Sunday, April 27, 2008
Jalan yang Selamat adalah Jalan Kita!
Sebagian besar manusia datang dari jarak yang jauh dan mereka memahami bahasa Inggris. Oleh karenanya, insya Allah, aku meminta kepada syaikh-syaikh kita terutama master dari master, Sultanu-l Awliya, untuk mendukung diri kita dan menganugerahi kita sesuatu yang mungkin dapat berguna bagiku dan bagi kalian.
Kita mengucap: Asyadu an la ilaha illallah wa asyadu sayyidina muhammadan 'abduhu wa habibihu wa rasulu. Ini dikenal dengan baik kalimatu-l ikhlas. La ilaha ill-Allah, Muhammadan rasulullah. Inilah kesenangan terbesar bagi seseorang yang mampu mengucap: 'La ilaha ill-Allah, Muhammadan Rasulullah'. Ada jutaan manusia yang tidak bisa bicara tentang ini. Bagi kita mudah untuk mengucap: 'La ilaha ill-Allah'...(Dzikr pendek:) La ilaha ill-Allah... la ilaha ill-Allah... la ilaha ill-Allah...Kesenangan terbesar, harta terbesar, bagi seseorang yang mampu mengucap: 'La ilaha ill-Allah, Muhammadan Rasulullah'!
Wahai manusia, ini adalah kehidupan yang singkat. Sebagaimana sang Nabi (saw) katakan: "Masa kehidupan ummahku antara 60 dan 70 tahun. Dan sangat langka bagi seseorang untuk berusia lebih dari 70 tahun hingga 80 tahun, 90 atau 100 tahun, sangat sedikit. Jadi ini adalah kehidupan yang singkat dan kita harus berusaha menggapai sesuatu melalui masa hidup kita yang singkat untuk mengumpulkan sesuatu yang berharga.
Melalui semua buku yang sudah dituliskan begitu banyak sejarah dan ajaran-ajaran baik mereka berikan kepada manusia. Telah dituliskan dalam buku-buku Islami bahwa pada suatu waktu sebuah karavan melintas, hendak menuju dari satu kota ke kota lain. Dan mereka belum samapai kekota tujuan karena malam hari mulai menjelang dan semua orang sudah letih. Mereka berhenti untuk beristirahat. Satu orang datang dan bertanya kepada mereka: "Wahai orang karavan, apakah kau tahu dimana kita berada?"
"Kita tidak melihat apapun disini karena gelap sekali!"
"Ya, benar, tapi aku tahu - ini disebutkan dalam kitab-kitab tua kita- bahwa di bukit ini terdapat banyak bebatuan berharga seperti zamrud, rubi, berlian, mutiara, begitu banyaknya! Tiap jengkal tanah ini terdapat sebuah batu berharga. Wahai manusia, dengarkan aku, maka berusahalah kalian mengambil sesuatu dari tanah ini!"
Sebagian dari mereka menanggapi: "Kini kami begitu letih, kami tidak sanggup untuk bergerak, mencari batu-batu atau benda-benda berharga itu. Tidak mengapa! Kami bisa tidur, kami bisa istirahat." Sebagian lagi dari mereka percaya kepada orang tersebut dan berusaha mengumpulkan bebatuan. Sebagian dari mereka mengumpulkan banyak sekali batu dan sebagian lagi mengambil batu segenggam penuh lalu memasukkannya ke dalam saku-saku mereka.
Mereka berada dalam situasi yang berbeda satu orang dengan orang lainnya. Ada yang mengambil batu, ada banyak orang yang tidak mengambili batu. Jadi, banyak orang mengambil lebih banyak, ada yang mengambil lebih sedikit. Sebagian lainnya tidak mengambil batu samasekali.
Dan waktu fajar menyingsing mereka menyiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan dan semua orang mengambil apa yang dibutuhkan. (Mereka) menyiapkan diri dan mulai berjalan. Sampai matahari muncul dan menyinari, mereka berusaha: "Apakah yang kami kumpulkan?" Mereka melihat bebatuan berharga yang indah."
Sebagian dari mereka begitu bahagia karena telah memenuhi kantong-kantong mereka dengan begitu banyak batu berharga, mereka sangat bahagia! Sebagian lagi berkata: "Mengapa kantong kita hanya sedikit isinya, mengapa kita tidak mengambil lebih banyak lagi?" Sebagian dari mereka berkata: "(Kami) bahkan tidak mengambil satu batu pun dari tempat itu!"
Ini adalah sebuah ajaran baik bagi manusia yang masih hidup. Itulah sebuah contoh dunya, kehidupan, hidup kita diplanet ini, melalui dunia ini. Dan siapa yang berkata: "Wahai manusia, bangunlah! Wahai manusia, bangun dan isilah tas-tasmu sebanyak yang kau bisa karena ini adalah sebuah tempat yang dipenuhi dengan bebatuan berharga"?
Kini, kita hidup dimuka bumi ini dan Allah yang Maha Kuasa mengutus Anbiya ( Para Nabi) , dan para Nabi berseru: "Wahai manusia, dengarlah! Bawalah, dalam kehidupanmu yang singkat, sebanyak yang bisa kau bawa. Bawalah!
Apakah material-material berharga itu? Itulah 'amaalu-l shalih' perbuatan-perbuatan baik dan penghambaan, dan Iman! Iman. Cari dan ambillah sebanyak mungkin karena ketika kau mencarinya ketika fajar menyingsing dan matahari bersinar. Kau harus tahu apa yang kau kumpulkan!" Namun sebagian besar manusia mabuk. Mereka berkata, "apakah yang kami lakukan dengan batu-batu ini! Tas-tas kami penuh dengan berbagai macam barang, dan kita masih mengambil banyak batu? Untuk apa? Tidak perlu. Lalu kami tidak mendengarkan kebodohan seperti itu!"
Mereka berkata-kata dan tidak mempedulikan apapun. Datang tanpa apa-apa, pergi tanpa apa-apa, ya, oleh karena itu kita kini melalui kegelapan dalam hidup ini. Para nabi datang dan berseru: 'Wahai manusia! Berusahalah mengumpulkan sebanyak mungkin penghambaan yang sangat berharga untuk meraih kesenangan Tuhan-mu, wahai manusia!" Mereka memanggilmu, namun mereka berkata: Agh aku tak peduli, karena mereka tidak percaya pada kehidupan Akhirat.
Suatu kali datang sekelompok orang atheis, tidak beriman dan ingin mengunjungi Sayyidina 'Ali ra karamawlahau wajhah -Allah merahmati beliau- dan berkata: "Kami datang untuk mengunjungimu dan melakukan diskusi." Sayyidina Ali ra menjawab: "Diskusi- boleh saja, tapi argumentasi- Aku tidak menerimanya. Argumentasi dilarang, namun mendiskusikan sesuatu- tidak apa-apa."
Mereka berkata: "Semau anda saja. Katakanlah, wahai Imam bagi kaum Muslim. Anda berkata bahwa ada kehidupan lain setelah kehidupan dimuka bumi ini. Ini adalah kehidupan yang singkat dan diatas itu ada kehidupan abadi dan kau percaya akan hal itu dan berkata sesuatu tentang 'Ini Halal' dan 'Itu Haram'. Dan kau juga melakukan begitu banyak shalat dan puasa dan melakukan banyak hal dan kau memberikan masalah terhadap dirimu sendiri -kau tidak hidup dengan bebas”
“ Kebebasan adalah begitu, begitu indah. Menjadi bebas -tidak ada Halal, tidak ada Haram. Segala sesuatu Halal, tidak ada yang Haram- inilah ide-ide filosofi kita. Dan kau membawa begitu banyak kesulitan -kita bebas! Kita bebas melakukan apapun yang kita mau! Apakah yang akan anda katakan?"
Sayyidina Ali ra menjawab: "Aku ingin bertanya kepadamu. Kau berkata bahwa kau begitu bahagia dengan hidupmu karena kau bebas melakukan apapun, tidak mencegah apapun dari ego-egomu. Ya, bisa saja. Dan kau berkata bahwa kita membawa beban yang berat karena ada masalah Haram, yang kau tidak boleh melakukan ini dan lalu kita harus shalat, kita harus puasa, kita harus melakukan amal, kita harus melakukan haji- hal-hal seperti itu. Benar, wahai kalian, kau berkata ini", Sayyidina Ali menjawab pertanyaan.
"Satu pertanyaan kepada kalian, Apakah kau pikir bahwa disana akan datang suatu hari dimana kau dan kami akan berada pada satu titik yang sama?" Mereka segera mengerti... (Sunyi)...." Kini semua orang -baik yang melakukan perbuatan baik dan buruk- hidup mereka akan sampai pada satu hari mencapai titik nol. Pakah Benar?" Mereka menjawab: "Benar." "Itu artinya suatu hari kau akan menjadi nol dan kami juga akan menjadi nol.
Apa yang kau dapat dari kesenangan melakukan segala sesuatu, ketika kehidupan kami akan menjadi nol, atau tamat. Nol, tamat! Dan kau berkata: 'Kami mencicipi segala sesuattu dalam kehidupan kami'. Namun pada hari itu seluruh kesenangan yang kau kejar akan menjadi nol, tamat. Dan apa yang kau katakan kepada kami, bahwa: 'Oh, kau membawa begitu banyak beban berat dengan melakukan ini, melakukan itu, dari shalat'- juga beban kita mendekat... mendekat... (dan pada) hari Akhir ini akan menjadi nol. Itu artinya kau akan menjadi nol dan kami juga akan meraih nol.
Kini, ada satu pertanyaan. Sebuah pertanyaan. Ketika kau akan menjadi nol dan kami akan menjadi nol, nol adalah sama dengan nol. Kau tidak mampu meraih apapun yang seharusnya diperuntukkan bagimu. Juga kami akan menjadi nol dan kami tidak bisa membawa apapun juga- setelah nol, tidak ada apa-apa. Kau akan menjadi nol, kami akan menjadi nol. Benar?" "Benar, sebagaimana anda katakan, kami menerima."
"Kini pertanyaan lainnya," Sayyidina Ali berkata, "Wahai orang-orang beriman, wahai orang-orang materialistis, orang-orang atheis! Seperti yang kau katakan, kau bukan siapa-siapa di alam baka. Kau dan diri kami adalah sama. Namun kau harus berpikir: Jika kami harus menemukan apa yang kami percayai maka kami akan meraih kesenangan-kesenang an tanpa batas. Pikirkan tentang dirimu sendiri, apakah yang akan terjadi terhadap kepalamu!"
Dan Hazrati Sayyidina Ali ra membuat pada kepala mereka tak... tak... "Apakah yang akan datang ke kepala kalian, kepada kalian, jika ada Neraka dan Surga? Dimanakah posisimu? Pada waktu itu, jika tidak ada sesuatu dari Neraka dan Surga, kau dan aku, kita akan berada diposisi yang sama. Namun jika disana ada Neraka dan Surga, sebagaimana yang mereka yakini, mereka akan masuk ke dalam Surga dan kau kehilangan segalanya dan kau akan masuk ke dalam Neraka. Pikirkanlah! "
Mereka berpikir dan menjawab: "Oh Imam. Anda sangat benar! Opinimu, apa yang anda katakan memenuhi 100% kerohanian kami. Kini kami mengerti bahwa kami harus memelihara jalan keselamatan. Jalan keselamatan adalah jalanmu. Jalan yang salah adalah jalan kami! Kami juga mengucap: Asyadu an la ilaha ill-Allah, ill-Allah, ill-Allah, wa asyadu ana SayyidinaMuhammadan ´abduhu wa habibihu wa rasuluh, salla-llahu ´alayhi wa sallam!" Bihurmati Habib , Fatiha.
Kita mengucap: Asyadu an la ilaha illallah wa asyadu sayyidina muhammadan 'abduhu wa habibihu wa rasulu. Ini dikenal dengan baik kalimatu-l ikhlas. La ilaha ill-Allah, Muhammadan rasulullah. Inilah kesenangan terbesar bagi seseorang yang mampu mengucap: 'La ilaha ill-Allah, Muhammadan Rasulullah'. Ada jutaan manusia yang tidak bisa bicara tentang ini. Bagi kita mudah untuk mengucap: 'La ilaha ill-Allah'...(Dzikr pendek:) La ilaha ill-Allah... la ilaha ill-Allah... la ilaha ill-Allah...Kesenangan terbesar, harta terbesar, bagi seseorang yang mampu mengucap: 'La ilaha ill-Allah, Muhammadan Rasulullah'!
Wahai manusia, ini adalah kehidupan yang singkat. Sebagaimana sang Nabi (saw) katakan: "Masa kehidupan ummahku antara 60 dan 70 tahun. Dan sangat langka bagi seseorang untuk berusia lebih dari 70 tahun hingga 80 tahun, 90 atau 100 tahun, sangat sedikit. Jadi ini adalah kehidupan yang singkat dan kita harus berusaha menggapai sesuatu melalui masa hidup kita yang singkat untuk mengumpulkan sesuatu yang berharga.
Melalui semua buku yang sudah dituliskan begitu banyak sejarah dan ajaran-ajaran baik mereka berikan kepada manusia. Telah dituliskan dalam buku-buku Islami bahwa pada suatu waktu sebuah karavan melintas, hendak menuju dari satu kota ke kota lain. Dan mereka belum samapai kekota tujuan karena malam hari mulai menjelang dan semua orang sudah letih. Mereka berhenti untuk beristirahat. Satu orang datang dan bertanya kepada mereka: "Wahai orang karavan, apakah kau tahu dimana kita berada?"
"Kita tidak melihat apapun disini karena gelap sekali!"
"Ya, benar, tapi aku tahu - ini disebutkan dalam kitab-kitab tua kita- bahwa di bukit ini terdapat banyak bebatuan berharga seperti zamrud, rubi, berlian, mutiara, begitu banyaknya! Tiap jengkal tanah ini terdapat sebuah batu berharga. Wahai manusia, dengarkan aku, maka berusahalah kalian mengambil sesuatu dari tanah ini!"
Sebagian dari mereka menanggapi: "Kini kami begitu letih, kami tidak sanggup untuk bergerak, mencari batu-batu atau benda-benda berharga itu. Tidak mengapa! Kami bisa tidur, kami bisa istirahat." Sebagian lagi dari mereka percaya kepada orang tersebut dan berusaha mengumpulkan bebatuan. Sebagian dari mereka mengumpulkan banyak sekali batu dan sebagian lagi mengambil batu segenggam penuh lalu memasukkannya ke dalam saku-saku mereka.
Mereka berada dalam situasi yang berbeda satu orang dengan orang lainnya. Ada yang mengambil batu, ada banyak orang yang tidak mengambili batu. Jadi, banyak orang mengambil lebih banyak, ada yang mengambil lebih sedikit. Sebagian lainnya tidak mengambil batu samasekali.
Dan waktu fajar menyingsing mereka menyiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan dan semua orang mengambil apa yang dibutuhkan. (Mereka) menyiapkan diri dan mulai berjalan. Sampai matahari muncul dan menyinari, mereka berusaha: "Apakah yang kami kumpulkan?" Mereka melihat bebatuan berharga yang indah."
Sebagian dari mereka begitu bahagia karena telah memenuhi kantong-kantong mereka dengan begitu banyak batu berharga, mereka sangat bahagia! Sebagian lagi berkata: "Mengapa kantong kita hanya sedikit isinya, mengapa kita tidak mengambil lebih banyak lagi?" Sebagian dari mereka berkata: "(Kami) bahkan tidak mengambil satu batu pun dari tempat itu!"
Ini adalah sebuah ajaran baik bagi manusia yang masih hidup. Itulah sebuah contoh dunya, kehidupan, hidup kita diplanet ini, melalui dunia ini. Dan siapa yang berkata: "Wahai manusia, bangunlah! Wahai manusia, bangun dan isilah tas-tasmu sebanyak yang kau bisa karena ini adalah sebuah tempat yang dipenuhi dengan bebatuan berharga"?
Kini, kita hidup dimuka bumi ini dan Allah yang Maha Kuasa mengutus Anbiya ( Para Nabi) , dan para Nabi berseru: "Wahai manusia, dengarlah! Bawalah, dalam kehidupanmu yang singkat, sebanyak yang bisa kau bawa. Bawalah!
Apakah material-material berharga itu? Itulah 'amaalu-l shalih' perbuatan-perbuatan baik dan penghambaan, dan Iman! Iman. Cari dan ambillah sebanyak mungkin karena ketika kau mencarinya ketika fajar menyingsing dan matahari bersinar. Kau harus tahu apa yang kau kumpulkan!" Namun sebagian besar manusia mabuk. Mereka berkata, "apakah yang kami lakukan dengan batu-batu ini! Tas-tas kami penuh dengan berbagai macam barang, dan kita masih mengambil banyak batu? Untuk apa? Tidak perlu. Lalu kami tidak mendengarkan kebodohan seperti itu!"
Mereka berkata-kata dan tidak mempedulikan apapun. Datang tanpa apa-apa, pergi tanpa apa-apa, ya, oleh karena itu kita kini melalui kegelapan dalam hidup ini. Para nabi datang dan berseru: 'Wahai manusia! Berusahalah mengumpulkan sebanyak mungkin penghambaan yang sangat berharga untuk meraih kesenangan Tuhan-mu, wahai manusia!" Mereka memanggilmu, namun mereka berkata: Agh aku tak peduli, karena mereka tidak percaya pada kehidupan Akhirat.
Suatu kali datang sekelompok orang atheis, tidak beriman dan ingin mengunjungi Sayyidina 'Ali ra karamawlahau wajhah -Allah merahmati beliau- dan berkata: "Kami datang untuk mengunjungimu dan melakukan diskusi." Sayyidina Ali ra menjawab: "Diskusi- boleh saja, tapi argumentasi- Aku tidak menerimanya. Argumentasi dilarang, namun mendiskusikan sesuatu- tidak apa-apa."
Mereka berkata: "Semau anda saja. Katakanlah, wahai Imam bagi kaum Muslim. Anda berkata bahwa ada kehidupan lain setelah kehidupan dimuka bumi ini. Ini adalah kehidupan yang singkat dan diatas itu ada kehidupan abadi dan kau percaya akan hal itu dan berkata sesuatu tentang 'Ini Halal' dan 'Itu Haram'. Dan kau juga melakukan begitu banyak shalat dan puasa dan melakukan banyak hal dan kau memberikan masalah terhadap dirimu sendiri -kau tidak hidup dengan bebas”
“ Kebebasan adalah begitu, begitu indah. Menjadi bebas -tidak ada Halal, tidak ada Haram. Segala sesuatu Halal, tidak ada yang Haram- inilah ide-ide filosofi kita. Dan kau membawa begitu banyak kesulitan -kita bebas! Kita bebas melakukan apapun yang kita mau! Apakah yang akan anda katakan?"
Sayyidina Ali ra menjawab: "Aku ingin bertanya kepadamu. Kau berkata bahwa kau begitu bahagia dengan hidupmu karena kau bebas melakukan apapun, tidak mencegah apapun dari ego-egomu. Ya, bisa saja. Dan kau berkata bahwa kita membawa beban yang berat karena ada masalah Haram, yang kau tidak boleh melakukan ini dan lalu kita harus shalat, kita harus puasa, kita harus melakukan amal, kita harus melakukan haji- hal-hal seperti itu. Benar, wahai kalian, kau berkata ini", Sayyidina Ali menjawab pertanyaan.
"Satu pertanyaan kepada kalian, Apakah kau pikir bahwa disana akan datang suatu hari dimana kau dan kami akan berada pada satu titik yang sama?" Mereka segera mengerti... (Sunyi)...." Kini semua orang -baik yang melakukan perbuatan baik dan buruk- hidup mereka akan sampai pada satu hari mencapai titik nol. Pakah Benar?" Mereka menjawab: "Benar." "Itu artinya suatu hari kau akan menjadi nol dan kami juga akan menjadi nol.
Apa yang kau dapat dari kesenangan melakukan segala sesuatu, ketika kehidupan kami akan menjadi nol, atau tamat. Nol, tamat! Dan kau berkata: 'Kami mencicipi segala sesuattu dalam kehidupan kami'. Namun pada hari itu seluruh kesenangan yang kau kejar akan menjadi nol, tamat. Dan apa yang kau katakan kepada kami, bahwa: 'Oh, kau membawa begitu banyak beban berat dengan melakukan ini, melakukan itu, dari shalat'- juga beban kita mendekat... mendekat... (dan pada) hari Akhir ini akan menjadi nol. Itu artinya kau akan menjadi nol dan kami juga akan meraih nol.
Kini, ada satu pertanyaan. Sebuah pertanyaan. Ketika kau akan menjadi nol dan kami akan menjadi nol, nol adalah sama dengan nol. Kau tidak mampu meraih apapun yang seharusnya diperuntukkan bagimu. Juga kami akan menjadi nol dan kami tidak bisa membawa apapun juga- setelah nol, tidak ada apa-apa. Kau akan menjadi nol, kami akan menjadi nol. Benar?" "Benar, sebagaimana anda katakan, kami menerima."
"Kini pertanyaan lainnya," Sayyidina Ali berkata, "Wahai orang-orang beriman, wahai orang-orang materialistis, orang-orang atheis! Seperti yang kau katakan, kau bukan siapa-siapa di alam baka. Kau dan diri kami adalah sama. Namun kau harus berpikir: Jika kami harus menemukan apa yang kami percayai maka kami akan meraih kesenangan-kesenang an tanpa batas. Pikirkan tentang dirimu sendiri, apakah yang akan terjadi terhadap kepalamu!"
Dan Hazrati Sayyidina Ali ra membuat pada kepala mereka tak... tak... "Apakah yang akan datang ke kepala kalian, kepada kalian, jika ada Neraka dan Surga? Dimanakah posisimu? Pada waktu itu, jika tidak ada sesuatu dari Neraka dan Surga, kau dan aku, kita akan berada diposisi yang sama. Namun jika disana ada Neraka dan Surga, sebagaimana yang mereka yakini, mereka akan masuk ke dalam Surga dan kau kehilangan segalanya dan kau akan masuk ke dalam Neraka. Pikirkanlah! "
Mereka berpikir dan menjawab: "Oh Imam. Anda sangat benar! Opinimu, apa yang anda katakan memenuhi 100% kerohanian kami. Kini kami mengerti bahwa kami harus memelihara jalan keselamatan. Jalan keselamatan adalah jalanmu. Jalan yang salah adalah jalan kami! Kami juga mengucap: Asyadu an la ilaha ill-Allah, ill-Allah, ill-Allah, wa asyadu ana SayyidinaMuhammadan ´abduhu wa habibihu wa rasuluh, salla-llahu ´alayhi wa sallam!" Bihurmati Habib , Fatiha.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment