalur transmisi ini tidaklah disebut sebagai Naqsybandi saat itu, tetapi dikenal sebagai anak-anak dari Abu Bakar ash-Shiddiq RA, dan beliau (Abu Bakar RA) dikenal oleh para wali sebagai ‘Bapak’ dari jalur sanad ini.”

“Kemudian Allah SWT memerintahkan Nabi SAW untuk menyuruh Abu Bakar Ash-Shiddiq RA untuk memanggil seluruh Syekh (guru) dari Sanad Emas yang merupakan pewaris dari Abu Bakar RA. Abu Bakar RA memanggil para Grandsyekh dari Sanad Emas, seluruh dari mereka, dari zamannya hingga ke zaman Al-Mahdi AS. Mereka semua dipanggil lewat roh-roh mereka dari Alam Arwah. Kemudian Abu Bakar RA diperintahkan pula untuk memanggil 7.007 Wali Naqsybandi. Kemudian Nabi SAW memanggil 124.000 nabi-nabi. “

“Abu Bakar ash-Shiddiq RA, dengan perintah Nabi SAW, memerintahkan setiap Grandsyekh untuk mengumpulkan pengikut-pengikutnya untuk hadir secara spiritual. Kemudian Abu Bakar ash-Shiddiq RA memerintahkan seluruh Syekh untuk mengambil tangan para pengikut mereka untuk menerima bay’at (inisiasi). Abu Bakar RA menaruh tangannya di atas mereka semua, dan kemudian Muhammad SAW menaruh tangan beliau di atas mereka semua, dan kemudian Allah SWT meletakkan Tangan-Nya, Tangan Kekuasaan (Qudrat), di atas mereka semua. Dan Allah SWT, oleh Diri-Nya Sendiri-lah, menaruh di lidah setiap orang yang hadir bacaan zikir-Nya (talqin az-dzikr), dan Ia memerintahkan Nabi SAW untuk menyuruh Abu Bakar ash-Shiddiq RA untuk memerintahkan semua wali yang hadir bersama pengikut-pengikut (murid) mereka untuk melafazkan apa yang mereka dengar dari Suara Qudrati:

ALLAHU ALLAHU ALLAHU HAQQ
ALLAHU ALLAHU ALLAHU HAQQ
ALLAHU ALLAHU ALLAHU HAQQ

“Semua mereka yang hadir mengikuti Syekh mereka dan para Syekh itu mengikuti apa yang mereka dengar dari Nabi SAW yang juga melafazkan. Kemudian Allah SWT mengajarkan rahasia dari zikir, yang dikenal sebagai Khatm-il-Khwajagan, kepada ‘Abdul Khaliqal-Ghujdawani QS, yang memimpin zikir pertama di antara para wali dari tarekat ini. Nabi SAW mengumumkan kepada Abu Bakar RA, yang kemudian mengumumkannya ke seluruh wali, bahwa Abdul Khaliq al-Ghujdawani QS adalah pemimpin dari Khatm-il-Khwajagan. Setiap orang mendapat kehormatan untuk menerima rahasia dan cahaya itu dari Khwaja Abdul Khaliq al-Ghujdawani QS, di hadirat para wali, di hadirat Abu Bakar ash-Shiddiq RA, di hadirat Nabi SAW, dalam Hadirat Allah SWT.”

Mawlana Syekh Nazim QS berkata, “Siapa pun yang menerima bay’at (inisiasi) dari kami atau menghadiri Majelis Zikir kami mesti mengetahui bahwa dirinya telah hadir di gua tersebut di saat barakah itu, di Hadirat Nabi SAW, dan bahwa ia telah menerima semua rahasia-rahasia ini kemudian. Rahasia-rahasia ini telah disampaikan kepada kami melalui para Syekh dari Sanad Emas, melalui Abu Bakar ash-Shiddiq RA.”

Abu Bakar ash-Shiddiq RA, teramat bahagia dan gembira dengan apa yang terjadi di dalam gua itu, dan beliau kini mengerti mengapa Nabi SAW telah memilihnya untuk menjadi teman dalam hijrah beliau. Para Syekh Naqsybandi menganggap kejadian-kejadian dalam gua tadi sebagai fondasi dari tarekat. Tidak hanya sebagai sumber dari wirid harian, tetapi juga karena roh-roh dari seluruh anggota tarekat ini telah hadir bersama di saat itu.

Setelah kejadian di gua tadi, mereka melanjutkan perjalanan ke Madinah al-Munawwarah. Saat mereka mencapai Quba, suatu desa di dekat Madinah, di hari Senin di bulan Rabi’ul Awwal, mereka berhenti untuk beberapa hari. Di sana Nabi SAW membangun masjid pertamanya. Mereka melanjutkan perjalanan mereka di hari Jumat, setelah mendirikan Salat Jumat di Quba. Itu adalah Jama’ah Jumat pertama yang beliau dirikan. Beliau memasuki Madinah bersama sahabat beliau, di tengah-tengah teriakan takbir (ALLAHU AKBAR) dan tahmid (AL-HAMDU LILLAH) dan kegembiraan serta kebahagiaan yang meluap dari setiap orang yang hadir. Beliau bergerak ke arah mana unta beliau akhirnya berhenti, dan di sanalah kemudian beliau membangun masjid beliau dan rumah beliau. Beliau tinggal sebagai seorang tamu di rumah Abu Ayyub Al-Ansari RA sampai masjid beliau terbangun.

Saat Nabi SAW datang ke Madinah, Madinah sedang dipenuhi berbagai wabah. Begitu beliau tiba, seluruh wabah penyakit itu lenyap.

Sumber:
The Naqshbandi Sufi Way: History and Guidebook of The Saints of The Golden Chain
by Shaykh Muhammad Hisham Kabbani
© 1995, Shaykh Muhammad Hisham Kabbani

Monday, September 22, 2008

Relics of Rasulullah (sallallahu alaihi wa 'ala aalihi wa sallam)

Asma Al Husna

"To Allah belong the most excellent Names, therefore invoke Him by them" (7:180)

Allah- whoever recites this name 1000xs daily shall be given pure belief and doubt and uncertainty shall be removed from his/her heart. This name is also very effective in curing diseases if it is recited excessively and thereafter supplication (dua) is made.

al-Rahim- if recited 100xs after every salah, the reciter will be protected against all calamities and all of the creation will show compassion toward him.

al-Salamu- if recited 115xs and blown over a sick person, Allah will restore his health.

al-Mu’minu- if recited 630xs at the time of fear, Allah will protect him from all calamites. If anyone writes it on a paper, or engraves it in a silver ring and keeps it on him, his spiritual and physical safety will be the responsibility of Allah.

al-Muhayminu- if read 115xs Allah will acquaint him with the unseen.

al-Azizu- if recited 40xs for 40 days, Allah will grant the reciter honor and self-sufficiency. If read 41xs daily, the reciter will become self-sufficient and honor if he has been disgraced.

al-Jabbaru- If engraved in a silver ring and worn, the wearer will inspire all in the hearts of people.

al-Bariu- If a barren women fasts for 7 days and each day after making breaking his fast recites, “al Bari-ul-mussawiru” 21xs daily, Allah will grant her with male children.

al-Mussawiru- (same as above)

al-Ghaffaru- Any person who recites this name 100xs after jum’ah will soon begin to apprehend Allah’s forgiveness.

al Fattahu- anyone who places both hands on his chest before fajr and says his name 70xs, his heart shall be illuminated with light of faith.

al-Khafidhu- anyone who says this name 500xs Allah will fulfill all of his needs and remove all of his difficulties.

al-Basiru- if recited 100xs after Friday prayers, Allah will grant him strength in his eyesight and nur in his face

al-Hakamu- anyone who says this name 99xs while in a state of wudu during the last portion of the night (before fajr) Allah will fill his heart with nur and make him to perceive all secrets and if he recites it in such a manner on Friday night (Night of Thursday) that he experiences ecstasy. Allah will enhance his heart with inspiration and manifestation

al-‘Adlu- anyone who writes this name (using his finger or saffron) on 20 pieces of bread on the day or night of jum’ah and consumes it, Allah will cause the entire creation to become subservient to him

al-Hamidu- If recited in seclusion 93xs for 43 days all his bad habits will be replaced with good ones.

al-Muhsiu- If recited 20xs daily and blown on 20 pieces of bread, Allah will cause entire creation to be subservient.

al-Mubdiu- Anyone who while placing his hand on his pregnant wife will be protected from miscarriage and premature delivery

al-Hayyu- Anyone who desires of good health should recite this name 600xs daily.

al-Qayyumu- Anyone who says it excessively in seclusion will become affluent and wealthy

al-Muakhiru- if recited 100xs daily, it will enable you to draw closer to Allah.

al-Aakhiru- if recited 1000xs daily, the love for Allah will enter your heart. Illegitimate love for anyone or anything will be driven out of the heart. His sins will be forgiven. He will die with faith.

al-Khabiru- if recited excessively for 7 days, he will be made to perceive hidden secrets

al-Shakuru- if recited 41xs daily for any difficulties Allah will remove them

al-Kabiru- if anyone who has been fired from his job, fasts for 7 days and says this name 1000xs such a person will regain his job with honor and dignity.

al-Muqitu- if recited 7xs over water and consumed his desires will be fulfilled.

al-Jalilu- If written on a paper or a cloth and kept on a person such an individual will be greatly honored and respected.

al-Karimu- if recited continuously prior to going to sleep, he will be honored by the saints and pious scholars.

al-Wadudu- if recited 1000xs over food and consumed by husband and wife together, their differences will come to and end and strong bond will be created with love and affection.

al-Ba’ithu- if recited while placing your hand over chest at bed time, your heart will be filled with wisdom and knowledge.

al-Shaheedu- If recited while placing hand on forehead of wife or disobedient child 21xs, then blow upon them, they will become obedient.

al-Batinu-if recited 33 times daily, he will soon begin to perceive the secrets of Allah, and will be devoted in his heart.

al-Waliyu-if recited 11 times, before meeting an enemy, he will be able to subdue him

al-Muqsitu-if recited 700 times for any legitimate purpose, it shall be accomplished

al-Mani’u-if recited 20 times while lying in bed, any differences one had with their spouse will be renowned, and a dispute settled. A strong bond of love and affection will result.

al-Nuru-if recited 100 times, the reciter heart will be illuminated with nur

al-Rashidu-if one doesn’t know how to go about or plan a particular task, he should recite the name 100 times between Maghrib and Isha. The plan or scheme will become clear to him either in a dream or by way of inspiration

al-Saburu-for any difficulty, recite the name1020 times. Relief will soon be found. Peace and contentment will be experienced in the heart.