Sunday, April 27, 2008
Utusan Allah Membebaskan Orang dari Depresi
Setiap orang haruslah mendapat dukungan Tuhannya, Allah Yang Maha Kuasa, sebelum dia mulai mengatakan apapun. Kita juga harus meminta dukungan dari seluruh nabi-nabi yang telah Allah utus untuk mendidik dan menunjukkan kita jalan yang benar. Apa yang sesungguhnya Allah inginkan untuk hamba-Nya? Untuk menjadi orang yang bahagia. Semua utusan-Nya datang untuk menunjukkan kita jalan menuju kebahagiaan. Tuhan menghendakimu untuk berbahagia, untuk hidup dalam kedamaian dengan hati yang tenteram, dan untuk merasakan kepuasan di dalam hatimu! Karena itu, kau harus meminta dukungan dari Tuhanmu supaya Dia membuatmu bahagia dan puas. Tuhan berfirman (dalam hadis qudsi, penj.):
Aku senang dengan hamba-Ku jika hamba-Ku senang dengan-Ku. (HR Bukhari Muslim)
Ketika kau puas dengan kedudukan yang dikaruniakan Tuhan kepadamu dalam kehidupan ini dan ketika kau puas dengan maqam yang telah ditentukan-Nya untukmu didalam kehidupan ini, Dia akan senang kepadamu dan puas denganmu. Jika kau mengeluh akan situasi yang Dia telah menempatkanmu didalamnya, maka Dia tidak akan senang denganmu.
Dia mengutus utusan-Nya untuk menunjukkan kita jalan menuju kebahagiaan dalam semua aspek kehidupan kita. Mengapa kita tidak mengikuti mereka dan meminta bimbingan mereka? Tak satupun kita yang mencoba untuk berkata: "Wahai Tuhanku, apakah sesungguhnya tujuan dari penciptaanku? Apakah kewajiban-kewajibanku?". Semua orang tidak suka untuk menunaikan kewajiban. Semua orang suka akan kebebasan. Engkau bebas, karena Tuhan memberimu kebebasan. Tapi agar bebas, kau harus berbahagia terlebih dahulu, atau sebaliknya kau akan merasa sengsara. Setiap hari, saya menerima telepon dari orang-orang yang depresi. Mengapa kau depresi? Kau hidup di negara bebas, hidup dengan gaya hidup yang penuh kebebasan. Meskipun demikian tak ada kebahagiaan yang kau kecap dengan segala kebebasan ini. Hal ini berarti bahwa kebebasan ini, yang diberikan oleh pemerintah kepada semua orang, bukanlah kebebasan yang sempurna. Kalau merupakan kebebasan yang sebenarnya, kau tidak akan pernah menemukan depresi dihatimu.
Psikiater, Sembuhkan Dirimu Sendiri!
Hanya Tuhan yang memberimu kebebasan hakiki. Dia berfirman: "Jika kau menginginkan kebebasan yang hakiki, turutilah para utusan-Ku". Permerintah ini memberimu kebebasan, tetapi egomu terperangkap dalam jeratnya. Kau berada dalam penjara egomu. Itukah sebabnya mengapa orang Amerika mengalami depresi, sebagaimana juga yang dialami orang Eropa, atau mereka yang hidup di pelbagai belahan dunia kini? Tiada kebahagiaan, karena kita lari menjauhi Tuhan kita. Kita tidak mencoba untuk menemukan jalan kebahagiaan – kita anggap kita sudah tahu jalan yang kita tempuh. Jika kau sungguh memahami jalan yang kau tempuh, lantas mengapa kau membutuhkan jasa para psikolog dan psikiater, orang-orang dengan profesi yang dibayar tertinggi dinegeri ini? Mengapa menemui mereka? Apakah kau sakit secara kejiwaan? Ataukah kau pikir bahwa para psikiater dan psikolog itu yang akan mengangkat tekanan jiwa darimu? Tidakkah kau tahu bahwa dia juga depresi? Mereka juga menghubungi kami. Bagaimana mungkin mereka menyembuhkanmu, kalau mereka juga sakit?
Tak ada kemungkinan untuk menemukan jalanmu kecuali dalam bertobat dan datang kepada Tuhanmu, dengan cara mendengar dan patuh pada utusan-utusan Nya yang menunjukanmu jalan menuju kebahagiaan. Allah tidak menghendaki dirimu untuk disiksa dan dihukum. Dia tidak mengutus utusan Nya untuk tujuan itu. Dia mengutus mereka untuk menunjukkan kepadamu jalan yang harus ditempuh, dan setiap diri memiliki suatu jalan untuk mencapai Tuhannya.
Ya, setiap orang memiliki jalan tersendiri untuk mencapai Tuhan mereka, dan semuanya menuju ke suatu lingkaran dengan satu pusat lingkaran yang sama. Kita hidup pada satu lingkaran, pada keliling lingkaran yang memuat titik-titik berjumlah tak terhingga, semua mengambil dari pusat lingkaran. Sumbernya adalah sama. Tuhan adalah sama untuk Muslim, untuk Yahudi, untuk Nasrani, untuk Budha, untuk Hindu, untuk bangsa Arab, bangsa Amerika, bangsa Eropa, bangsa Malaysia, bangsa Indonesia, bangsa Cina… Allah adalah Satu dan yang sama. Semuanya mengambil dari sumber yang sama. Tiada satupun yang mengambil dari sumber yang berbeda. Jika kita mendengar (taat, penj.) kita temukan jalan kita. Jika kita tidak mendengar, kita akan hidup dalam seluruh peri kehidupan kita dalam keadaan depresi, dan siapa saja yang berkata kepadamu "Aku bahagia" adalah pembohong belaka: ketika mereka duduk berkumpul bersama mereka berkata bahwa mereka berbahagia, tetapi ketika mereka kembali ke rumahnya mereka berseteru dengan keluarganya, anak-anaknya, tetangga-tetangganya, bisnis-bisnis mereka, dan bahkan terhadap diri mereka sendiri. Mereka mengalami depresi.
Mereka yang datang dan menempuh jalan para utusan Tuhan akan mendapati diri mereka tidak lagi bersitegang. Tuhan menghiasinya dengan jubah yang indah. Salah satu awliya bertanya: "Mengapa orang-orang tertarik kepada awliya Allah? Apa yang membuat awliya Allah ini berbeda dari orang kebanyakan? Mengapa orang-orang datang kepada awliya Allah untuk tabarruk – untuk mengambil barakah dari mereka?"
Wali Allah ini menjawab sendiri pertanyaannya: "Karena Allah telah menghiasi mereka dengan beberapa dari Sifat-sifat Nya. Sesuai dengan sifat yang dengannya Allah menghiasimu, maka orang akan tertarik kepadamu dan datang untuk memperoleh barakah darimu. Sesungguhnya, mereka mengambil barakah dari Allah dan bukan dari wali Allah itu, tetapi karena sang wali Allah telah dihiasi Allah dengan Sifat-sifat Allah. Siapa saja yang menemukan jalannya menuju Tuhannya adalah yang dihiasi dengan sifat-sifat ini, dan jika dirimu begitu terhiasi, kau akan berada dalam Hadirat Ilahi. Kau akan merasakan kebahagiaan yang sangat didalam hatimu dan tidak akan pernah lagi menderita depresi. Depresi berasal dari ego, kebahagiaan berasal dari Tuhan".
Semoga Allah mengaruniakan kita kebahagiaan itu. Semoga Allah menghiasi hatimu dengan Sifat-sifat Nya yang dengannya hilang semua depresi itu. Tak ada rumah yang pernah kukunjungi kecuali terdapat masalah seperti itu, karena mereka tidak menemukan jalan mereka menuju Tuhan mereka. Para awliya Allah tidak pernah mengeluh karena mereka telah menemukan jalan mereka. Mengapa harus mengeluh? Ketika mereka melihat diri mereka sendiri maka yang dilihat hanyalah Tuhan mereka, sebagaimana hadis Nabi SAW mengatakan:
Barangsiapa mengenal dirinya, akan mengenal Tuhannya.
(Ibnu Arabi dalam Fusus al Hikam dan Futuhat al Makiyah, as-Suyuti, Mawardi, Al-Jarrahi, juga dinisbatkan kepada Yahya bin Mu'adh ar Razi).
Kau tidak mengenal Tuhanmu karena kau tidak mengenal dirimu sendiri. Para psikiater itu tidak akan pernah bisa menyembuhkanmu karena mereka juga tidak mengenal dirinya sendiri. Seperti halnya para ulama, rabbi, dan pendeta, mereka bisa saja berceramah selama berjam-jam – dan yang mereka sampaikan adalah kebaikan – tapi hasilnya adalah kesia-siaan, karena mereka tidak melakukan apa-apa yang mereka katakan. Sebabnya adalah, mereka tidak mengenal diri mereka sendiri. Jika saja mereka mengenal diri mereka sendiri, pembicaraan mereka akan secara langsung mengena sasaran. Tetapi seorang ulama yang bangga akan pengetahuannya – sebagaimana mereka bisa ditemui dimana-mana – tidaklah efektif dalam menyembuhkan orang. Ketahuilah keterbatasanmu. Bahkan suatu program komputer, betapapun handalnya, mempunyai keterbatasannya sendiri. Daya kerja komputer itu sendiri tidaklah diketahui bahkan oleh para pembuatnya! Allah sesungguhnya yang membuatnya bekerja dengan baik.
Mengapa ada milyaran penganut Nasrani di dunia ini? Itu karena adanya dukungan dari kalbu para utusan agung dan awliya Allah, diutus Tuhan ke dunia ini. Mereka pastilah datang untuk mengenal diri mereka sendiri, dan ketika mereka sudah mengenali diri mereka sendiri, Allah menghiasi mereka dengan kekuatan Nya. Karena itu kita katakan bahwa Nabi Muhammad SAW membawa Kekuatan Ilahiah, dan bahwa Yesus AS membawa kekuatan Ruhul Quddus dalam dirinya. Adalah dengan kekuatan semacam itu mereka mampu menyebarkan agama. Mereka mengenal dirinya sendiri, dan Tuhan menghiasi mereka dengan kekuatan Nya. Kita tahu bahwa setelah Nabi Muhammad SAW, menurut sunah, tidak ada lagi nabi-nabi – beliau adalah Penutup para nabi – tetapi masih ada awliya Allah. Dalam setiap abad mustilah ada 124.000 awliya Allah di bumi ini, setiap mereka mewakili satu dari 124.000 nabi-nabi yang telah diutus Allah semenjak awal penciptaan. Para awliya ini menyebar ke Timur dan Barat, Utara dan Selatan, mendidik manusia dijalan pengetahuan diri.
Pada setiap saat, bahkan jika kau sedang berada di sebuah diskotek, Tuhan bisa saja mengutus seseorang yang akan menarikmu kepada Nya. Kau bisa jadi sedang berada di sebuah masjid dan syaikh sedang berceramah, tetapi ada seseorang disebelahmu yang ternyata membuatmu lebih tertarik padanya, daripada kepada penceramah itu. Jangan meremehkan siapapun. Seorang awliya Allah mungkin saja berpapasan dijalan denganmu: tak ada yang tahu. Banyak awliya yang menemuimu di jalanan dalam wujud gelandangan atau dalam wujud lain yang mereka suka, dalam rangka menunjukimu jalan: jangan memandang rendah mereka.
Memberi Kepada Siapapun yang Meminta
Suatu hari saya sedang berjalan bersama syaikh ku di jalanan di kota Damaskus. Beliua selalu membawa uang receh disakunya. Beliau berkata, "Jangan pernah menolak orang miskin yang meminta-minta. Selalu bawa uang receh disakumu. Kau tidak tahu kapan seorang awliya Allah datang menemuimu dalam penyamaran sebagai seorang peminta-minta untuk mengujimu: apakah kau seorang dermawan atau bukan?". Hari itu kami menemui begitu banyak pengemis dijalanan. Beliau terus mengambil uang receh dan memberikannya, mengambil dari saku dan memberikannya. Dalam perjalanan balik, seseorang datang dan syaikh ku tidak punya uang receh lagi disakunya. Pengemis itu meminta sesuatu. Maulana Syaikh Nazim mencopot jam tangannya – benda itu sangat berarti bagi beliau karena itu adalah pemberian dari syaikhnya – dan memberikannya. Apa lagi yang bisa dilakukan? Beliau hanya punya jam tangan itu untuk diberikan. Setelah beliau memberikannya, kami berjalan lagi dan beliau berkata kepadaku, "Lihat kebelakangmu". Aku menoleh dan kulihat orang tadi telah menghilang. Beliau berkata, "Beliau adalah salah satu dari mereka. Jika aku tidak memberi jam tangan tadi, aku akan gagal dalam ujian ini".
Kau tidak tahu kapan Allah mendatangimu melalui para awliya Nya, menjangkaumu dan menunjukimu jalan menuju pengetahuan Nya. Allah mencintai semua orang. Jika Dia tidak mencintaimu Dia tidak akan menciptakanmu. Dia menciptakan kita dengan cinta Nya. Karena cinta itulah, Tuhan tak akan pernah membiarkanmu menderita. Tuhan akan selalu mendukungmu selama hidupmu sampai kamu bertemu dengan Nya. Kita semua akan bertemu dengan Nya. Tak seorangpun bisa lari dari pertemuan dengan Nya. Kita bisa saja lari didalam kehidupan ini – atau berfikir bahwa kita sedang lari. Dia berfirman:
Kami lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya sendiri.
(QS Qaf, 50:16)
Jika Dia begitu dekat dengan kita, mengapa kau lari? Kau tidak akan pernah bisa lari dari Nya. Jika kau lakukan itu, dengan segera dijatuhkan Nya kesulitan untuk membawamu kembali dan berkata kepadamu: "Kembali kesini! Kamu tidak pernah kapok". Apa yang bisa kita perbuat?
Orang duduk dan menghabiskan waktunya di depan televisi, dengan memakan makanan, bergunjing, bekerja, tidur. Tak apa-apa: kamu bebas untuk berbuat itu semua, dan Tuhan telah mengaruniaimu ini semua. Tapi luangkanlah juga waktu untuk Nya, seperti saat menghadiri suhbah ini. Kita meluangkan sedikit waktu untuk Nya dan ini tidaklah memberatkan. Sebaliknya, hal ini akan membawa berkah untukmu. Pada waktu-waktu yang dilalui seperti itu, kau tidak akan pernah mengalami depresi. Apa yang disabdakan Nabi SAW?
Berfikir (berkontemplasi/murakabah) selama satu jam adalah lebih baik dari beribadah selama tujuhpuluh tahun.
(Nuzhat al-Majalis. Hadis yang sama dengan beberapa bentuk penyampaian dikutip ad-Daylami dan Abu asy-Syaikh dalam al-'Adhamah diriwayatkan dari Abu Hurairah RA)
Untuk beribadah selama tujuhpuluh tahun adalah mustahil. Tak seorang pun mampu melakukannya. Banyak orang yang menunggu hingga berusia empatpuluh tahun baru mulai beribadah kepada Allah. Hingga ke waktu itu, mereka hanya "beribadah" kepada diri mereka sendiri. Ketika mencapai usia empatpuluh, mereka merasa sudah dekat dengan liang kubur dan baru mulai mengingat Tuhannya. Jadi mereka beribadah untuk selama duapuluh atau tigapuluh tahun berikutnya. Tak seorang pun yang beribadah selama tujuhpuluh tahun. Andaikan saja ada yang mampu untuk beribadah selama tujuhpuluh tahun penuh, meskipun begitu, demikian sabda Nabi SAW, mengingat Allah bahkan lebih baik dari itu. "Mengingat" berarti duduk sendirian, tidak memikirkan apapun selain Allah, dan memohon ampunan Nya, "Wahai Tuhan ku, aku adalah hamba yang lemah; ampunilah aku". Melakukan ini adalah lebih baik daripada ibadah selama tujuhpuluh tahun.
Ini sesungguhnya adalah ucapan dari Nabi SAW, dan harus sepenuhnya diperhatikan khususnya oleh orang-orang yang tidak pernah beribadah. Mengingat Allah memberi ganjaran pahala yang lebih banyak dari beribadah. Karena itu kau harus mengingat Allah dengan merendahkan dirimu, dengan hati yang hancur; tapi ketika berdoa, kamu seringkali beribadah kepada Nya dengan disertai egomu. Mereka yang berkata, "Kami akan pergi ke masjid, atau "ke gereja", atau "ke sinagog", adalah orang-orang yang ujub dengan diri sendiri. Kesombongan seperti itu akan menghijab/menutupi mereka dari cahaya Allah. Tapi ketika kau mengingat Allah dengan kerendahan diri, tirai kegelapan itu tidak akan pernah ada dihatimu. Selubung itu akan dicampakkan. Itulah sebabnya mengapa satu jam mengingat Allah dengan merendahkan diri adalah lebih baik daripada beribadah kepada Nya selama tujuhpuluh tahun dengan kesombongan.
Semoga Allah mengaruniai kita daya kekuatan untuk memahami dan mengingat Dia sebagaimana yang Dia kehendaki kita untuk mengingatnya. Semoga Dia mengarunia kita kekuatan untuk menjadi apa yang Dia kehendaki kita untuk menjadi: orang baik-baik, yakni orang yang menempuh jalan yang benar, as Siratu 'l-mustaqiim, jalan yang dikehendaki Allah untuk semua. Dan inilah jalan kebenaran. Allah telah berfirman kepadamu, "Aku memberi setiap orang jalannya masing-masing untuk ditempuh:
Setiap orang menempuh garis edarnya masing-masing.
(QS Yaa Siin, 36:40)
Bintang-bintang beredar dalam garis edarnya, bulan beredar di garis edarnya, matahari beredar pada garis edarnya; setiap bintang dan galaksi beredar pada garis edarnya, dan demikian juga halnya dengan umat manusia. Setiap orang punya jalan masing-masing.
Temukan jalanmu. Kau tak akan menemukannya kecuali jika ada pembimbing yang menunjukimu. Tanpa bimbingan, sangat sukar.
Mereka yang mengenal dirinya mengenal Tuhannya.
Karena itu, sebagai langkah awal, adalah mengenali dirimu, dan kau memulainya dengan duduk sendirian dan merenung. Bahkan tak seorang pun melakukan yang seperti ini. Meditasilah dengan hatimu. Ingat-ingatlah apa-apa saja yang telah kau lakukan sepanjang hari ini. Bertanyalah pada diri sendiri apakah kau orang baik atau bukan, atau kau telah menghancurkan hati seseorang. Evaluasilah dirimu. Jika kau lakukan ini selama empatpuluh hari berturut-turut, Allah akan mengirimkan cahaya kedalam hatimu yang akan membantumu memahami dirimu secara cepat, memahami apa yang ada disekelilingmu. Ketika kau memahami apa yang ada disekellingmu, kau akan memahami Tuhanmu. Tanpa cahaya itu, kau tak akan pernah memahami Tuhan mu. Periode empatpuluh hari adalah masa suluk, tanpa gangguan dari siapapun, baik istri, suami, maupun anak, duduk selama satu atau dua jam di kamarmu sendirian setiap harinya, mengingat.
Berikan kepada Allah hak-hak Nya! Dia yang telah menciptakanmu! Tak seorang pun yang memberi Nya hak Nya sedikitpun. Kita lebih peduli akan anjing dan kucing dan kuda dan ikan di akuarium, daripada kepada Allah, Yang Maha Kuasa lagi Maha Mulia. Apakah ini adil? Itulah sebabnya mengapa Allah mengirim depresi kepadamu. Seberapa banyaknya pun kau mendengarkan para rabbi, pendeta, ulama Muslim, atau rahib Budha, tak seorang pun mampu menarikmu dan mengangkatmu kecuali kau kembali kepada dirimu, benahi dirimu, dan berikan waktu untuk Tuhan mu.
===
Maulana Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani, "God's Messengers Free One from Depression", dari buku Pearls and Coral, Vol. 2, hal.150.
Aku senang dengan hamba-Ku jika hamba-Ku senang dengan-Ku. (HR Bukhari Muslim)
Ketika kau puas dengan kedudukan yang dikaruniakan Tuhan kepadamu dalam kehidupan ini dan ketika kau puas dengan maqam yang telah ditentukan-Nya untukmu didalam kehidupan ini, Dia akan senang kepadamu dan puas denganmu. Jika kau mengeluh akan situasi yang Dia telah menempatkanmu didalamnya, maka Dia tidak akan senang denganmu.
Dia mengutus utusan-Nya untuk menunjukkan kita jalan menuju kebahagiaan dalam semua aspek kehidupan kita. Mengapa kita tidak mengikuti mereka dan meminta bimbingan mereka? Tak satupun kita yang mencoba untuk berkata: "Wahai Tuhanku, apakah sesungguhnya tujuan dari penciptaanku? Apakah kewajiban-kewajibanku?". Semua orang tidak suka untuk menunaikan kewajiban. Semua orang suka akan kebebasan. Engkau bebas, karena Tuhan memberimu kebebasan. Tapi agar bebas, kau harus berbahagia terlebih dahulu, atau sebaliknya kau akan merasa sengsara. Setiap hari, saya menerima telepon dari orang-orang yang depresi. Mengapa kau depresi? Kau hidup di negara bebas, hidup dengan gaya hidup yang penuh kebebasan. Meskipun demikian tak ada kebahagiaan yang kau kecap dengan segala kebebasan ini. Hal ini berarti bahwa kebebasan ini, yang diberikan oleh pemerintah kepada semua orang, bukanlah kebebasan yang sempurna. Kalau merupakan kebebasan yang sebenarnya, kau tidak akan pernah menemukan depresi dihatimu.
Psikiater, Sembuhkan Dirimu Sendiri!
Hanya Tuhan yang memberimu kebebasan hakiki. Dia berfirman: "Jika kau menginginkan kebebasan yang hakiki, turutilah para utusan-Ku". Permerintah ini memberimu kebebasan, tetapi egomu terperangkap dalam jeratnya. Kau berada dalam penjara egomu. Itukah sebabnya mengapa orang Amerika mengalami depresi, sebagaimana juga yang dialami orang Eropa, atau mereka yang hidup di pelbagai belahan dunia kini? Tiada kebahagiaan, karena kita lari menjauhi Tuhan kita. Kita tidak mencoba untuk menemukan jalan kebahagiaan – kita anggap kita sudah tahu jalan yang kita tempuh. Jika kau sungguh memahami jalan yang kau tempuh, lantas mengapa kau membutuhkan jasa para psikolog dan psikiater, orang-orang dengan profesi yang dibayar tertinggi dinegeri ini? Mengapa menemui mereka? Apakah kau sakit secara kejiwaan? Ataukah kau pikir bahwa para psikiater dan psikolog itu yang akan mengangkat tekanan jiwa darimu? Tidakkah kau tahu bahwa dia juga depresi? Mereka juga menghubungi kami. Bagaimana mungkin mereka menyembuhkanmu, kalau mereka juga sakit?
Tak ada kemungkinan untuk menemukan jalanmu kecuali dalam bertobat dan datang kepada Tuhanmu, dengan cara mendengar dan patuh pada utusan-utusan Nya yang menunjukanmu jalan menuju kebahagiaan. Allah tidak menghendaki dirimu untuk disiksa dan dihukum. Dia tidak mengutus utusan Nya untuk tujuan itu. Dia mengutus mereka untuk menunjukkan kepadamu jalan yang harus ditempuh, dan setiap diri memiliki suatu jalan untuk mencapai Tuhannya.
Ya, setiap orang memiliki jalan tersendiri untuk mencapai Tuhan mereka, dan semuanya menuju ke suatu lingkaran dengan satu pusat lingkaran yang sama. Kita hidup pada satu lingkaran, pada keliling lingkaran yang memuat titik-titik berjumlah tak terhingga, semua mengambil dari pusat lingkaran. Sumbernya adalah sama. Tuhan adalah sama untuk Muslim, untuk Yahudi, untuk Nasrani, untuk Budha, untuk Hindu, untuk bangsa Arab, bangsa Amerika, bangsa Eropa, bangsa Malaysia, bangsa Indonesia, bangsa Cina… Allah adalah Satu dan yang sama. Semuanya mengambil dari sumber yang sama. Tiada satupun yang mengambil dari sumber yang berbeda. Jika kita mendengar (taat, penj.) kita temukan jalan kita. Jika kita tidak mendengar, kita akan hidup dalam seluruh peri kehidupan kita dalam keadaan depresi, dan siapa saja yang berkata kepadamu "Aku bahagia" adalah pembohong belaka: ketika mereka duduk berkumpul bersama mereka berkata bahwa mereka berbahagia, tetapi ketika mereka kembali ke rumahnya mereka berseteru dengan keluarganya, anak-anaknya, tetangga-tetangganya, bisnis-bisnis mereka, dan bahkan terhadap diri mereka sendiri. Mereka mengalami depresi.
Mereka yang datang dan menempuh jalan para utusan Tuhan akan mendapati diri mereka tidak lagi bersitegang. Tuhan menghiasinya dengan jubah yang indah. Salah satu awliya bertanya: "Mengapa orang-orang tertarik kepada awliya Allah? Apa yang membuat awliya Allah ini berbeda dari orang kebanyakan? Mengapa orang-orang datang kepada awliya Allah untuk tabarruk – untuk mengambil barakah dari mereka?"
Wali Allah ini menjawab sendiri pertanyaannya: "Karena Allah telah menghiasi mereka dengan beberapa dari Sifat-sifat Nya. Sesuai dengan sifat yang dengannya Allah menghiasimu, maka orang akan tertarik kepadamu dan datang untuk memperoleh barakah darimu. Sesungguhnya, mereka mengambil barakah dari Allah dan bukan dari wali Allah itu, tetapi karena sang wali Allah telah dihiasi Allah dengan Sifat-sifat Allah. Siapa saja yang menemukan jalannya menuju Tuhannya adalah yang dihiasi dengan sifat-sifat ini, dan jika dirimu begitu terhiasi, kau akan berada dalam Hadirat Ilahi. Kau akan merasakan kebahagiaan yang sangat didalam hatimu dan tidak akan pernah lagi menderita depresi. Depresi berasal dari ego, kebahagiaan berasal dari Tuhan".
Semoga Allah mengaruniakan kita kebahagiaan itu. Semoga Allah menghiasi hatimu dengan Sifat-sifat Nya yang dengannya hilang semua depresi itu. Tak ada rumah yang pernah kukunjungi kecuali terdapat masalah seperti itu, karena mereka tidak menemukan jalan mereka menuju Tuhan mereka. Para awliya Allah tidak pernah mengeluh karena mereka telah menemukan jalan mereka. Mengapa harus mengeluh? Ketika mereka melihat diri mereka sendiri maka yang dilihat hanyalah Tuhan mereka, sebagaimana hadis Nabi SAW mengatakan:
Barangsiapa mengenal dirinya, akan mengenal Tuhannya.
(Ibnu Arabi dalam Fusus al Hikam dan Futuhat al Makiyah, as-Suyuti, Mawardi, Al-Jarrahi, juga dinisbatkan kepada Yahya bin Mu'adh ar Razi).
Kau tidak mengenal Tuhanmu karena kau tidak mengenal dirimu sendiri. Para psikiater itu tidak akan pernah bisa menyembuhkanmu karena mereka juga tidak mengenal dirinya sendiri. Seperti halnya para ulama, rabbi, dan pendeta, mereka bisa saja berceramah selama berjam-jam – dan yang mereka sampaikan adalah kebaikan – tapi hasilnya adalah kesia-siaan, karena mereka tidak melakukan apa-apa yang mereka katakan. Sebabnya adalah, mereka tidak mengenal diri mereka sendiri. Jika saja mereka mengenal diri mereka sendiri, pembicaraan mereka akan secara langsung mengena sasaran. Tetapi seorang ulama yang bangga akan pengetahuannya – sebagaimana mereka bisa ditemui dimana-mana – tidaklah efektif dalam menyembuhkan orang. Ketahuilah keterbatasanmu. Bahkan suatu program komputer, betapapun handalnya, mempunyai keterbatasannya sendiri. Daya kerja komputer itu sendiri tidaklah diketahui bahkan oleh para pembuatnya! Allah sesungguhnya yang membuatnya bekerja dengan baik.
Mengapa ada milyaran penganut Nasrani di dunia ini? Itu karena adanya dukungan dari kalbu para utusan agung dan awliya Allah, diutus Tuhan ke dunia ini. Mereka pastilah datang untuk mengenal diri mereka sendiri, dan ketika mereka sudah mengenali diri mereka sendiri, Allah menghiasi mereka dengan kekuatan Nya. Karena itu kita katakan bahwa Nabi Muhammad SAW membawa Kekuatan Ilahiah, dan bahwa Yesus AS membawa kekuatan Ruhul Quddus dalam dirinya. Adalah dengan kekuatan semacam itu mereka mampu menyebarkan agama. Mereka mengenal dirinya sendiri, dan Tuhan menghiasi mereka dengan kekuatan Nya. Kita tahu bahwa setelah Nabi Muhammad SAW, menurut sunah, tidak ada lagi nabi-nabi – beliau adalah Penutup para nabi – tetapi masih ada awliya Allah. Dalam setiap abad mustilah ada 124.000 awliya Allah di bumi ini, setiap mereka mewakili satu dari 124.000 nabi-nabi yang telah diutus Allah semenjak awal penciptaan. Para awliya ini menyebar ke Timur dan Barat, Utara dan Selatan, mendidik manusia dijalan pengetahuan diri.
Pada setiap saat, bahkan jika kau sedang berada di sebuah diskotek, Tuhan bisa saja mengutus seseorang yang akan menarikmu kepada Nya. Kau bisa jadi sedang berada di sebuah masjid dan syaikh sedang berceramah, tetapi ada seseorang disebelahmu yang ternyata membuatmu lebih tertarik padanya, daripada kepada penceramah itu. Jangan meremehkan siapapun. Seorang awliya Allah mungkin saja berpapasan dijalan denganmu: tak ada yang tahu. Banyak awliya yang menemuimu di jalanan dalam wujud gelandangan atau dalam wujud lain yang mereka suka, dalam rangka menunjukimu jalan: jangan memandang rendah mereka.
Memberi Kepada Siapapun yang Meminta
Suatu hari saya sedang berjalan bersama syaikh ku di jalanan di kota Damaskus. Beliua selalu membawa uang receh disakunya. Beliau berkata, "Jangan pernah menolak orang miskin yang meminta-minta. Selalu bawa uang receh disakumu. Kau tidak tahu kapan seorang awliya Allah datang menemuimu dalam penyamaran sebagai seorang peminta-minta untuk mengujimu: apakah kau seorang dermawan atau bukan?". Hari itu kami menemui begitu banyak pengemis dijalanan. Beliau terus mengambil uang receh dan memberikannya, mengambil dari saku dan memberikannya. Dalam perjalanan balik, seseorang datang dan syaikh ku tidak punya uang receh lagi disakunya. Pengemis itu meminta sesuatu. Maulana Syaikh Nazim mencopot jam tangannya – benda itu sangat berarti bagi beliau karena itu adalah pemberian dari syaikhnya – dan memberikannya. Apa lagi yang bisa dilakukan? Beliau hanya punya jam tangan itu untuk diberikan. Setelah beliau memberikannya, kami berjalan lagi dan beliau berkata kepadaku, "Lihat kebelakangmu". Aku menoleh dan kulihat orang tadi telah menghilang. Beliau berkata, "Beliau adalah salah satu dari mereka. Jika aku tidak memberi jam tangan tadi, aku akan gagal dalam ujian ini".
Kau tidak tahu kapan Allah mendatangimu melalui para awliya Nya, menjangkaumu dan menunjukimu jalan menuju pengetahuan Nya. Allah mencintai semua orang. Jika Dia tidak mencintaimu Dia tidak akan menciptakanmu. Dia menciptakan kita dengan cinta Nya. Karena cinta itulah, Tuhan tak akan pernah membiarkanmu menderita. Tuhan akan selalu mendukungmu selama hidupmu sampai kamu bertemu dengan Nya. Kita semua akan bertemu dengan Nya. Tak seorangpun bisa lari dari pertemuan dengan Nya. Kita bisa saja lari didalam kehidupan ini – atau berfikir bahwa kita sedang lari. Dia berfirman:
Kami lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya sendiri.
(QS Qaf, 50:16)
Jika Dia begitu dekat dengan kita, mengapa kau lari? Kau tidak akan pernah bisa lari dari Nya. Jika kau lakukan itu, dengan segera dijatuhkan Nya kesulitan untuk membawamu kembali dan berkata kepadamu: "Kembali kesini! Kamu tidak pernah kapok". Apa yang bisa kita perbuat?
Orang duduk dan menghabiskan waktunya di depan televisi, dengan memakan makanan, bergunjing, bekerja, tidur. Tak apa-apa: kamu bebas untuk berbuat itu semua, dan Tuhan telah mengaruniaimu ini semua. Tapi luangkanlah juga waktu untuk Nya, seperti saat menghadiri suhbah ini. Kita meluangkan sedikit waktu untuk Nya dan ini tidaklah memberatkan. Sebaliknya, hal ini akan membawa berkah untukmu. Pada waktu-waktu yang dilalui seperti itu, kau tidak akan pernah mengalami depresi. Apa yang disabdakan Nabi SAW?
Berfikir (berkontemplasi/murakabah) selama satu jam adalah lebih baik dari beribadah selama tujuhpuluh tahun.
(Nuzhat al-Majalis. Hadis yang sama dengan beberapa bentuk penyampaian dikutip ad-Daylami dan Abu asy-Syaikh dalam al-'Adhamah diriwayatkan dari Abu Hurairah RA)
Untuk beribadah selama tujuhpuluh tahun adalah mustahil. Tak seorang pun mampu melakukannya. Banyak orang yang menunggu hingga berusia empatpuluh tahun baru mulai beribadah kepada Allah. Hingga ke waktu itu, mereka hanya "beribadah" kepada diri mereka sendiri. Ketika mencapai usia empatpuluh, mereka merasa sudah dekat dengan liang kubur dan baru mulai mengingat Tuhannya. Jadi mereka beribadah untuk selama duapuluh atau tigapuluh tahun berikutnya. Tak seorang pun yang beribadah selama tujuhpuluh tahun. Andaikan saja ada yang mampu untuk beribadah selama tujuhpuluh tahun penuh, meskipun begitu, demikian sabda Nabi SAW, mengingat Allah bahkan lebih baik dari itu. "Mengingat" berarti duduk sendirian, tidak memikirkan apapun selain Allah, dan memohon ampunan Nya, "Wahai Tuhan ku, aku adalah hamba yang lemah; ampunilah aku". Melakukan ini adalah lebih baik daripada ibadah selama tujuhpuluh tahun.
Ini sesungguhnya adalah ucapan dari Nabi SAW, dan harus sepenuhnya diperhatikan khususnya oleh orang-orang yang tidak pernah beribadah. Mengingat Allah memberi ganjaran pahala yang lebih banyak dari beribadah. Karena itu kau harus mengingat Allah dengan merendahkan dirimu, dengan hati yang hancur; tapi ketika berdoa, kamu seringkali beribadah kepada Nya dengan disertai egomu. Mereka yang berkata, "Kami akan pergi ke masjid, atau "ke gereja", atau "ke sinagog", adalah orang-orang yang ujub dengan diri sendiri. Kesombongan seperti itu akan menghijab/menutupi mereka dari cahaya Allah. Tapi ketika kau mengingat Allah dengan kerendahan diri, tirai kegelapan itu tidak akan pernah ada dihatimu. Selubung itu akan dicampakkan. Itulah sebabnya mengapa satu jam mengingat Allah dengan merendahkan diri adalah lebih baik daripada beribadah kepada Nya selama tujuhpuluh tahun dengan kesombongan.
Semoga Allah mengaruniai kita daya kekuatan untuk memahami dan mengingat Dia sebagaimana yang Dia kehendaki kita untuk mengingatnya. Semoga Dia mengarunia kita kekuatan untuk menjadi apa yang Dia kehendaki kita untuk menjadi: orang baik-baik, yakni orang yang menempuh jalan yang benar, as Siratu 'l-mustaqiim, jalan yang dikehendaki Allah untuk semua. Dan inilah jalan kebenaran. Allah telah berfirman kepadamu, "Aku memberi setiap orang jalannya masing-masing untuk ditempuh:
Setiap orang menempuh garis edarnya masing-masing.
(QS Yaa Siin, 36:40)
Bintang-bintang beredar dalam garis edarnya, bulan beredar di garis edarnya, matahari beredar pada garis edarnya; setiap bintang dan galaksi beredar pada garis edarnya, dan demikian juga halnya dengan umat manusia. Setiap orang punya jalan masing-masing.
Temukan jalanmu. Kau tak akan menemukannya kecuali jika ada pembimbing yang menunjukimu. Tanpa bimbingan, sangat sukar.
Mereka yang mengenal dirinya mengenal Tuhannya.
Karena itu, sebagai langkah awal, adalah mengenali dirimu, dan kau memulainya dengan duduk sendirian dan merenung. Bahkan tak seorang pun melakukan yang seperti ini. Meditasilah dengan hatimu. Ingat-ingatlah apa-apa saja yang telah kau lakukan sepanjang hari ini. Bertanyalah pada diri sendiri apakah kau orang baik atau bukan, atau kau telah menghancurkan hati seseorang. Evaluasilah dirimu. Jika kau lakukan ini selama empatpuluh hari berturut-turut, Allah akan mengirimkan cahaya kedalam hatimu yang akan membantumu memahami dirimu secara cepat, memahami apa yang ada disekelilingmu. Ketika kau memahami apa yang ada disekellingmu, kau akan memahami Tuhanmu. Tanpa cahaya itu, kau tak akan pernah memahami Tuhan mu. Periode empatpuluh hari adalah masa suluk, tanpa gangguan dari siapapun, baik istri, suami, maupun anak, duduk selama satu atau dua jam di kamarmu sendirian setiap harinya, mengingat.
Berikan kepada Allah hak-hak Nya! Dia yang telah menciptakanmu! Tak seorang pun yang memberi Nya hak Nya sedikitpun. Kita lebih peduli akan anjing dan kucing dan kuda dan ikan di akuarium, daripada kepada Allah, Yang Maha Kuasa lagi Maha Mulia. Apakah ini adil? Itulah sebabnya mengapa Allah mengirim depresi kepadamu. Seberapa banyaknya pun kau mendengarkan para rabbi, pendeta, ulama Muslim, atau rahib Budha, tak seorang pun mampu menarikmu dan mengangkatmu kecuali kau kembali kepada dirimu, benahi dirimu, dan berikan waktu untuk Tuhan mu.
===
Maulana Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani, "God's Messengers Free One from Depression", dari buku Pearls and Coral, Vol. 2, hal.150.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment