Followers

Sunday, April 27, 2008

Berbagai Kesusahan adalah Sebuah Kebaikan dari Allah SWT

Allahuma shalli ala Muhammadin wa ala 'ali Muhammadin wa sallam
A`udzu billahi min asy-syaitaan ir-rajiim Bismillahir- Rahmanir- Rahiim
Nawaytu'l-arba`iin, nawaytu'l-`itikaaf, nawaytu'l-khalwah, nawaytu'l-riyaada, nawaytu's-suuuk, nawaytu'l-`uzlah lillahi ta`ala fii hadzal-masjid .

Ati` Allah wa ati` ar-Rasula wa uli 'l-amri minkum

Kita lanjutkan sohbet dari pertemuan sebelumnya bahwa dalam setiap kesempatan, Allah swt mengirimkan kebaikan-kebaikan- Nya kepada kita. Dalam setiap kesempatan Allah swt mengirimkan rahmat-Nya atas kita. Mengapa? Dan bagaimana kita dapat mengetahuinya? Bagaimana kita dapat tahu bahwa Allah swt memberi kita kehormatan dengan kebaikan-kebaikanNya itu? Benar, Allah swt memberi kita kehormatan dengan kebaikan-kebaikanNya secara terus menerus. Allah hanya datang untuk sebuah kebaikan. Kita menunggu dia untuk memulai. Kita hanya manusia, kau tidak ketinggalan apa-apa.

Jadi, bagaimana kita mengetahui tentang kebaikan-kebaikan yang datang atas kita? Antara lain bahwa Allah swt tidak menghentikan kita untuk tetap bisa bernafas. Ketika seseorang berhenti bernafas, apakah artinya? Dia mati. Jadi bisa menghirup udara dan bernafas adalah sebuah kehormatan dan kebaikan besar yang Allah swt kirimkan, bahwa selalu ada udara yang mampu kita hirup dan hembuskan setiap saat. Jika itu berhenti maka kita akan mati, selesai.

Apa yang pertama-tama dihentikan ketika kita mati? ketika menarik nafas atau ketika menghembuskan nafas? Tanda pertama adalah ketika nafas keluar namun nafas yang baru tidak masuk. Jadi bernafas adalah ni`mat yang Allah swt berikan atas kita bahwa Dia merahmati kita dengan begitu banyak tarikan nafas yang Allah berikan kepada kita setiap hari? Apakah kalian tahu jumlah udara yang masuk dan keluar. Kalian mengambil oksigen dan membuang sisanya. Bagaimanakan tubuh dapat mengetahui bahwa gas ini oksigen dan sisanya bukan oksigen? Di Laboratorium, saat ini jika mereka ingin mengidentifikasikan dan memisahkan jenis gas (udara) dan mengeceknya, maka hal ini adalah sebuah proses besar untuk menentukan dan memisahkan yang mana oksigen, helium, hidrogen dan berbagai jenis gas lainnya.

SubhanAllah, Allah swt memberikan kita kemampuan untuk tahu apa yang baik dan buruk untuk tubuh kita. Jika tubuh kita tahu apa yang baik buatmu, bahwa oksigen baik bagimu. Kemudian oksigen mengalir ke jantung untuk mengambil darah ke otak serta ke seluruh tubuh. Apakah kau pikir tubuh kita tidak tahu apa yang baik dan buruk? Jika tubuh kita tahu gas mana yang baik buat tubuh kita, bahwa oksigen baik dan bukan yang lainnya, tidakkah Allah swt juga mengetahui untuk memberi kita kesadaran tentang mana perbuatan yang buruk dan mana yang baik. Lalu mengapa kita tetap mengikuti langkah yang buruk?

Jika kita tahu, tubuh kita tahu dan jiwa kita tahu, lalu mengapa kita tidak menghentikan diri kita sendiri dari terjerumus ke dalam jebakan setan? Itulah mengapa seperti yang kami katakan sebelumnya, bahwa Allah swt menyukai hamba-Nya yang selalu meminta, seperti ketika seorang murid meminta dari seorang gurunya. Grandsyaikh Abdullah Faiz almarhum ( semoga Allah merahmatinya) pernah berkata, "Jangan jadikan dirimu sebagai Syaikh, sebagai Ulama, tetapi jadikan dirimu sebagai seorang murid."

Tidak ada Syaikh. Tiap Syaikh adalah seorang murid dari Syaikh yang diatasnya. Dalam tiap bidang ada Ulama-ulama dan mereka adalah murid dari Ulama-ulama yang ada diatas mereka namun ego tidak ingin kau menganggap dirimu seperti itu, bahwa engkau hanyalah seorang murid. Ego yang membuat kita terjatuh dalam segala jenis masalah. Grandsyaikh Abdullah qs berkata (semoga Allah swt merahmati jiwa beliau), bahwa "kesulitan-kesulitan datang kepada kita, adalah untuk mengubah diri kita, meskipun kita menerimanya sebagai kesulitan-kesulitan. Kesulitan yang kita alami dan kita berada didalamnya, namun kenyataannya nantinya kesulitan tersebut berubah menjadi nikmat."

Dan ini memiliki makna yang besar yang harus kita pahami, bagaimana sebuah kesusahan menjadi sebuah nikmat. Bagaimana sebuah kesulitan menjadi sebuah kebaikan. Apa yang manusia katakan ketika mereka menderita sakit? Mereka tidak mengatakan penyakit itu sebagai sebuah nikmat atau kebaikan. Mereka mengatakannya sebagai kesulitan dan masalah dan mereka mencari jalan keluar darinya. Jadi, kesusahan atau kesulitan apapun yang datang atas kita, Grandsyaikh Abdullah qs katakan, "Ini adalah sebuah nikmat."

Apakah yang beliau maksudkan? Maksudnya adalah bahwa karena itu adalah sebuah kesusahan, maka sejak kau mendapatkan kesusahan itu dan kesusahan menempel kepadamu, maka karena sebab itulah Allah swt akan membersihkanmu dari dosa-dosamu dan menjadikan kesulitan dan penderitaanmu tersebut sebagai pahala bagi dirimu.

“Illaa man taaba wa aamana wa'amila 'amalan shaalihan fa ulaa-ika yubaddilullaahu sayyi-aatihim hasanaatiw wa kaanallaahu ghafuurar rahiimaa”.

Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Al Furqaan (25):70]

Karena ketika kalian bersabar atas kesusahan atau kesulitan itu, maka Allah swt akan mengubah dosa-dosa kalian menjadi kebaikan (hasanaat). Coba kalian perhatikan, berapa banyakkah Umat Nabi yang tidak memiliki kesulitan? Apakah kau mempunyai kesulitan? Kadang-kadang. Pastilah. Kau punya kesulitan? Kita semua punya kesulitan. Jadi, Allah swt membersihkan keburukanmu dan kejahatanmu dengan kesulitan.

Perhatikan si Ikramullah Khan, orang berjanggut dengan pakaian tersetrika rapi. Kau perhatikan bahwa dia sangat tampan dengan pakaian yang tersetrika sangat rapi. Kita semua duduk didepan cermin setiap hari. Kalian berteriak kepada istri kalian untuk menyetrika baju kalian. Berapa kalikah kau berteriak pada istrimu, berapa kali dalam sehari kau berkata, "Mengapa kau tidak menyetrika bajuku!" Kau berteriak juga? Kau juga berteriak? Kau juga. Dia lebih sabar darimu. Kau orang Perancis.apakah kau berteriak pada istrimu?, "Mengapa kau tidak menyetrika baju-bajuku? "

Mengapa kau menyetrika bajumu? Agar saat kau pergi keluar orang-orang akan menghormatimu dan menganggap kau tampan. Namun sebelum pakaian-pakaian itu disetrika dimana pakaian itu berada? Mengapa kita harus menyetrikanya? Karena pakaian kita kusut. Mengapa pakaian-pakaian itu kusut? Aku bertanya kepada mereka di internet. Mengapa pakaian kusut? Karena pakaian itu sehabis dicuci. Mengapa pakaian dicuci? Karena Kotor. Mengapa pakaian kita kotor? Karena kita yang mengotorinya.

Jadi, ketika kau membuat dirimu dan egomu kotor, begitu kotornya maka kau butuh sebuah mesin cuci sekarang. Apakah mesin cuci itu? Ketika kau menaruh pakaian didalam mesin cuci, apakah yang terjadi? Mesin cuci mulai memeras dan memeras pakaian-pakaian itu. Kemudian apa yang terjadi? Pakaian yang keluar dari mesin cuci menjadi sangat kusut.

Kita kotor, maka untuk membersihkan diri kita sendiri, Allah swt memasukkan kita ke dalam mesin cuci. Mesin cuci itu akan meremas-remas kita. Kita diremas secara menyeluruh dan diremas lalu mengeluarkan kita. Mesin cuci membuatmu keluar dalam keadaan kusut namun bersih. Allah swt mengirimmu kesusahan dan pada akhirnya kau menjadi bersih.

Allah swt mencintai kita. Mengapa? Karena Dia menjadikan kita sebagai bagian dari ummat Sayyidina Muhammad (saw). Allah swt mencintai semua Nabi namun Dia lebih mencintai Sayyidina Muhammad (saw) dibandingkan mereka semua. Dia menciptakan kita dari cahaya-Nya dan Dia menciptakan segala sesuatu demi kepentingan beliau. Jadi kita bersyukur, karena Allah swt tidak menjadikan kita bagian dari ummat nabi lain dan itu artinya Dia lebih mencintai kita dibandingkan ummat lainnya.

Mereka melontarkan sebuah pertanyaan kepadaku di Noor TV: "Mengapa komunitas Muslim saat ini mempunyai banyak masalah?" Karena kami kotor, mereka mencuci kami. Kita selalu kehilangan saat ini karena kita lebih kotor dan lebih kotor dan lebih kotor lagi. Allah swt ingin kita menjadi bersih maka muslim mengalamai banyak masalah. Sang Nabi Muhammad (saw) adalah manusia yang sempurna dan bersih. Allah swt tidak akan mengirim kita agar bersama beliau (saw) dalam keadaan kotor. Jadi, Dia membersihkan kita dengan memberi kesulitan , dengan dengan meremas kita dan pada akhirnya kita butuh disetrika. Penyetrikaan bermakna bertaubat, karena kesusahan-kesusahan yang mempengaruhi kita, maka kita menjadi demikian kusut.Saat disetrika kita mempunyai tubuh dan jiwa yang lebih baik

Jadi kesusahan adalah sebuah ni'mat. Manusia tidak melihatnya dari sudut pandang itu namun awliyaullah melihat hal tersebut dari sudut pandang itu. Sang Nabi (saw) berkata, "Akulah nabi diantara para nabi dan manusia diantara manusia yang paling teraniaya." Dan beliaulah rasul terakhir. Perhatikan Sayyidina Musa (as) tersesat selama 40 tahun di gurun pasir. Allah swt memberitahu beliau, "Aku akan memberimu kemenangan atas Fir'aun" dan selama 40 tahun dia tersesat. Dan selama 40 tahun Fir'aun menganiaya dan menggilas Bani Israel dan Sayyidina Musa (as).

Sayyidina `Isa (as), mereka mengejar untuk membunuhnya. Sayyidina Muhammad (saw), mereka menyiksa, melempari batu dan memaki serta berusaha beberapa kali membunuh Nabi Muhammad saw. Sayyidina Ibrahim (as) dianiaya dan dilempar ke dalam kobaran api. Sayyidina Nuh (as), mereka melempari dengan batu dan menganiaya beliau ketika sedang membangun bahtera.

Jadi, apakah kita lebih baik dibandingkan para Nabi? Allah swt mengirim kesusahan demi kesusahan untuk membersihkan kita. Jadi, jangan katakan saat kesusahan-kesusahan datang bukanlah suatu nikmat. Ucapkan, "Ya Allah, Kau mengirimnya dan Kau dapat mengambilnya dan aku bertaubat. Allah swt mengirim kesusahan agar kita bertaubat sehingga kita akan berada diposisi yang baik dihadapan Allah swt pada Hari Pembalasan."

Dan dia berkata ketika kita melakukan sebuah dosa, kita melakukannya dengan semangat. Ketika kita jatuh dalam kesalahan, dosa, hasrat dari ego, kita melakukannya dengan penuh energi. Tetapi ketika waktu shalat datang, kita melakukannya dengan penuh kemalasan. Berapa banyakkah orang yang tidak shalat? Dan Allah swt berfirman bahwa kalian harus shalat 5 waktu. Ketika orang mulai malas shalat, terutama shalat Fajr, solat Subuh. Ketika shalat Subuh datang, kita masih tidur.

Para remaja berkata, "O syaikh, aku tidak bisa bangun untuk shalat Subuh. Apa yang harus aku lakukan?" Apa yang harus kalian lakukan? Pukuli dirimu. Dia berkata, "Aku tidak bisa bangun untuk shalat Subuh." Taruh jam ber-alarm. Beritahukan istrimu untuk membangunkanmu, karena dia shalat dan kau tidak. Jadi, letakkan jam ber-alarm. Mereka berkata, "Kita meletakkan jam ber-alarm namun kita berpaling ke posisi ini atau itu untuk mematikannya. " Jadi, segera setelah jam berbunyi, mereka segera mematikannya. Bukankah begitu?

Mengapa bagus mempunyai sebuah masjid di tiap jalan dan tiap sudut? Karena kau tidak bisa mematikan suara dari masjid. Ketika muadzin mulai menyerukan adzan, kau tidak bisa menghentikannya. Suaranya terdengar diseluruh pelosok. Kini setan berkata kepada manusia, "Jangan dengarkan suara azan dari masjid terdekat." Di negara-negara Muslim, mereka menaruh sebuah mikrofon di menara-menara masjid, 1 buah, 2 atau 4 buah mikrofon dimenara masjid dan mereka bangun, mereka menyerukan adzan dari sana.

Kini, mereka meletakkan pengeras-pengeras suara namun saat shalat Subuh, mereka mengecilkan volume pengeras suara itu. Mereka tidak menyerukan adzan di pengeras-pengeras suara. Kini dibanyak negara, ini menjadi sebuah hukum tidak boleh mengumandangkan azan terutama subuh. Mengapa? Karena mereka tidak ingin membangunkan orang diwaktu Subuh/Fajr. Jadi, mereka berkata, "Aku mematikan alarm." Aku menjawab, "Baiklah, jauhkan posisi alarm dari tempat tidur dan alarm akan terus bunyi."

Jika kalian kuatir anak-anak tidak bangun saat solat Subuh, terutama para remaja dan kemudian kau bangun. Maka kalian bisa membangunkan mereka. Selesai. Jadi itulah masalahnya. Dan itulah yang beliau katakan, Grandsyaikh Abdullah qs (alm), dan Mawlana Syaikh Nazim Adil qs, semoga Allah mengaruniai beliau umur panjang, bahwa ketika shalat Subuh kita malas. Tetapi untuk melakukan sesuatu yang haram kita begitu bersemanagat dan bertenaga. Itulah bagaimana ego kita memperdaya kita. Dan kemudian apa yang akan terjadi? Kita semua berada dibawah kesulitan-kesulitan yang begitu banyak. .

Itulah mengapa kita memohon, "Ya Rabbii, kami adalah hamba-hamba yang penuh dosa. Manusia penuh dosa. Kami memohon kepada-Mu untuk membantu kami menyingkirkan hasrat buruk dan Ego dari diri kita dan Kau-lah satu-satunya yang dapat mengambilnya, demi kepentingan Sayyidina Muhammad Sallallahu Alayhi Wasalam dan demi kepentingan Awliyaullah ( Para Wali/Saints ) singkirkanlah karakter buruk yang kami miliki dan penuhi kami dengan kecintaan beribadah yang lebih dan lebih, dan cinta untuk amal yang baik. Bila tidak, maka kami jatuh dalam perangkap setan. Kami tidak mempunyai kekuatan yang cukup, kekuatan datang dari-Mu, ya Allah. Tiada yang datang dari kami."

Aku akan menceritakan sebuah cerita dari Syaikh Nazim qs, merujuk kepada seorang ulama paling terkenal dalam Islam yang tidak memelihara janggut. Kau tahu di Mesir dan negara-negara Arab ada sebagian ulama yang sangat tinggi kedudukannya. Bahkan dia adalah Grand Mufti dinegara-negara Muslim tetapi mereka tidak memelihara janggut. Grandsyaikh Abdullah qs alm berkata, "Jika kau membiarkan janggutmu tumbuh, Allah swt akan membukakan kepadamu tingkat kewalian." Karena dia adalah seorang alim (berilmu .penerj), maka dia sudah siap. Tetapi Egonya tidak membiarkan dia menumbuhkan janggutnya.

Karena jika dia tidak mempunyai jangut dan juga berambut gondrong maka dia dapat dengan mudah pergi ke tempat disko manapun, bukankah begitu Abu Syuaib? Namun ketika dia mempunyai janggut yang panjang dan topi turban dikepalanya, dapatkah dia pergi ke disko? Tidak bisa. Jadi, gambaran Islami ketika kau mengenakan janggutmu dan turbanmu, maka akan menyelamatkanmu. Itulah mengapa Nabi Muhammad (saw) pernah berkata, "al-ama'imu tijaan al-`arab, Tutup kepala turban adalah mahkota bagi bangsa Arab," Turban adalah mahkota bagi kaum Muslim. Mereka mempunyai banyak turban di Afghanistan.

Tapi pastikan juga bahwa mereka tidak berambut gondrong / panjang. Sehingga mereka dapat melepaskan turban mereka dan mengeluarkan rambut panjangnya dan sedikit janggut memudahkannya pergi kemana-mana, tidak seorang pun yang tahu bahwa dia alim (berilmu .penerj). Dan siapa yang tidak memelihara janggut dan turban, apa yang kau lakukan dengan Sunnah Nabi? Kau telah membunuhnya. "Barang siapa yang menghidupkan Sunnahku ketika dimana-mana terdapat penyelewengan, Allah swt akan memberikan pahala atasnya seperti pahala 70 orang syahid."

Ketika para Sahabat dalam keadaan sekarat, mereka menginginkan pahala satu orang syahid. Sang Nabi (saw) berkata bahwa apabila terdapat penyelewengan dalam Ummah, seperti saat ini, maka siapapun yang menghidupkan Sunnahku, Allah akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala 70 orang syahid.

Mengapa kita tidak melakukan sunah Nabi tersebut? Perhatikan orang yang satu ini, MasyaAllah meskipun dia orang Perancis, namun dia memiliki topi turban dan janggut. Perhatikan orang ini, dia orang Amerika yang pindah agama, dia mempunyai janggut dan topi turban bertengger diatas kepalanya. Perhatikan orang itu, dia terlihat seperti orang Pakistan tapi bukan. Dia mencukur janggutnya tetapi dia akan menumbuhkan janggutnya sekarang. Aku menyukainya; itulah mengapa aku memilihnya.

Jadi penampilan juga penting. Seperti sebuah jam. Jika jam bekerja dari dalamdan baterainya bekerja, tetapi penampilan luar tidak memiliki jarum penunjuk, maka apakah manfaatnya? Apakah kau dapat mengetahui waktu?. Jika penampilan kita tidak seperti penampilan kaum Muslim, seperti penampilan yang ditunjukan sang Nabi (saw) dan para Sahabat, maka dia tidak seperti seorang Muslim. Ini seperti ketika kita kehilangan jarum-jarum jam. Dan jarum-jarum ini ibarat penampilan Islami yang mengikuti sunah Nabi saw..

Jagalah penampilan Islami setidaknya ketika kita shalat. Orang-orang kini shalat tanpa penampilan Islami, tanpa tutup kepala, turban. Hal ini tidak mengapa selama mereka tahu akan hal itu dan mereka berusaha menjadi hamba yang setia kepada Allah swt. Apa yang dapat kita lakukan dimasa yang sangat sulit untuk mengamati hal itu dan melakukan apa yang perlu dilakukan. Tetapi ketahuilah bahwa Allah swt mengirim kesulitan-kesulitan ini karena kita jauh dari tingkah laku Islami dan Allah swt mengingatkan dan membersihkan serta membawa kita kembali bersih dalam Hadirat Allah swt.

Kita kembali kepada cerita diatas tentang Mufti yang tidak memelihara janggutnya, beliau memberitahukan kepada ulama tersebut, "Jika kau menumbuhkan janggutmu maka kau akan menjadi seorang wali." Artinya bahwa ketika kita mempunyai dukungan, maka kau akan dapat membunuh setan yang bersamamu. Ketika kau jadi berbeda dengan orang lainnya, orang akan melihatmu, kau merasa bahwa kau bukanlah bagian dari tempat itu. Kau aneh dalam sebuah komunitas yang telah diselewengkan.

Dia masih menumbuhkan janggutnya maka Allah swt akan memberikan dukungan kepadanya. Dan kita memohon kepada Allah swt untuk memberikan kita dukungan. Dan dia bertanya, "Apakah rendah diri (tawadhu') itu? Ma huwa at-tawadha`. Apakah perbedaan antara kerendah dirian (tawadhu') dan ke-Egoisan? Apakah perbedaan antara tawadhu' dan kesombongan? Apakah perbedaan antara tawadhu' dan membanggakan diri?" Beliau berkata, "Ada perbedaan yang sangat besar”.

Kau telah dicangkok, seperti kau mencangkok sebuah pohon liar agar buahnya manis, bagaimana kau mencangkoknya, tawadhu' adalah saat kau dicangkok oleh sang Nabi (saw), yang mempunyai tingkatan tertinggi ke-tawadhu'-an yang telah Allah swt karuniakan kepada beliau. Itu artinya kau mewarisinya dari sang Nabi (saw). Ke-Egoisan, kesombongan dan membanggakan diri sendiri kau warisi dari Iblis. Iblis adalah yang paling sombong, paling bangga dan paling egois. Allah swt mendeskripsikannya ketika dia berkata,

“Qaala ana khairum minhu khalaqtanii min naariw wa khalaqtahuu min thiin”.
Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia ( Adam as) Engkau ciptakan dari tanah". [Shaad (38):76] dan Allah melempar Iblis keluar."

Dan Nabi Muhammad Sallallahu alayhi wasalam adalah manusia yang paling tawadhu', paling rendah hati. Bagaimanakah kita mengetahui hal itu? Yaitu karena Beliau saw diundang ketika Isra Miraj "qaaba qausaini au adnaa” – hanya berjarak dua busur panah atau lebih dekat lagi dihadirat Ilahi. Tidak ada Nabi lain yang diundang ke sana. Jadi ke-tawadhu'-an, kerendah hatian mengangkatmu lebih tinggi, sangat tinggi dan kebanggaan diri mengantarmu ke tingkat yang sangat rendah.

Kita memohon kepada Allah swt untuk memenuhi kita dengan ke-tawadhu'-an dan menjadi sangat dekat dengan Nabi Muhammad saw, dan mengambil kesombongan, membanggakan diri sendiri dan keegoisan dari hati kita, serta menjaga kita jauh dengan jalan setan. Dengan cara ini kita akan sanggup menghancurkan rumah Setan yang dia bangun dalam hati kita dan kita akan sanggup membangun kebahagiaan, kedamaian dan kepuasan bersama hati kita dan membangun diri kita menjadi hamba-hamba yang lebih baik bagi Allah swt. Semoga Allah swt mendukung dan merahmati kita.Bi-hurmatil habib, bi-hurmatil Fatiha.

No comments: